Berjalan bersama Orang Lain
Minggu, 26 Juni 2022
Baca: Roma 13:8-14
13:8 Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
13:9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
13:11 Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.
13:12 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!
13:13 Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
13:14 Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. —Roma 13:8
Billy, seekor anjing yang lucu dan setia, menjadi terkenal di dunia maya pada tahun 2020. Russell, pemiliknya, mengalami patah pergelangan kaki dan harus menggunakan kruk untuk berjalan. Tak lama kemudian Billy juga mulai berjalan terpincang-pincang setiap kali berjalan bersama pemiliknya. Karena prihatin, Russell membawa Billy ke dokter hewan, tetapi dokter berkata tidak ada masalah apa pun dengan anjing itu! Billy dapat berlari ketika sedang sendirian. Ternyata, anjing tersebut berpura-pura pincang saat berjalan dengan pemiliknya. Itulah gambaran kesungguhan untuk ikut merasakan penderitaan orang lain!
Berjalan bersama orang lain adalah salah satu instruksi terpenting yang diberikan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma. Ia menyimpulkan lima perintah terakhir dari Sepuluh Perintah Allah demikian: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Rm. 13:9). Kita juga dapat melihat pentingnya berjalan bersama orang lain di ayat 8: “Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi.”
Penulis Jenny Albers menasihati kita: “Ketika seseorang patah hati, jangan coba memperbaikinya. (Anda tidak bisa.) Ketika seseorang terluka, jangan berusaha menghilangkan rasa sakitnya. (Anda tidak bisa.) Sebaliknya, kasihilah mereka dengan berjalan bersama mereka saat mereka terluka. (Anda bisa.) Karena terkadang orang hanya ingin tahu bahwa mereka tidak berjalan sendirian.”
Karena Yesus, Juruselamat kita, berjalan bersama kita melewati segala luka dan derita kita, kita pun tahu apa artinya berjalan bersama orang lain. —ANNE CETAS
WAWASAN
Kita cenderung berpikir bahwa hukum bersifat membatasi, tetapi Paulus menggunakan pendekatan yang sepenuhnya positif dengan mengatakan, “Kasih adalah kegenapan hukum Taurat” (Roma 13:10). Jika kita benar-benar mengasihi sesama, kita tidak akan melakukan dosa yang ia catat di sini: berzinah, membunuh, mencuri, mengingini (ay.9). Mungkin yang paling menarik dari sejumlah larangan itu adalah betapa mudahnya kita mengabaikan dosa mengingini. Mengingini apa yang dimiliki orang lain dapat menjerumuskan kita kepada segala jenis pemikiran yang tidak didasarkan kasih. Jika tidak diwaspadai, pemikiran-pemikiran tersebut akan menghasilkan perbuatan yang jauh dari kasih. Secara khusus, dalam perikop ini Paulus menggaungkan apa yang dikatakan Yesus ketika seorang ahli Taurat bertanya kepada-Nya, “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:36-37), dan menambahkan bahwa hukum terbesar kedua adalah “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (ay.39). —Tim Gustafson

Siapa yang membutuhkan pendampingan kamu minggu ini? Dengan cara apa Allah ingin kamu melakukannya?
Ya Allah, celikkanlah mataku untuk melihat kebutuhan orang-orang di sekitarku. Tolonglah aku menjadi teman yang penuh kasih.
Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 5-7; Kisah Para Rasul 8:1-25