Jangan Menyerah

Selasa, 25 April 2017

Jangan Menyerah

Baca: Galatia 6:1-10

6:1 Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.

6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

6:3 Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.

6:4 Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.

6:5 Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.

6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.

6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. —Galatia 6:9

Jangan Menyerah

Bob Foster adalah seorang mentor dan sahabat yang tidak pernah berhenti mendukung saya selama lebih dari 50 tahun. Persahabatan dan penghiburan yang diberikannya tidak pernah berubah, bahkan di saat saya mengalami masa-masa kelam. Semua itu telah menolong saya untuk tetap maju dalam hidup ini.

Kita sering berniat menolong seorang kenalan kita yang sedang membutuhkan pertolongan. Namun, ketika kita tidak melihat adanya perkembangan yang langsung terjadi, niat kita melemah dan akhirnya kita tergoda untuk menyerah saja. Kita mengharapkan adanya perubahan secara cepat, tetapi yang terjadi justru proses yang panjang.

Rasul Paulus mendorong kita untuk bersikap sabar saat menolong satu sama lain melewati berbagai kesulitan dan pergumulan hidup. Ketika menulis, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu” sehingga kita “memenuhi hukum Kristus” (Gal. 6:2), Paulus membandingkan tanggung jawab kita dengan kerja keras, waktu, dan penantian seorang petani yang mengharapkan panen.

Berapa lamakah seharusnya kita berdoa dan melayani mereka yang kita kasihi? “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (ay.9). Berapa kali seharusnya kita menolong mereka? “Selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi teRutama kepada kawan-kawan kita seiman” (ay.10).

Hari ini, Tuhan mengajak kita untuk senantiasa mempercayai-Nya, tetap setia melayani sesama, tetap berdoa, dan tidak lekas menyerah! —David McCasland

Bapa di surga, berikanlah kepada kami pengharapan dan ketekunan untuk terus setia melayani dan menolong sesama kami.

Dalam doa kita berseru kepada Allah “yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan”. —Efesus 3:20

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 21-22; Lukas 18:24-43

Bagikan Konten Ini
18 replies
  1. Gunawan
    Gunawan says:

    Kalau kita menolong sesama belum sampai pada keadaan di mana kita sendiri merasa direpotkan, rasanya memang belum selesai semuanya.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *