Kembali Berharap
Minggu, 14 April 2019
Baca: Yohanes 5:1-8
5:1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.
5:2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
5:3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
5:4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya.
5:5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
5:6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?”
5:7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”
5:8 Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ . . . berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” —Yohanes 5:6
Apakah matahari terbit dari timur? Apakah langit berwarna biru? Apakah air laut asin? Apakah massa atom kobalt 58,9? Baiklah, pertanyaan terakhir itu mungkin hanya bisa Anda jawab apabila Anda penggemar sains atau pengetahuan umum, tetapi pertanyaan-pertanyaan lainnya memiliki jawaban yang sangat jelas: Ya. Bahkan, pertanyaan-pertanyaan seperti itu biasanya dilontarkan dengan nada sedikit sinis.
Jika tidak berhati-hati, kita bisa mengira Yesus sedang bersikap sinis dengan mengajukan pertanyaan kepada seorang lumpuh: “Maukah engkau sembuh?” (Yoh. 5:6). Bagi sebagian dari kita, mungkin jawabannya seperti ini, “Yang benar saja?! Saya sudah menunggu-nunggu selama tiga puluh delapan tahun!” Namun, sebenarnya sama sekali tidak ada nada sinis dalam pertanyaan Yesus. Suara Yesus selalu penuh dengan belas kasihan, dan pertanyaan-pertanyaan-Nya selalu ditujukan untuk kebaikan kita.
Yesus tahu laki-laki itu ingin disembuhkan. Dia juga tahu bahwa mungkin sudah lama sekali tidak ada orang menunjukkan kepedulian kepadanya. Sebelum mengadakan mukjizat, Yesus bermaksud menghidupkan kembali harapan yang mungkin sudah lama mati dalam diri orang lumpuh itu. Caranya adalah dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang sangat jelas, dan kemudian memberinya kesempatan untuk merespons: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah” (ay.8). Sama seperti orang lumpuh itu, masing-masing dari kita menyimpan harapan yang sudah lama layu. Yesus melihat kita dan dengan penuh belas kasihan mengundang kita untuk kembali berharap serta percaya kepada-Nya. —John Blase
WAWASAN
Kota Yerusalem terletak sekitar 760 meter di atas permukaan laut, 53 km sebelah timur Laut Tengah, dan 22 km sebelah barat dari ujung utara Laut Mati. Seperti Roma, kota ini dibangun di atas perbukitan. Pintu Gerbang Domba yang disebutkan dalam Yohanes 5:2 adalah salah satu gerbang masuk ke Yerusalem zaman dahulu. Gerbang ini terletak di timur Gerbang Ikan dekat kolam Betesda dan tidak terlalu jauh dari Gerbang Santo Stefanus pada zaman modern. Pintu gerbang Domba inilah bagian dari tembok runtuh yang diperbaiki oleh “imam besar Elyasib dan para imam” di bawah pengawasan Nehemia (Nehemia 3:1; sekitar tahun 445 SM). Orang-orang lain bergotong royong membangun pintu gerbang Ikan, Lama, Lebak, Mata Air, Kuda, Timur, Pendaftaran, dan tembok-tembok penghubungnya (Nehemia 3:2-32). —Alyson Kieda
Dalam hal apa saja harapan Anda telah memudar? Apa yang pernah Yesus lakukan untuk menyatakan belas kasihan-Nya kepada Anda?
Tuhan Yesus, Engkau tahu betul ada bagian-bagian dalam hidupku yang di dalamnya harapanku telah pudar, layu, bahkan mati. Engkau juga tahu aku ingin kembali berharap. Kumohon, buatlah aku kembali bersukacita dalam pengharapan yang lahir karena aku mempercayai-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 25–26; Lukas 12:32-59
Background photo oleh: Ian Tan
Handlettering oleh Elizabeth Rachel Soetopo
Amin
.AmiN.
Kami tetap rindu Yesus.
berharap kembali kepadaMu yang berjanji.. amen
BAPA, hidupkan kembali harapan kami yg telah layu karena yg sudah begitu lama tertanam dlm hati kami. haleluyah amin
Amin
amin. harapan takkan memudah selagi aku percaya kepada Mu
Amin
Amin
Amin.
amin , sangat memberkati
Min, tolong update cerita2 tentang renungan, mirip kyk renungan yakobus kmren.
Jujur, kalau 1 hari mimin bsa update sekitar 2-3 artikel, itu membantu sekali untuk menuntun saya bertumbuh dalam iman.
Tolong pertimbangkan saran sya min.
Ajar kami ya Tuhan. Terpujilah nama Tuhan. amin
tetap berharap pada Yesus
Tolonglah kami ya Tuhan agar kami tetap memiliki pengharapan kepada Engkau dalam hidup kami. Amin
Jadi ingin ke Yerusalem..
amin
Halo Steven,
Terima kasih untuk masukannya, dukung juga dalam doa ya.
Salam,
Tim WarungSaTeKaMu
sekarang warungsate makin keren aja, Puji Tuhan sangat memberkati. Gbu all
Amin.Imanuel