Peperangan
Rabu, 13 Februari 2019
Baca: Mazmur 39:1-8
39:1 Untuk pemimpin biduan. Untuk Yedutun. Mazmur Daud.39:2 Pikirku: “Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku.”
39:3 Aku kelu, aku diam, aku membisu, aku jauh dari hal yang baik; tetapi penderitaanku makin berat.
39:4 Hatiku bergejolak dalam diriku, menyala seperti api, ketika aku berkeluh kesah; aku berbicara dengan lidahku:
39:5 “Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!
39:6 Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! Sela
39:7 Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti.
39:8 Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap. —Mazmur 39:8
Di tengah dentuman senjata-senjata artileri yang mengguncang bumi, seorang prajurit muda berdoa dengan sungguh-sungguh, “Tuhan, jika Engkau menyelamatkan aku dari peperangan ini, aku akan masuk ke sekolah Alkitab seperti kemauan ibuku.” Prajurit itu adalah ayah saya. Allah menjawab doanya, dan setelah Perang Dunia ke-2 usai, ayah saya pun masuk kuliah di Moody Bible Institute dan menyerahkan dirinya melayani penuh waktu.
Ada pejuang lain yang mengalami suatu krisis yang membawanya berhadapan dengan Allah, yakni Raja Daud. Namun, masalah Daud timbul justru karena ia menghindari peperangan. Saat pasukannya berperang melawan bani Amon, Daud tinggal di istana dan berbuat lebih jauh daripada sekadar memandang istri orang (lihat 2Sam. 11). Dalam Mazmur 39, Daud mencatat proses pemulihan yang menyakitkan dari dosa keji yang pernah dilakukannya. “Aku kelu, aku diam, aku membisu, . . . tetapi penderitaanku makin berat. Hatiku bergejolak dalam diriku, menyala seperti api, ketika aku berkeluh kesah” (ay.3-4).
Jiwanya yang hancur membuat Daud merenung: “Ya Tuhan, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku” (ay.5). Saat fokus pikirannya diperbarui, Daud tidak putus asa. Ia tidak berpaling kepada yang lain. “Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap” (ay.8). Daud pun berhasil menang atas pergumulan pribadinya dan masih terus melayani Allah.
Fokus doa kita lebih penting daripada motivasi doa itu sendiri. Allah adalah sumber pengharapan kita. Dia mau kita mencurahkan isi hati kita kepada-Nya. —Tim Gustafson
Bapa, hanya kepada-Mu kami berharap. Ampuni kami karena mencari-cari jawaban di luar Engkau. Bawalah kami mendekat kepada-Mu hari ini.
Tiada tempat yang lebih baik bagi kita untuk mengadu daripada di dalam doa kepada Allah.
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 14; Matius 26:51-75
.AmiN.
Amin,, terpujilah Tuhan yg boleh kita jadikan tempat pengaduan kita dari segala pergumulan hidup kita. God Bless…
Ajar kami ya Tuhan.
Terpujilah namaMu skarang dan slamaNya. amin
Amin… Terima kasih untuk kesempatan di pagi hari ini Engkau masih memberkati kami dan memberikan kami kesehatan… Kiranya Engkau membimbing kami ya Tuhan di tiap langkah kaki kami hari ini dan tiap apapun yang kami perbuat Kiranya dapat sesuai dengan kehendak Mu.Pakailah kami untuk menjadi berkat bagi orang lain ya Tuhan… Berkati perjuangan kami, keluarga kami, tugas dan tanggung jawab kami ya Tuhan… Terima kasih Tuhan.. Dalam nama Tuhan Yesus saya berdoa dan mengucap syukur.. AMIN
Amin.
amin
Amin..
morning everyone! God bless ur day!
amen. selamat pagi. Gbu
Amin
aminn. gbu
amin.
amin
AMIN.
amin. Tuhan Yesus memberkati diriku
Amin
Amin .Tuhan memberkati!
Haleluya..
Amin..
Seperti Daud yang TUHAN pulihkan dan kuatkan untuk tetap berharap padaNya, kiranya Engkau, Ya BAPA juga pulihkan mamaku dari dosa perzinahan.. BAPA, sadarkan mama untuk kembali kepada kebenaran Firman-Mu
amiin
aminn
Amen
amin
AMIN
Amen