“Hasil tes swab pegawai sudah keluar, dan kamu hasilnya positif…” Aku NA, salah satu anggota tim perawatan isolasi Covid di rumah sakit swasta. Mendengar kabar itu dari balik telepon, seketika duniaku runtuh.
Sudah enam tahun aku tinggal merantau jauh dari keluarga. Bersama tiga temanku, kami bekerja sebagai perawat di unit perawatan intesif di sebuah rumah sakit swasta di Jawa Barat. Ketika virus corona mewabah di Tiongkok, aku tak berpikir kalau virus itu akan masuk ke Indonesia dan menjangkiti banyak orang. Namun, inilah kenyataannya sekarang. Kita sedang bertarung melawan virus-virus tak kasat mata.
Mengimani sesuatu dengan sungguh-sungguh tidak lantas membuat apa yang diimani itu menjadi benar. Hal ini jugalah yang terjadi ketika kita berdoa. Kita tahu berdoa adalah kebutuhan setiap orang percaya. Kita yang percaya pada Yesus Kristus “dituntut” oleh-Nya untuk berdoa.
Merebaknya pandemi virus COVID-19 di seluruh dunia telah menghadirkan kecemasan dan ketakutan. Ketika jumlah pasien di Nusantara semakin meningkat dalam beberapa minggu terakhir, masyarakat Indonesia tidak lagi bisa menganggap sepi ancaman pandemi ini. Semua orang, termasuk orang-orang Kristen, berusaha untuk menyikapi situasi ini sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Dampak virus corona Covid-19 semakin meluas. Hampir semua area merasakan dampaknya. Salah satunya adalah ibadah hari Minggu. Sebagian gereja, baik di Indonesia maupun luar negeri (Singapura, Hong Kong, dan lainnya) sudah tidak lagi mengadakan pertemuan bersama di gedung gereja.
Mengapa orang-orang Kristen perlu menunda aktivitas pertemuan selama masa-masa pandemi virus Covid-19? Apakah karena kita kekurangan iman bahwa Tuhan akan melindungi kita?
Hari itu aku masuk kerja seperti biasanya. Berangkat pagi dan selalu membuka pintu ruangan lebih dulu. Setelah aku tiba, datanglah salah seorang teman kerjaku. Dia tiba-tiba bersuara sambil berjalan ke arah meja kerjanya.
Di awal tahun baru 2020, aku mau lebih berkomitmen dalam membaca Alkitab, berdoa, pelayanan, dan meninggalkan sifat-sifat manusia lamaku. Dua bulan sudah dilewati di tahun ini, ada beberapa komitmenku yang berhasil dan ada juga yang tidak.
Begitu pesan yang muncul di laman pengumuman SBMPTN 2019. Hari itu adalah salah satu hari yang paling kuingat di sepanjang hidupku. Sebagai kakak perempuan dari adikku satu-satunya, aku turut sedih dengan pengumuman itu.