Tempat Aman

Minggu, 6 November 2016

Tempat Aman

Baca: 1 Korintus 6:9-11; 13:4-7

6:9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,

6:10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

6:11 Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.

13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.

13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita. —1 Korintus 6:11

Tempat Aman

Seorang pemuda Jepang menghadapi masalah: ia takut meninggalkan rumahnya. Untuk menghindari orang, ia tidur sepanjang hari dan bergadang sepanjang malam dengan menonton TV. Ia disebut sebagai seorang hikikomori atau pertapa di zaman modern. Masalahnya berawal ketika ia tidak mau lagi bersekolah karena nilai-nilainya yang jelek. Semakin lama ia menjauh dari masyarakat, semakin ia merasa canggung bersosialisasi. Akhirnya ia berhenti berkomunikasi dengan teman-teman dan keluarganya. Meski demikian, ia dapat ditolong untuk pulih dengan mendatangi sebuah perkumpulan pemuda di Tokyo yang disebut ibasho—sebuah tempat aman di mana orang-orang yang terpuruk dapat belajar untuk kembali bersosialisasi di tengah masyarakat.

Bagaimana bila kita memandang gereja sebagai sebuah ibasho—bahkan lebih dari itu? Tidak bisa dipungkiri bahwa gereja merupakan kumpulan dari orang-orang yang pernah terpuruk. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus menjabarkan cara hidup mereka yang lama—tidak peduli, merusak diri, dan merugikan sesama (1Kor. 6:9-10). Namun di dalam Yesus, mereka diubahkan dan dipulihkan kembali. Lalu Paulus mendorong mereka yang telah diselamatkan itu untuk saling mengasihi, berlaku sabar dan murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, dan tidak melakukan yang tidak sopan (13:4-7).

Gereja sepatutnya menjadi sebuah ibasho, tempat kita semua dapat mengenal dan merasakan kasih Allah, terlepas apa pun pergumulan atau keterpurukan yang kita hadapi. Kiranya dunia yang sarat dengan penderitaan ini dapat mengalami belas kasihan Kristus dari semua orang yang mempercayai-Nya. —Poh Fang Chia

Hanya Allah yang dapat mengubah jiwa yang ternoda dosa menjadi mahakarya yang indah.

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 37-39; Ibrani 3

Artikel Terkait:

Matahari yang Direnggut

“Kenapa, Tuhan?” berulang kali aku berteriak kepada Tuhan. Kenapa Tuhan tega memanggil Papa tepat di hari ulang tahun pernikahannya, di saat kami sedang begitu berbahagia? Aku kehilangan matahari yang selalu menyinari keluarga kami dengan senyuman, ketegasan, dan kebijaksanaannya. Baca kisah lengkapnya di dalam artikel ini.

Bagikan Konten Ini
15 replies
  1. solita
    solita says:

    trimakasih Bapa, Engkau telah mengangkatku dr dosa maut ku.. kiranya mampukan dan ajari aku selalu utk menjaga kekudusan diri yg telah Engkau percayakan dan anugrahkan bagiku.. mampukan aku mengekspresikan kasih yg sesungguhnya yg Kau ajarkan melalui firmanMu ini, ajar aku memberi kasih tanpa mengharap balasan.. dan kiranya berikan jg kebebasan yg sama bagi sdra sdri ku lainnya yg masih dalam belenggu.. aminnn..

  2. Marissa
    Marissa says:

    Terima kasih Tuhan buat firmanMu hari ini, aku di ingatkan kembali dan di ajarkan kembali bagaimana meneladani kasih Yesus dalam hidup ini. Seberat apapun pergumulan hidup, namun kasihMu melebihi segalanya di dunia ini. Amiin. Terima kasih untuk para pekerja dan penulis warungsatekamu

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *