Sebuah Pengingat Mengapa Tubuh Jasmani dan Rohani Perlu Dilatih
Oleh Ernest Martono, Jakarta
Biasanya tembok ruang gym dikelilingi cermin. Di sudut mana pun berdiri, kita selalu dapat melihat bayangan kita. Cermin di dalam ruang gym bertujuan menyadarkan kita akan bentuk tubuh kita sendiri (bukan untuk ngintipin orang lain, yah). Apakah bentuk tubuh kita sudah seideal yang kita mau atau belum. Jika belum kita bisa mengusahakannya, menambah apa yang perlu. Tak kalah penting, cermin menolong kita sadar akan kesalahan postur saat berolahraga agar tidak cedera. Jadi, cermin sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bentuk tubuh (selain untuk narsis).
Sayangnya, gym tidak menyediakan cermin yang dapat menampilkan tubuh rohani. Kalau seandainya ada cermin yang mampu menampilkan tubuh rohani kita, akan seperti apakah penampakannya? Apakah langsing atau kering? Apakah besar berotot atau layu merosot? Rasanya tanggung jika kita hanya melatih otot tubuh, tapi tidak dengan otot iman kita. Keduanya penting bagi Tuhan, dan perlu kita perkuat.
Tuhan Butuh Otot Tubuh Kita
Ada sebuah istilah umum: dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Ibadah yang kita lakukan selalu melalui tubuh. Ibadah selalu terjadi di dalam tubuh jasmani. Roh kita tidak melayang-layang ke awan untuk bertemu Tuhan. Maka, jika tubuh sehat tentu kita tidak akan kesulitan untuk beribadah. Bayangkan jika kita harus berdoa di malam hari sesudah hari yang melelahkan, pasti kita akan kesulitan untuk fokus. Hal itu terjadi karena tubuh kita meminta beristirahat. Itu adalah respons wajar tubuh. Kita bisa paksakan berdoa, tapi hasilnya tidak akan semaksimal jika tubuh kita masih banyak memiliki energi.
Di dalam kasus lain, kelebihan berat badan akan mengganggu stamina. Beberapa teman yang obesitas cenderung mudah letih, meskipun tidak semua seperti itu. Keletihan akan membuatnya lebih cepat untuk berhenti dan beristirahat. Bandingkan jika orang yang sama memiliki berat tubuh ideal. Staminanya akan bertambah dan akan butuh waktu lama baginya untuk letih. Akhirnya dia dapat mengerjakan pekerjaan kerajaan Tuhan lebih banyak lagi. Dia tidak kesulitan untuk menggerakan tubuhnya bekerja bagi Tuhan. Jadi, kesehatan tubuh itu penting bagi pekerjaan Tuhan.
“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” (Matius 6:11).
Dalam doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan untuk berdoa untuk kebutuhan fisik kita. Tentu Yesus tahu betapa pentingnya kesehatan fisik kita bagi kerajaan Tuhan. Pada hari ini Yesus berkarya lewat tubuh kita. Dia sudah tidak memiliki tubuh fisik lagi dalam dunia ini. Yesus sudah terangkat ke surga. Di dunia ini hanya ada tangan kita dan Yesus berkarya melalui tangan kita. Oleh sebab itu, kita tidak perlu khawatir. Tuhan Yesus mau merawat segala kebutuhan tubuh kita sesuai hikmat-Nya. Kita pun perlu menjaganya untuk tetap sehat dan bugar. Yesus butuh tubuh kita dalam kondisi terbaiknya. Tubuh kita perlu makanan bergizi, berolahraga, pola istirahat yang rutin, dan masih banyak lagi usaha yang perlu kita lakukan agar selalu siaga untuk Tuhan pakai. Lantas, bagaimana dengan tubuh yang lemah karena sakit penyakit? Apakah Tuhan tidak mau memakainya?
Gym bagi Otot Rohani
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. (2 Korintus 4:16-17).
Dalam pelayanannya, Paulus berulang kali mengalami kelemahan-kelemahan fisik. Namun, kelemahan fisik yang diderita tidak menghalangi dirinya melayani Tuhan. Paulus memberi kepada kita rahasianya. Dia memusatkan pandangan pada apa yang bersifat kekal. Dia tahu masa baktinya pada Tuhan dalam dunia akan berakhir. Ketika itu terjadi, ‘kemah’ Paulus dalam dunia ini akan dibongkar oleh kematian. Kemudian akan diberikan tubuh baru oleh Kristus. Lantas, bagaimana agar kita bisa membentuk tubuh rohani kita secara ideal?
Pertama, kita perlu mengetahui apakah tubuh rohani kita telah ideal atau belum. Kalau di gym ada cermin untuk menampilkan seperti apa bentuk tubuh fisik kita, bagi tubuh rohani kita cermin itu adalah firman Tuhan (Yakobus 1:23). Jadi jika kita ingin melihat seideal apakah tubuh rohani kita, kita tidak bisa melakukannya tanpa firman Tuhan. Segala yang tubuh rohani kita butuhkan dapat tercukupi oleh firman Tuhan. Jadi disiplin rohani sangat kita butuhkan. Kita perlu membaca firman, mendengar khotbah, merenungkan firman, menggali Alkitab, mendoakan firman, dan berbagai disiplin lainnya.
Namun, ada juga cara lain untuk membentuk otot iman kita, yaitu melalui penderitaan. Banyak orang yang rela ‘membuat sakit ototnya’ agar tubuhnya terlihat ideal. Mereka berlatih angkat beban hingga rasanya lengan mau copot agar otot lengannya terbentuk. Begitu juga dengan otot iman kita. Ini bukan berarti kita harus menyiksa diri dan dengan sengaja membuat masalah hidup.
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. (Yakobus 1:2-3).
Kerohanian Paulus terbentuk bukan hanya karena disiplin rohani yang dikerjakannya. Ada juga pencobaan dan penderitaan hidup yang membentuk manusia rohaninya. Yakobus sendiri mengatakan kita perlu berbahagia ketika menghadapi pencobaan karena akan menghasilkan ketekunan. Lalu, bagaimana caranya supaya penderitaan dan pencobaan itu tidak menghancurkan kita tapi, justru membentuk kita? Kembali lagi, firman Tuhan akan memberi kita kekuatan dan apa yang perlu agar kita bertahan.
Ajaibnya, Tuhan juga campur tangan dalam penderitaan yang kita alami. Dalam surat Roma, kita diingatkan bahwa bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Jadi kita tidak perlu khawatir, di tangan Tuhan penderitaan yang kita alami akan berakhir pada pembentukan diri kita. Bukan untuk menghancurkan kita. Tuhan pandai memakai yang buruk untuk maksud baik.
Jika kita sesemangat itu membentuk tubuh fisik kita, mengapa tidak dengan tubuh rohani kita? Jadi, teruslah berjuang membuat diri kita sehat baik secara fisik dan rohani. Keduanya perlu seimbang, sebab Tuhan semesta alam membutuhkannya untuk mendatangkan kerajaan Allah di dunia ini.
Kamu diberkati oleh artikel ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu ♥