Surat Kepada Diriku yang Dulu adalah Seorang Gay

surat-kepada-diriku-yang-dulu-adalah-seorang-gay

Oleh Raphael Zhang, Singapura
Artikel asli dalam bahasa Inggris: A Letter To My Past (Gay) Self

Teruntuk Raphael,

Aku adalah dirimu sendiri di 10 tahun yang akan datang. Sebelum aku mulai berbicara tentang banyak hal, aku ingin kamu tahu bahwa Tuhan begitu mengasihimu dan kamu sangat berharga bagi-Nya.

Aku tahu kalau saat ini kamu tidak merasa kalau Tuhan benar-benar mengasihimu karena Dia memintamu untuk berhenti menjalin hubungan sebagai seorang gay. Kamu merasa bahwa satu-satunya kebahagiaanmu telah dihancurkan. Hatimu terasa sakit dan kamu pun mengeluh, “Bagaimana mungkin sesuatu yang kuanggap wajar ternyata salah?”

Aku mengerti. Perasaan bahwa perbuatanmu itu benar dan wajar tumbuh sejak kamu mulai merasakan gairah seksual terhadap laki-laki. Kamu merasa bahwa menyukai sesama lelaki adalah bagian dari jati dirimu dan kamu berpikir bahwa dengan mengikuti hasrat sebagai seorang gay, kamu dapat menemukan sebuah hubungan yang akan membuatmu bahagia.

Aku juga ingat sesuatu, Raph. Bagaimana mungkin aku bisa lupa tentang kisah cinta pertamamu dulu semasa kuliah? Jantungmu berdebar-debar tatkala lelaki yang kamu suka itu melihat ke arahmu, dan kamu juga membayangkan jika suatu saat dia bisa menggandeng tanganmu.

Aku juga ingat siapa yang menjadi pacar pertamamu. Kamu bertemu dengannya empat tahun kemudian. Aku tahu betapa bahagianya perasaanmu bersama dia.

Pasti ada banyak pertanyaan yang menggantung di benakmu sekarang. “Bagaimana bisa semua ini salah? Mengapa Tuhan melarangku untuk mengejar kebahagiaan? Mengapa Tuhan begitu kejam? Tuhan macam apa yang memintaku untuk menyangkal sesuatu yang kurasa sangat wajar bagiku?”

Mungkin saat ini sulit bagimu untuk percaya, tapi aku ingin memberitahu bahwa Tuhan memintamu berbuat demikian karena Dia begitu mengasihimu. Dia memanggilmu untuk keluar dari jerat hubungan sesama jenis. Tuhan itu tidak kejam seperti yang kamu pikirkan. Dia adalah Bapamu yang ingin menunjukkan kasih, anugerah, dan belas kasih-Nya kepadamu. Dia tidak ingin melihat dirimu perlahan dirusakkan oleh kehidupan yang dipenuhi oleh dosa.

Aku mohon, dengarkanlah aku. Pada akhirnya, aku telah melihat kebenaran di balik apa yang Tuhan telah lakukan selama 10 tahun, dan aku ingin membagikan kepadamu hal-hal apa saja yang telah aku pelajari—hal-hal yang kelak akan kamu lihat sendiri.

Menjadi seorang gay bukanlah dirimu yang sebenarnya. Ketika kamu menjadi seorang Kristen, sesungguhnya kamu telah menjadi anak Allah. Itulah identitasmu yang sejati, dan karena itu jugalah Bapamu selalu memperhatikanmu. Dia memanggilmu “anak”. Ya, kamu memang tertarik kepada sesama lelaki, tapi itu hanyalah apa yang kamu rasakan, bukan dirimu yang sesungguhnya. Kamu memiliki gairah sebagai seorang gay, tapi sejatinya kamu bukanlah seorang gay. Yang pertama, terutama, dan sampai selama-lamanya kamu adalah seorang anak yang begitu dikasihi oleh Allah.

Aku tahu kalau perasaan menyukai sesama lelaki itu terasa wajar bagimu. Aku pun masih bisa merasakan perasaan itu. Akan tetapi, Tuhan telah menunjukkan kepadaku, dan kelak Dia juga akan menunjukkannya kepadamu bahwa hasrat menyukai lelaki itu tidaklah wajar seperti yang ada dalam pikiranmu.

Apakah kamu masih ingat kalau dulu kamu selalu menginginkan untuk memiliki seorang kakak laki-laki yang dapat menjadi teladan ketika kamu beranjak dewasa? Ketika masih di sekolah dasar dulu, kamu mengagumi seorang anak laki-laki yang lebih tua darimu. Kamu menganggapnya sebagai seorang kakak dan kamu ingin diperhatikan olehnya. Lalu, apakah kamu juga ingat kalau dulu kamu begitu membenci masa-masa ketika kamu duduk di bangku SMP? Kamu sangat ingin bergaul akrab dengan laki-laki yang ada di kelasmu, namun ternyata kamu tidak dapat melakukannya. Tidakkah kamu menyadari kalau kedua hal ini ternyata saling berhubungan? Tuhan menunjukkan kepadaku bahwa kedua kisah ini terjadi karena dulu aku ingin seorang laki-laki mengajariku tentang bagaimana caranya menjadi laki-laki yang sejati.

Ketika keinginanmu untuk bergaul akrab dengan laki-laki di kelasmu itu tidak dapat terwujud, kemudian mulai tumbuh rasa suka kepada mereka, itu bukanlah suatu kebetulan. Keinginanmu untuk menjadi seperti mereka, ditambah lagi dengan masa pubertas yang kamu alami kemudian mengubah rasa suka itu menjadi hasrat untuk semakin mendambakan mereka.

Beberapa tahun belakangan ini, Tuhan menolongku untuk mengerti bahwa yang sesungguhnya aku inginkan adalah jati diri sebagai seorang laki-laki dan sebuah hubungan yang intim. Hubungan itu seharusnya aku dapatkan dari ayahku saat aku sedang bertumbuh dewasa. Jauh di dalam lubuk hatimu, sesungguhnya yang kamu inginkan adalah kasih sayang, rasa aman, dan perhatian dari seorang ayah.

Hasratmu untuk menjadi seorang gay bukanlah dirimu yang sesungguhnya. Mengejar hubungan sebagai seorang gay tidak akan membawamu kepada kebahagiaan yang sejati. Kenyataannya, pengejaranmu itu akan semakin menjauhkanmu dari apa yang sesungguhnya kamu butuhkan. Apa yang sesungguhnya kamu butuhkan adalah belajar tentang bagaimana membangun identitasmu sebagai seorang laki-laki sejati, dan menjadi hubungan yang akrab dengan laki-laki lainnya, namun bukan tentang bagaimana berhubungan seksual dengan mereka.

Semua ini mungkin terdengar rumit dan aneh bagimu sekarang, tapi aku akan mencoba menjelaskannya padamu dengan cara yang lain. Kamu tahu kalau selama ini kamu terus berusaha menjalin suatu hubungan yang sempurna dengan seorang laki-laki, tapi kamu tidak pernah mendapatkannya bukan? Awalnya kamu berpikir bahwa dia adalah laki-laki yang tepat, tapi kemudian tatkala kamu semakin dekat mengenalnya, kamu malah merasa bahwa dia bukanlah laki-laki yang tepat. Lalu, apakah kamu juga ingat betapa hancurnya hatimu ketika harapan-harapan yang kamu inginkan itu sirna? Semua itu terasa sulit dimengerti, bukan? Pernahkah terpikirkan olehmu bahwa kegagalan demi kegagalan untuk mendapatkan laki-laki yang tepat itu menunjukkan bahwa sesungguhnya yang kamu butuhkan itu bukanlah seorang laki-laki?

Pada kenyataannya, pencarianmu untuk menemukan laki-laki yang tepat itu justru semakin membawamu kepada putus asa dan rasa frustrasi. Ketika kamu merasa begitu kesepian dan mendambakan sebuah hubungan yang intim, kamu malah melarikan diri dengan meminum alkohol dan melakukan seks bebas dengan harapan kamu bisa menghilangkan rasa pedihmu secara instan. Kamu tahu kalau sesungguhnya pelarianmu kepada alkohol dan seks bebas itu hanya memberimu kenyamanan yang sementara dan akan membawamu ke dalam jurang dosa yang semakin dalam.

Kemudian, rasa bersalah dan malu akan datang menghantuimu sehingga kamu berbalik kepada Tuhan, memohon pengampunan-Nya dan berjanji kalau kamu tidak akan melakukan hal-hal itu lagi. Tapi, tidak lama setelah itu kamu malah terjatuh kembali ke ldalam dosa yang sama. Aku mengerti rasa sakit yang kamu rasakan ketika dirimu terjebak dalam lingkaran dosa itu. Aku tahu betapa dalamnya rasa penyesalanmu setiap kali kamu terjatuh lagi ke dalam dosa. Aku juga tahu betapa muak dan lelahnya dirimu karena terus menerus terjatuh dalam dosa-dosa ini.

Lalu, apakah kamu juga ingat malam-malam ketika kamu menangis sampai akhirnya jatuh tertidur? Aku ingat kalau di suatu malam kamu pernah menangis dengan tersedu-sedu karena kamu merasa begitu kesepian. Sebenarnya, saat itu kamu hanya tidak tahu bagaimana caranya untuk berbahagia. Apakah kamu ingat apa yang Tuhan katakan kepadamu malam itu? Dia berkata, “Percayalah kepada-Ku.” Aku tahu bahwa beberapa tahun setelah itu pun kamu masih tidak percaya bahwa Tuhan dapat memberimu kebahagiaan yang sejatinya kamu dambakan. Aku berada di sini untuk memberitahumu bahwa Tuhan adalah setia. Dia selalu menepati janji-Nya, namun bukan dengan cara-cara seperti yang ada dalam pikiranmu. Dia yang Maha Tahu akan memberimu sesuatu yang jauh lebih baik.

Tuhan akan menunjukkan kepadamu bahwa ada banyak orang Kristen yang juga memiliki hasrat sebagai seorang gay, tapi mereka lebih memilih untuk taat kepada Tuhan dengan cara tidak melakukan hal-hal yang dapat membangkitkan hasrat itu. Ada cara-cara lain yang lebih baik untuk menjalani kehidupan. Tuhan jugalah yang akan membawamu kepada orang-orang Kristen yang dapat berjalan bersamamu dalam perjalanan hidup ini. Aku menjamin bahwa sekalipun tantangan-tantangan akan tetap ada, kamu akan mengalami lebih banyak sukacita dan kedamaian di dalam hidup yang taat kepada Tuhan dan jalan-jalan yang Dia berikan.

Tuhan ingin menyembuhkan setiap bagian hatimu yang terluka dan hancur. Membiarkan dirimu larut ke dalam hubungan sesama jenis tidak akan pernah membuat dirimu merasa utuh; itu hanya akan membuat luka-luka dalam hidupmu semakin dalam. Percayalah kepadaku, aku sudah pernah mengalami itu semua. Sekarang aku menyadari bahwa Tuhan itu penuh belas kasih dan Dia sungguh mengasihimu ketika Dia memintamu untuk berhenti mengikuti hasrat gaymu itu. Ketika kamu membiarkan dirimu larut dalam hasrat gay itu, kamu hanya menyakiti dirimu sendiri. Bagaimana bisa seorang Bapa yang begitu baik memilih untuk diam saja dan membiarkan anak-Nya terus terjatuh ke dalam dosa yang membawa kepada kepedihan?

Tuhan ingin menyembuhkan hatimu yang hancur dan membalut luka-lukamu (Mazmur 147:3). Akan tetapi, kamu harus berhenti menyakiti dirimu sendiri supaya Tuhan dapat membalut luka-luka itu. Berdiam dirilah, jangan melawan, dan kamu akan tahu bahwa Dia adalah Tuhan yang mengampuni dan memulihkanmu (Mazmur 46:11, Mazmur 103:3).

Ya, memang sampai saat itu rasa tertarik kepada sesama laki-laki itu masih ada, tapi aku telah memutuskan untuk tidak lagi mengikuti hasrat itu. Sekarang, aku mampu mengatasi hasrat itu setiap kali ia muncul. Tapi, kamu harus tahu kalau sekarang aku justru merasa jauh lebih berbahagia dan damai daripada dulu ketika aku masih berusaha untuk menjalin hubungan sebagai seorang gay. Mungkin saat ini kamu masih belum mengerti, tapi percayalah. Kamu bisa percaya kepadaku; aku telah mengalami semua itu, Raph. Kamu harus tahu bahwa Tuhan dapat dipercaya. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Dia akan meluruskan jalanmu (Amsal 3:5-6).

Teruslah berpegang kepada Tuhan, karena Dia juga terus memegangmu. Kelak, kamu juga akan merasakan seperti apa yang dirasakan oleh Yakub ketika ia bergulat dengan seorang malaikat Tuhan (Kejadian 32:22-32). Jangan pernah lepaskan Tuhan. Sekalipun kamu merasa begitu banyak pergumulan yang kamu hadapi, atau kamu merasa sangat lemah dan ingin menyerah, jangan pernah lepaskan Tuhan dari hidupmu. Pergulatanmu dengan setiap tantangan dan cobaan yang kamu hadapi akan setimpal dengan hasil yang kamu terima. Sama seperti Tuhan memberkati Yakub, demikian juga Dia akan memberkati kamu lewat setiap pergumulan yang kamu hadapi.

Ketika kamu berpegang pada Tuhan, kamu akan semakin mengenal-Nya lebih dekat. Kamu akan mengetahui bahwa Tuhan bukanlah Tuhan yang tidak peduli atau tidak masuk akal. Dia begitu mengasihimu sehingga Dia tidak akan pernah meninggalkanmu. Dia peduli akan keadaanmu dan Dia selalu ingin memberikan yang terbaik kepadamu. Dia adalah Bapa yang penuh kasih, Dia ingin kamu berada dalam rencana-Nya yang terbaik. Semua itu Dia lakukan untuk menyelamatkanmu dari rasa sakit dan penderitaan.

Jadi, janganlah kamu salah paham terhadap Tuhan. Dia bukanlah Tuhan yang kejam. Lewat campur tangan-Nya yang ilahi dalam kehidupanmu, Tuhan sedang menunjukkan cinta, anugerah, dan belas kasih-Nya kepadamu. Dia memanggilmu keluar dari kehancuran supaya kamu mendapatkan keutuhan. Dia memanggilmu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9).

Maukah kamu mempercayai Tuhan? Maukah kamu berpegang kepada-Nya? Maukah kamu membiarkan-Nya memberkati dirimu?

Dari dirimu sendiri di masa depan

Baca Juga:

Ketika Aku Tidak Bisa Merasakan Hadirat Tuhan

Dalam sebuah acara konvensi nasional, aku begitu berharap dapat merasakan hadirat Tuhan di situ. Tapi, orang-orang lain tampak begitu menikmati hadirat Tuhan, aku malah tidak merasakan apapun. Sejujurnya aku kecewa, tapi kemudian aku menemukan bahwa ternyata aku telah salah mengartikan kehadiran Tuhan.

Bagikan Konten Ini
16 replies
  1. Rex
    Rex says:

    Hidup hanya sekali dan jujur saya tidak ingin kembali lagi ke zaman batu ketika saya memiliki begitu banyak tantangan mengenai jati diri saya sebagai seorang gay. Istilah zaman sekarang tulisan ini adalah tulisan galau. Saya penasaran bagaimana kehidupan penulis sekarang.

    Saya tidak akan mengatakan bahwa curahan hati di atas salah karena saya juga pernah mengalami titik yang mungkin sangat rendah seperti penulis. Tetapi seiring dengan berjalan waktu, saya bertumbuh dewasa dalam pikiran, fisik, psikologis dan iman bahwa Tuhan selalu memberi pertolongan dan kekuatan.

    Menurut saya gay itu warna kulit. Alangkah begitu susahnya menganti warna kulit. Karena itu merupakan suatu identitas, jati diri. Silahkan jika ada yang ingin mengganti atau merubah identitas nya. Jujur saya katakan, saya sudah melewati jalan itu dan saya sangat menderita.

    Sekarang, saya mungkin adalah satu dari gay di Indonesia yang paling bahagia karena saya adalah diri saya yang terbuka, istilah nya “came out”, Ibu saya, kakak, paman dan banyak teman saya yang sudah tahu setelah saya beri tahu. Rasanya seperti ada yang melepas 10000000 ton beban dari pundak saya. Dan saya bersyukur kepada Tuhan karena keluarga menerima saya dengan tangan terbuka.

    Kuncinya adalah penerimaan atas diri sendiri. Saya menerima diri saya sebagai seorang gay dan berusaha untuk mempertanggungjawabkan. Tuhan mengasihi segala mahluk ciptaanNya termasuk saya.

    Tuhan lah yang pertama mengasihi saya sehingga saya dimampukan untuk mengasihi orang lain. Dalam hal ini sesama saya pria. Kasih/cinta itu murni ketika jika kita ingin orang yang kita sayangi merasa aman, nyaman, dicintai dan diperhatikan dan merasa bahagia. Coba sekarang saya bertanya, dimana letak kesalahan nya itu?

  2. Helly Gukguk
    Helly Gukguk says:

    benar, gay homoseksual itu penyakit jiwa. Tuhan tidak bisa menerima seorang gay apalagi menikah di gereja dengan sesama gay, percuma juga beribadah, karena iman yg dimiliki seorang gay itu.kosong. tapi gereja bisa membantu pertobatan kaum gay, mudah-mudahan cepat bertobat.

  3. Helly Gukguk
    Helly Gukguk says:

    @daniel @rex semoga kaum gay bisa membaca pesan saya ini. gay ini sudah ada ribuan tahun yg lalu. dalam bible Alkitab pun jelas tertulis di Roma 1 :26-27 jelas disitu tertulis menjadi gay adalah sesat dan mesum. coba baca juga Markus 9 : 43;45;47 tangan, kakimu, matamu, jika menyesatkanmu penggallah daripada tubuhmu dibuang ke dalam neraka. buat @Rex coba baca Yohanes 14:24 barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firmanKu. Anda tidak menuruti firmanNya bagaimana anda bisa katakan anda mengasihi Yesus? buat @Daniel @Rex coba baca Roma 6:6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sekarang ditubuh Gay Homoseksual sedang berkuasa dosa, lalu anda katakan anda Kristen? seorang Kristen tidak akan melukai Tuhan Yesus yg rela disalibkan untuk menebus dosa manusia, kemudian menjadi hamba dosa iblis karena nafsu sesatnya. bertobatlah @Daniel @Rex Gay homoseksual yg baca pesan ini, Percuma anda beribadah berdoa Tuhan tidak akan menerima ibadah anda, iman anda kosong, masih ada waktu, bertobatlah baca I Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Semoga anda yg punya penyakit jiwa gay homoseksual bertobat jadilah Kristen yg beriman.

  4. Lasma
    Lasma says:

    @Rex, Suatu hal yang baik keluarga bisa menerima kondisimu, tapi jangan karna hal itu malah menganggap Allah membenarkan gay. Coba baca Alkitabnya lagi. Banyak ayat yang terang2an menjelaskan homoseksual itu dosa.

    Allah itu penuh kasih, tapi tidak bisa dipermainkan. Jangan sampai kita menikmati dosa karena mengira kasih Allah gampang diterima. Ingat, Allah yang sekarang adalah Allah yang sama. Yang mengasihi dengan setia, tapi juga menghukum dengan adil.

  5. Dan
    Dan says:

    memang manusia sekarang sudah banyak yg rusak, saya tadi jumpa gay seorang penjual aqua galon, awalnya saya pikir dia normal ternyata mulai matanya kedip-kedip. seorang bapak-bapak, memang sudah sakit manusia sekarang. Saya ingatkan buat para gay, homo, lesbian sampaikan ke kaum kalian, neraka seratus persen buat kalian, saya sudah pesankan tumpas habis, jangan bermimpi masuk surga. Saya tidak main-main dengan ucapan saya, jangan berkhayal kalian bisa lolos. Kenapa penyakit gay bisa hidup di tubuh kalian, dasar manusia aneh. Kalian kaum gay mau bertobat itu urusan kalian, tapi ingatlah sehelai rambutpun kaum gay tidak akan bisa masuk surga.

  6. Verena
    Verena says:

    Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian (Imamat 18 : 22)
    Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri. (Imamat 20 : 13)
    Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu s tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1 Korintus 6 : 9-10)
    sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. (Yudas 1 : 7)

    @daniel @rex masih mau membantah firman Tuhan? Jika anda betul-betul mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, harusnya anda ttidak akan sampai hati utk menyakiti Tuhan yg telah berkorban di kayu salib dengan dosa yang kalian lakukan. Suka/tidak, perbuatan kalian adlh kekejian di mata Tuhan. Hati-hati dengan perasaan ‘nyaman’ yang anda rasakan sebagai gay, karena itu adlh jebakan si jahat utk enjauhkan kalian dari kekudusan. Ingat, tubuh kita adlh bait Tuhan, krn itu segala kekejian termasuk osa gay, akan menghilangkan kekudusan dan kemuliaan Allah di dalam jiwa kita.
    Jika anda mengaku mengasihi Allah, namun tidak berusaha untuk bertobat (at least mengakui bahwa mnjd gay adlh salah) maka sebenernya anda sedang berdusta terhadap diri anda sendiri dan terhadap Tuhan.
    Saya tidak men-judge anda, tapi mengingatkan anda sbg sesama saudara seiman. Yang men-judge anda adalah kitab suci, bukan saya. Trims.

  7. Arsip
    Arsip says:

    @Dan
    Membaca komentar anda, saya hanya bisa geleng2 kepala. Anda pikir anda ini siapa??? Orang sucikah, yang sudah tidak pernah berbuat dosa sama sekali???
    Sehingga bisa mengeluarkan ancaman dan ultimatum yang sedemikian, di dalam statement anda!
    Ini ada perikop yang pas untuk anda baca dan renungkan: Lukas 18:9-14

    Kalau anda tanya “Kenapa penyakit gay bisa hidup di tubuh kalian, dasar manusia aneh.”
    Saya bisa beritahu, suatu saat jika anda bertemu seseorang yg menderita penyakit langka (misal, “hidrosefalus” , cari sendiri di google jika tidak tahu)
    Silakan, anda ucapkan lagi umpatan yang sama kepada orang tsb: “Kenapa penyakit ini bisa hidup di tubuh kamu, dasar manusia aneh!”
    Siapa tahu, dengan umpatan anda, orang itu jadi terinspirasi untuk “meninggalkan penyakit tsb”.

    Tapi ini hanya ilustrasi saja. Poin saya: Jika memang bisa memilih sendiri, maka tidak ada orang waras yang dengan suka rela ingin kena penyakit langka di atas, termasuk mengalami struggle menjadi gay ini. Anda tidak tahu kan betapa menderitanya mereka, mengalami penyakit maupun struggle ini, anda hanya melihat luarnya serta langsung menganggap mereka sebagai pendosa.

    Saya pikir, sikap anda ini cerminan orang Farisi di jaman modern yang berdoa di dalam hatinya: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah (apalagi gay!), dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.

    FYI, saya punya seorang adik rohani yang bergumul dengan ketertarikan sesama jenis, dan dia sudah bbrp tahun ini ngambek dan ogah ke gereja lagi, karena sangat sakit hati dengan sikap judging dari orang-orang ‘maha suci’ semacam anda , yang dia jumpai di gereja.
    Setelah membaca komentar anda, sekarang saya mulai mengerti ya, kenapa dia bisa sampai segitu sakit hatinya kepada umat Tuhan.

  8. Arsip
    Arsip says:

    @Helly Gukguk
    @Dan
    @Verena
    tapi termasuk @all, yg baca pesan ini

    Buat kalian yang tidak ngalami sendiri betapa beratnya seseorang yang mengalami pergumulan ini, sehingga kalian hanya melihat dari luar saja (namun anehnya, merasa sudah pintar dan sangat mengerti, sehingga kalian cenderung menghakimi dengan menggunakan ayat-ayat Alkitab sebagai ‘senjata’).

    Ketahuilah, jika memang bisa memilih, maka tidak ada orang waras yang akan dengan sengaja memilih untuk terkena penyakit langka seperti hidrosefalus (atau penyakit berbahaya lainnya, apapun itu) .

    Begitu juga halnya dengan issue ini: TIDAK ADA orang waras yang akan secara sengaja, memilih sendiri untuk mengalami / memiliki ketertarikan sesama jenis.

    Jadi untuk kalian yang senang menasehati (walau mungkin dengan maksud baik) , ini sama saja ya jika kalian, misalnya, bertemu dengan seseorang yang mengalami kelumpuhan sehingga harus menggunakan kursi roda, lalu kalian mulai menyemangati (baca: mengkhotbahi) orang tsb agar segera ‘bertobat’ dan segera berusaha berjalan di atas kaki sendiri serta berhenti menggunakan kursi roda lagi karena itu sangat tidak normal dan tidak lazim.

    Ini mmg hanya analogi, namun bisa dikatakan mirip seperti itu ya, apa yang kalian lakukan lewat komentar2 kalian di atas.

    Di sini saya bukan ingin membela maupun membenarkan perilaku / gaya hidup bebas kaum gay. Saya juga orang Kristen dan TAHU mana yang benar, mana yg salah.
    Namun saya kenal beberapa saudara seiman dari keluarga baik2 yg bergumul dengan issue ini, yang selama bertahun-tahun terpaksa menyembunyikan identitas / orientasi seksual mereka yg berbeda karena takut dan malu, sehingga hidup mereka sangat tertekan dan menderita.
    (tidak seperti @Rex yang cukup beruntung bisa open dengan keluarganya namun tetap diterima dan dikasihi)

    Roma 2:1
    “Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.”

    Daripada menghakimi orang lain, yuk kita introspeksi diri. Lukas 18:9-14.

  9. Aldevaro
    Aldevaro says:

    Dengan nama Allah yg suci,
    Tuhan yg mengasihi dan memberkati

    @Verena,

    Terima kasih banyak atas segala nasihat yg anda sampaikan. Semoga sedikit banyaknya dapat menyadarkan kaum-kaum yg lalai. Memang benar, saya secara pribadi menyadari dan meyakini betul bahwa perbuatan homoseksual itu adalah Dosa dan pasti akan di balas oleh tuhan dengan neraka, itu pun jika saya tidak sempat bertobat kepada tuhan sebelum ajalku tiba.

    Dan saya telah bertobat kpd Tuhan, dan berjanji setia semampu saya untuk meninggalkan hasrat suka sesama jenis yg hampir sudah mendarah daging di tubuh saya. Meskipun berat terasa, namun saya yakin, Tuhan akan menolong setiap hamba_Nya yg berniat tulus setia kembali ke jalan_Nya. Dan saya yakin, atas izin Tuhan, saya pasti bisa berpijak kembali di jalan yg lurus yg sebagaimana di Ridhoi & di berkati Tuhan.

    Dan sebenarnya, sekarang ini ada 1 hal BESAR yg sangat mengganjal di benak saya, setelah saya bertobat kpd Tuhan dengan sungguh-sunguh semampu jiwa raga saya.

    Yaitu : adanya perasaan tidak nyaman di hati ketika saya membaca dan merenungi dengan seksama, dan membacanya berulang kali, bahkan mencari penjelasan kesana kemari, tentang ” Surat 1 Korintus : 6 :9-10 ” yg sebagaimana @verena sebutkan di atas.

    “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah?”

    ” Janganlah sesat! Orang cabul, PENYEMBAH BERHALA, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1 Korintus 6 : 9-10)

    Dalam surat diatas, salah satunya di sebutkan bahwa : PENYEMBAH BERHALA , tidak akan mendapat kerajaan Allah.

    Setelah saya cari-cari kesana kemari, tentang arti BERHALA , dan saya temukan salah satunya menurut kbbi , BERHALA yaitu : “PATUNG dewa atau sesuatu yang didewakan yang DISEMBAH dan dipuja”

    Lantas, bagaimana dengan patung² Yesus yg disembah oleh kita² umat kristiani ? Bukankah ia termasuk kedalam kategori BERHALA?

    Jika iya, berarti berdasarkan surat 1 Korintus 6 : 9-10 itu, kita TIDAK DI PERKENANKAN menyembah/ memuja / mendewakan Tuhan yg lain selain Allah saja.

    Begitupun saya cari² di Surat & ayat-ayat al-kitab lainnya, bahwa Yesus tidak pernah meminta untuk di sembah, melainkan Dia meminta untuk di ikuti ajarannya, karena Dia (yesus ) mengakui dirinya hanyalah sebagai utusan. Bukan sebagai TUHAN.

    “Tetapi Yesus berseru katanya: “Barangsiapa percaya kepadaku, ia bukan percaya kepadaku, tetapi kepada Dia (Allah), yang telah MENGUTUS Aku; dan barangsiapa melihat Aku, (seakan-akan) ia melihat Dia (Allah) yang telah MENGUTUS Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.” (Yohanes 12:44-46)

    Dan dalam Al-Kitab versi bahasa inggris, Yesus itu di tuliskan dengan kata “LORD ( Tuan )”. Bukan “GOD (Tuhan)” .

    Jadi, setelah saya bertaubat sungguh-sungguh,
    Dan mengkaji lebih dalam tentang Al-kitab, tentang perjanjian lama dan juga perjanjian baru. Akhirnya saya merasa bahwa , apa yang selama ini saya lakukan , tidak sejalan dengan apa yg Yesus perintahkan.

    Maaf, bukan saya merasa so’ suci atau lebih baik dari anda. Saya hanya sekedar mengungkapkan apa yg saya temukan di Al-Kitab.

    Yesus hanya memerintahkan untuk menyembah Allah saja.

    Matius 10 : 34-36
    “Engkau harus menyembah Tuhan, ALLAH-mu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”

    Ulangan 4 : 35
    “Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui bahwa Tuhanlah ALLAH tidak ada yag lain kecuali Dia”

    Markus 12 : 29
    Jawab Yesus :”Hukum yang terutama ialah Dengarlah hai orang-orang Israel, Tuhan ALLAH kita, Tuhan itu Esa”

    Lukas 6 : 12
    “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman ia berdoa kepada ALLAH”

    Matius 4 : 10
    Engkau harus menyembah Tuhan, ALLAH-mu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”

    Ulangan 4 : 39
    Sebab ketahuilah bahwa pada hari ini dan camkanlah bahwa Tuhanlah ALLAH yang di langit dan di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain”

    Semoga kita semuanya Tersadar, dan kembali kepada ajaran yang benar.

    #jujur kepada hati kecil ini, ingin belajar dengan serius mencari agama yg benar² murni . Lurus.
    Semoga Tuhan mengasihi dan memberkati

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *