Ketika Tuhan Memulihkan Keluargaku yang Hancur

ketika-tuhan-memulihkan-keluargaku-yang-hancur

Aku dibesarkan di keluarga broken-home. Sejak aku masih kecil, aku sudah sering menyaksikan kebencian, kecemburuan, amarah, dan emosi-emosi negatif yang memperburuk keadaan keluargaku. Ayahku sering mengancam ibuku untuk bercerai, tapi karena usiaku dan saudara-saudaraku yang masih kecil, ibuku tidak setuju.

Ketika aku berusia 11 tahun, kakak lelaki dan perempuanku melarikan diri dari rumah karena tidak tahan lagi dengan masalah-masalah yang harus dihadapi. Waktu itu, keluargaku tidak tergabung ke dalam kelompok agama atau kepercayaan apapun, dan aku juga bukan orang percaya. Sekalipun aku memiliki banyak teman-teman yang Kristen, tapi aku tidak tahu apa-apa tentang Yesus.

Ketika aku duduk di bangku SMP, kedua orangtuaku kembali ingin bercerai. Aku begitu marah dan kecewa karena adik lelaki dan perempuanku menjadi korban dari kemarahan orangtuaku. Keadaan keluarga kami pun memburuk, sehingga adik perempuanku harus tinggal di rumah bibiku selama beberapa bulan. Bahkan, adik lelakiku hampir saja diadopsi oleh orang lain, tapi ibuku menolak. Akhirnya, pamanku memutuskan untuk mengasuh adikku untuk sementara supaya menghidarkannya dari hal-hal yang tak diinginkan. Tatkala kedua orangtuaku bertengkar, sesudahnya ibuku akan pergi menginap di rumah saudaranya selama beberapa hari. Di usiaku yang ke-13 tahun, aku pindah ke sebuah asrama yang jauh dari rumah. Tapi, aku selalu merasa pedih tiap kali berpikir tentang keluargaku. Aku merasa terjebak di dalam situasi tanpa harapan.

Suatu hari, aku pergi ke kamar temanku yang Kristen dan meminjam ponselnya untuk mendengarkan musik. Karena dia seorang Kristen dan melayani sebagai pemusik di gereja, jadi hampir seluruh lagu di ponselnya adalah lagu rohani. Ketika aku mendengar lagu Hillsong yang berjudul “Shout to the Lord”, aku merasa tenang dan nyaman. Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang saat itu terjadi kepadaku, tapi aku merasa hatiku tersentuh dan air mataku mulai menetes. Sejak saat itu, aku sering meminjam ponsel temanku hanya untuk mendengarkan lagu-lagu rohani. Setiap kali aku mendengarnya, hatiku merasa terhibur dan tenang.

Di usiaku yang ke-14 tahun, untuk pertama kalinya aku pergi ke gereja. Waktu itu, pendeta di sana menyampaikan khotbah tentang harapan untuk umat manusia. Ketika dia berkata bahwa dia mau berdoa untuk orang-orang yang membutuhkan harapan, aku pun berdiri. Aku mencoba meniru temanku. Aku menutup mataku, tapi aku tidak tahu apa yang harus aku katakan karena aku tidak pernah berdoa dan tidak tahu caranya berdoa. Tatkala pendeta itu berdoa, tangisanku tak dapat kubendung lagi dan sesudahnya aku malah merasa lebih baik. Aku menyadari bahwa ada sesuatu yang terjadi kepadaku, tapi aku tidak tahu itu apa.

Sejak saat itu, aku mulai rutin datang ke gereja untuk belajar lebih banyak tentang Yesus. Aku juga mengikuti sekolah Minggu untuk mendengarkan cerita-cerita tentang Yesus. Semakin aku belajar tentang Yesus, semakin aku yakin bahwa Dialah pengharapan yang aku cari selama bertahun-tahun ini. Aku menyadari bahwa Yesuslah satu-satunya harapan yang bisa mengubahkan hidupku hingga akhirnya aku memberi diriku dibaptis pada usia 15 tahun.

Sebagai orang percaya yang baru, ada tantangan yang harus kuhadapi. Ketika aku memberitahu kedua orangtuaku bahwa aku ingin dibaptis dan meminta ibuku menjadi saksinya, ayahku marah besar. Bahkan, dia tidak segan untuk mengusirku dari rumah jika aku menjadi orang Kristen. Aku coba menjelaskan pada mereka bahwa satu-satunya yang bisa memulihkan keluarga kami hanyalah nama Yesus, tapi ayahku malah menamparku. Aku tidak menyerah. Aku terus datang ke gereja secara rutin dan berdoa supaya keluargaku mau membuka hati mereka untuk menerima kebenaran firman Tuhan.

Suatu hari, aku bertanya pada ayahku tentang mana yang lebih dia pilih; Aku yang dahulu (mengonsumsi alkohol, suka merusak barang-barang, mencemarkan nama baik Ayah, dan selalu membalas perkataan orangtuaku), atau aku yang baru (rajin datang ke persekutuan doa, menanggalkan tabiat burukku, juga berhenti merokok dan minum alkohol). Aku berkata pada Ayah bahwa aku menghormatinya sebagai ayahku seperti Yesus telah mengajarkan kita untuk menghormati orangtua kita. Aku mengucap syukur karena akhirnya ayahku mau menerima imanku kepada Yesus dan mengizinkan ibuku menjadi saksi di hari aku dibaptiskan. Bermula sejak itu, aku terus membagikan harapan tentang Yesus kepada Ibu dan saudaraku. Aku berkata pada mereka bahwa keluarga kami bisa dipulihkan jika kami percaya dan berharap kepada-Nya. Saudara-saudaraku mulai datang ke gereja dan ibuku menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya tatkala dia melihat perubahan-perubahan terjadi di keluarga kami. Kami terus saling menguatkan dan mendoakan satu sama lain. Aku melihat perubahan besar terjadi dalam kehidupan keluargaku.

Sekarang, delapan tahun telah berlalu dan aku dapat dengan yakin mengatakan bahwa keluargaku telah sepenuhnya dipulihkan oleh anugerah dan belas kasihan dari Tuhan Yesus. Ibuku sering berkata, “masa lalu sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Ayahku mulai datang ke gereja dan ibuku selalu mendoakannya. Ibuku sekarang melayani sebagai majelis di gereja, dan saudara-saudara perempuanku melayani di bidang musik dan kaum muda. Aku sendiri melayani sebagai pemimpin pujian, pemain musik, dan pernah juga menjabat sebagai ketua kelompok penjangkauan kaum muda.

Dulu, aku adalah seorang yang tak memiliki pengharapan, tapi telah kutemukan harapan itu di dalam Yesus yang menguatkanku. Kisah pertobatanku dimulai dari sebuah lagu “Shout to the Lord”; sekarang aku yakin sepenuhnya bahwa Yesus adalah kekuatanku, Tuhanku, Juruselamatku, dan harapanku yang kekal. Aku berharap kisah yang kubagikan ini boleh menjadi bukti akan betapa besarnya kuasa Tuhan. Tuhan mampu memulihkan kita terlepas dari apapun keadaan kita; Dia adalah harapan untuk mereka yang kehilangan pengharapan.

Jika saat ini kamu sedang menghadapi masalah atau merasa bahwa tidak ada harapan, percaya dan bersandarlah pada Yesus! Kamu akan menemukan bahwa Dialah harapan yang kamu cari.

Baca Juga:

Kematian Chester Bennington: Mengabaikan Rasa Sakit Bukanlah Cara untuk Pulih

Kasus ini hanyalah salah satu dari sekian banyak kasus bunuh diri yang menimpa kalangan selebriti. Tapi, kematian Chester Bennington, seorang vokalis grup band Linkin Park tentunya amat mengejutkan bagi banyak penggemarnya.

Bagikan Konten Ini
20 replies
  1. Rotua Siahaan
    Rotua Siahaan says:

    Ku ingin Tuhan juga memulihkan keadaan keluarga ku. Memberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi stiap permasalahan dan persoalan yang terjadi. Terimakasih buat kisah inspiratif nya… Semoga keluarga ku juga di pulihkan seperti kisah diatas…

  2. hannaria
    hannaria says:

    ayah ibu Dan kedua abang Ku adalah pendeta,tetapi ketiga kaka Ku masuk Muslim sehingga ITU membuat keluarga Ku tidak damai melainkan banyak org yg melempari keluarga kami dgn hinaan,aku sebagai anak bungsu binggung ingin melakukan APA?namun yg pasti aku rindu kluarga Ku bersatu namun tak ada org yg memberi Ku motivasi untuk melakukan APA,jika saudara seiman bersedia membantu Ku,doakan lh kluarga Ku ,terimakasih,

  3. Erick
    Erick says:

    Dasyat…
    Dengan kesaksian kita iblis dikalahkan kuasanya dihancurkan..
    Setiap kesaksian harus selalu diberitahukan dan disaksikan

  4. Hendrawan
    Hendrawan says:

    Amin. tentu semua itu perlu hati yang taba dan tekun dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen dan juga penting untuk saling menguatkan antara orang percaya kepada Tuhan Yesus. Amin

  5. Robertus
    Robertus says:

    Tuhan Yesus adalah terang dunia, kekuatanNya sungguh dasyat, hatiNya penuh kasih, sy percaya Tuhan Yesus pasti menolongku, menolong kalian, menolong kita yg membutuhkan tanpa di minta, syaratnya kita percaya dan selalu memuliakan namaNya dan menjalankan kehendakNya..saya saat ini juga sedang menunggu dan membutuhkan pertolonganNya, Tuhan pasti tolong..amin

  6. Robertus
    Robertus says:

    sy juga sedang belajar berserah diri pada Tuhan Yesus, karena keluarga sy sdg berantakan karena hutang, sy pisah dgn anak istri, sy rindu dgn mereka, sy rindu senyum mereka, sy rindu memeluk mereka,…tapi sy percaya Tuhan pasti bantu persatukan kembali keluarga sy, sy sedang menunggu waktu Tuhan..semoga semoga saudara2ku juga sabar krn Tuhan tidak pernah berpaling sedikitpun dari kita, Tuhan Yesus sayang kepada kita semua…amin

  7. Boby Armstrong Jonas
    Boby Armstrong Jonas says:

    Mohon dukungan Doanya agar Tuhan juga memulihkan keadaan rumah tangga saya karena sering bertengkar agar diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi setiap permasalahan dan persoalan yang terjadi..Terima kasih dan IMANNUEL

  8. Yosua
    Yosua says:

    Mohon doa saudara agar kedua orang tua saya tidak bertengkar terus. semoga tuhan memulihkan keluarga yang tidak baik dan semoga anak2 yang broken home bisa dipulihkan keluargamu amin

  9. Juliana
    Juliana says:

    Aminn🙏, Tuhan Yesus memberkati kita semua,
    Ada kalanya kita jatuh lalu kita dibangunkan oleh kuasa Roh Kudus, karena Tuhan tidak tinggal diam melihat hambanya terpuruk, dan pasti ada masanya pelangi yang kita nanti-nantikan muncul dan bersinar di langit yang hitam jadi biru kembali, doakan semua keluarga yang percaya kepada-Nya menjadi lebih erat dan keluarga yang masih belajar mengenal Ia menjadi lebih penuh pengharapan, dan memperoleh hidup yang kekal🙏.
    Aminn Tuhan Yesus memberkati kita semua, syalom😊

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *