Hidup untuk Rumah Kita yang Sejati

Hari ke-19 | 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Filipi
Baca Konteks Historis Kitab Filipi di sini

Baca: Filipi 3:20–4:1

3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,

3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!

Beberapa bulan lalu, aku membaca surat Filipi sampai selesai beberapa kali. Ada sebuah pesan yang menarik perhatianku. Paulus berulang kali mengingatkan bahwa kita diciptakan untuk kehidupan yang lain dan jangan sampai kita terperangkap dalam cara hidup dunia ini. Pesan tersebut tampak jelas dalam nas hari ini.

Lalu, bila kita ditentukan untuk sebuah kehidupan yang lain, bagaimana kita harus menjalani hidup? Paulus memberikan gambaran menarik.

Pertama, Paulus mengingatkan bahwa karena kewarganegaraan kita berada di surga, kita harus menganut nilai hidup yang berbeda. Sebelumnya, ia telah mengatakan bahwa kita tidak dihakimi berdasarkan perbuatan manusia, melainkan hanya berdasarkan Kristus dan karya-Nya di kayu salib bagi kita (3:3-9). Karena itu, kita tak lagi terbeban oleh masa lalu, tetapi mampu meraih apa yang ada di depan—garis akhir setelah menyelesaikan pertandingan iman dengan baik, dan bersatu dengan Dia suatu hari nanti (ayat 13-14).

Selanjutnya, Paulus juga mengatakan bahwa tubuh kita saat ini akan diubahkan menjadi tubuh kebangkitan yang mulia seperti Yesus (ayat 21). Tubuh duniawi kita bisa terserang penyakit, nyeri, dan terluka. Namun, mengingat bahwa Yesus telah mengalahkan maut, kita memiliki pengharapan bahwa kelak tubuh kita akan dikuduskan dan tak lagi menanggung dampak dosa (Filipi 3:18-29). Seperti Yesus mengalahkan kejahatan dan kerusakan dunia ini, demikian pula Dia akan memusnahkan segala yang buruk dalam diri kita.

Bagaimana kita bisa yakin akan hal itu? Paulus mengatakan bahwa Kristus akan mengubah tubuh jasmani kita menjadi tubuh kemuliaan dengan kuasa yang sama yang dipakai-Nya untuk menaklukkan segala sesuatu. Hidup dengan pola pikir surgawi berarti kita tidak membiarkan diri kita dikendalikan oleh cara pandang dan hawa nafsu dunia yang bobrok dan penuh keegoisan ini (Filipi 3:19). Sebaliknya, kita dapat berdiri dengan teguh dalam Tuhan (4:1) karena tahu bahwa Dia mengaruniakan kehendak untuk hidup kudus dan berkenan kepada-Nya (2:13).

Pesan itu tentu sangat menguatkan bagi jemaat Filipi yang tahu persis seperti apa rasanya hidup di dunia yang berdosa. Bagiku, sulit sekali menjaga fokus yang benar setiap saat. Sering kali, setelah makan malam aku bekerja sampai larut. Produktivitas memang baik, tetapi hal itu telah menjadi berhala bagiku. Aku pun sadar bahwa pikiranku terarah pada “perkara duniawi” (3:19), bukannya menerapkan cara pandang surgawi dalam setiap perbuatan. Jadi, pada minggu-minggu ini, aku akan mengganti kerja malam dengan lebih banyak berdoa.

Dengan berdoa tanpa terburu-buru dan ala kadarnya di tengah kesibukan, aku merasakan suasana doa baru yang sabar, tenang, dan “produktif”! Gaya doa seperti ini memengaruhi cara hidupku. Kalau sebelumnya aku lebih banyak dikendalikan oleh pencapaian, sekarang aku belajar untuk tinggal dalam hadirat-Nya dan mengizinkan firman-Nya berbicara serta mengarahkan hidupku. Mungkin itu hanya satu langkah kecil, tetapi perlahan aku mulai hidup dengan kewargaan surga.

Bila kamu juga merasa kesulitan melepaskan diri dari cara hidup dunia dan berfokus pada rumah yang sejati, pandanglah pengharapan surgawi yang telah Yesus janjikan. Saat kita menatap Dia, Dia akan menolong kita mengarahkan pandangan dan hidup untuk rumah kita yang sejati, selangkah demi selangkah.—Ross Boone, Amerika Serikat

Handlettering oleh Tora Tobing

Pertanyaan untuk direnungkan

1. Ambillah waktu untuk memeriksa kehidupanmu. Sudahkah tindakan dan perilakumu membuktikan kewargaan surgawi?

2. Kristus akan menaklukkan segala sesuatu kelak. Bagaimana hal itu menguatkanmu untuk berdiri teguh dalam Tuhan (Filipi 4:1) dan mengharapkan-Nya mengubah tindakan dan perilakumu?

3. Dalam hal apa saja kamu bisa mewujudkan pengharapan surgawi dalam kehidupan sehari-hari?

Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.

Tentang Penulis:

Ross Boone, Amerika Serikat | Ross Boone menolong orang-orang Kristen yang sedang bergumul melalui kata-kata dan seni. Ross telah menulis 5 buku dan menjual hasil karya seninya secara online. Temukan Ross di RawSpoon.com

Baca 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Filipi

Bagikan Konten Ini
9 replies
  1. Dian Triviena
    Dian Triviena says:

    1. Mungkin masih hanya bisa bertahan beberapa saat. Jika tidak memelihara saat teduh, jam doa, merenungkan firman-Nya dalam hari2. Sangat mudah untuk bergeser dari cara hidup kewargaan surgawi, menjadi kembali hidup dengan cara duniawi.

    2. Segala sesuatu, segala hal baik, bahkan ketaatan kepada-Nya hanya mampu aku lakukan dengan kuasa Yesus yang menyanggupkanku melakukan. Aku tak akan mampu melakukan apapun yang berkenan pada-Nya jika tanpa kuasa-Nya.

    3. Dalam penyerahan apapun yang dilakukan hari-hari, masa depan, penantian teman hidup, pekerjaan.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *