Natal dalam Penjara

Sabtu, 24 Desember 2016

Natal dalam Penjara

Baca: Yesaya 8:23-9:6

8:23 Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain.

9:1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.

9:2 Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.

9:3 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.

9:4 Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.

9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

9:6 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

 

Mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. —Yesaya 9:1

Natal dalam Penjara

Martin Niemoller, seorang pendeta terkemuka asal Jerman, melewatkan hampir delapan tahun masa hidupnya di kamp-kamp konsentrasi Nazi karena ia menentang Hitler secara terang-terangan. Pada malam Natal tahun 1944, kepada sesama penghuni penjara di Dachau, Niemoller mengucapkan kata-kata yang penuh pengharapan berikut ini: “Teman-teman terkasih, pada Natal kali ini . . . marilah kita mencari, dalam diri Sang Bayi Bethlehem, Dia yang telah datang kepada kita demi menanggung bersama kita segala sesuatu yang sangat membebani kita . . . Allah sendiri telah menjembatani diri-Nya dengan kita! Surya pagi dari tempat yang tinggi telah melawat kita!”

Pada hari Natal, kita menerima kabar sukacita bahwa Allah, di dalam Kristus, telah datang kepada kita di mana pun kita berada dan telah menjembatani kesenjangan yang ada di antara kita dengan Dia. Dengan terang-Nya, Dia telah menembus kegelapan yang membelenggu kita dan mengenyahkan segala duka, kesalahan, atau kesepian yang selama ini membebani kita.

Pada malam Natal yang suram di dalam penjara itu, Niemoller memberitakan kabar sukacita: “Dari kegemilangan yang mengelilingi para gembala, secercah sinar yang terang akan menembus kegelapan kita.” Kata-kata Niemoller mengingatkan kita pada nubuat Nabi Yesaya, “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar” (Yes. 9:1).

Apa pun yang kita alami hari ini, Yesus Kristus telah menembus dunia kita yang kelam dengan sukacita dan terang-Nya! &mdash David McCasland

Tuhan Yesus, kami menemukan pengharapan dan kekuatan dengan menyadari bahwa terang-Mu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Yesus Kristuslah sukacita Natal.

Bacaan Alkitab Setahun: Habakuk 1-3; Wahyu 15

Artikel Terkait:

Natal Kali Ini, Sebarkan Belas Kasih

Tidak ada lampu warna-warni yang berkelap-kelip, tidak ada pohon Natal penuh hiasan, tidak ada pujian Natal, tidak ada Santa Claus. Semua itu tidak ada pada Natal yang pertama. Baca kisah selengkapnya di dalam artikel ini

Bagikan Konten Ini
9 replies
  1. Totonta Brahmana
    Totonta Brahmana says:

    tiada hentinya kt naikkan syukur kpd Bapa kt yg empunya hidup kt.yg raja sgala raja.karna yg percaya kpd Yesus tlah menerima trang besar tuk menyinari hati n pikiran kt shg kt dpt mengerti ttg kebenaran.mkn sdr kt yg blm menerima Yesus tdk dpt melihat kebenaran.shg mo memaksakan kehendaknya saja tanpa kasih.mari berdoa tuk bgs kita spy bgs menjadi berkenan kpd Bapa.Negeri ini di penuhi keliaan Tuhan.amin

  2. Desy AK Sembiring
    Desy AK Sembiring says:

    Natal bukan tentang Santa Clause dan pohon natal. Natal itu tentang kelahiran Juruselamat kita, Yesus Kristus. Halleluyah, amen.

  3. icalpenyok
    icalpenyok says:

    Tuhan Yesus, kami menemukan pengharapan dan kekuatan dengan menyadari bahwa terang-Mu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya, Amin.

  4. Elisabeth Lilik Nurwulan
    Elisabeth Lilik Nurwulan says:

    Puji Tuhan. hari Natal tdk ada kegiatan yg berarti ttp.di rumah tdk ada pohon natal dan sinterklas yg ada hanya hati yg diam menatap kelahiran Tuhan Yesus sang penyelamat kita.dan merasa sewot Anakku krm merasa tdk dianggap oleh calon teman hidupnya Krn janji tdk ditempati Krn dia datang tanpa diundang.akhirnya janjinya tdk tepat wkt.kecewa berat lakukan tp msh ada Yesus yg nemani Gbu

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *