Dua puluh tahun yang lalu, tepatnya tahun 2000, aku masih duduk kelas 2 SD Negeri di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Satu kelas hanya diisi dengan 22 siswa, termasuk aku. Bangunanya juga tidak sebagus sekarang. Dulu, temboknya bisa mengelupas sendiri karena termakan usia.
Beberapa minggu terakhir ini, aku dikejutkan dengan kabar kepergian figur yang aku tahu. Kabar pertama datang dari seorang pendeta di gerejaku tempatku berjemaat dahulu, dan juga kepergian seorang musisi Indonesia.
Hari pertama tahun 2020 dibuka dengan bencana banjir yang menimpa kawasan di Jabodetabek. Dampaknya, aktivitas warga jadi terbatas, pun ada korban jiwa melayang. Namun, yang menarik adalah tindakan yang dilakukan pasca banjir untuk mencegah bencana serupa terulang di kemudian hari.
Karuna Sankara, nama yang kupilih untuk bayi perempuanku. Dia lahir di bulan kesepuluh, hari kelima belas, pukul 04:00 pagi di salah satu klinik bidan di Surabaya. Dia anak perempuan yang menggemaskan dengan berat 3,3 kilogram dan panjang 52 cm.
Beberapa waktu lalu, aku dipercaya untuk membawakan firman pada perayaan Natal yang kantorku selenggarakan dengan suatu panti jompo.
Apa yang dapat aku bagikan, Tuhan? Aku berdoa. Aku hanya 25 tahun, mungkin pengalaman hidup juga tidak seberapa. Apalagi dibandingkan dengan orang-orang tua di sana.
#WSKSaTeFilipi: Kisah Romo Damien selalu menjadi inspirasiku. Beliau berumur 24 tahun ketika berlayar dari kampung halamannya di Belgia untuk melayani orang-orang Hawaii.
Dua tahun yang lalu, aku memiliki kerinduan untuk membawa satu jiwa bisa mengenal Tuhan. Kerinduan itu pun dijawab Tuhan dengan berita bahwa aku berhasil diterima di salah satu universitas di Taiwan. Aku begitu bersemangat, sebab di negeri yang akan kutuju itu ada banyak orang yang belum mengenal Tuhan.
Aku dilahirkan di keluarga bukan Kristen yang cukup taat beribadah. Bahkan, kedua orangtuaku pernah menyekolahkanku di sebuah sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Teman-temanku di sekolah juga mengenalku sebagai anak yang baik dan saleh. Mereka merasa kalau aku selalu mengajar dan mengingatkan mereka untuk menjadi semakin baik.