Ketika Tuhan Menjawab Doaku dengan 2 Buah Kentang

Oleh Diana Yemima

Aku dan keluargaku bergumul dengan permasalahan ekonomi yang terjadi belakangan ini. Gaji ayahku yang diterima setiap bulan tidak mampu mencukupi semua kebutuhan keluarga. Melihat kondisi keluarga yang kekurangan, ibu berjualan kue di sekitar kompleks perumahan.

Kue yang dijual oleh ibu itu sangat sederhana, yaitu donat yang dibuat dari kentang dan ditaburi gula halus. Ibu memiliki masalah fisik sehingga tidak memungkinkan untuk berjualan setiap hari, jadi dalam satu minggu ia hanya berjualan tiga kali. Keterbatasan itu tidak menyurutkan semangat ibu, malahan ia mengatakan kalau strateginya menjual donat tiga kali seminggu itu bagus karena membuat pelanggannya dilanda “rindu” terlebih dahulu.

Apa yang ibu lakukan itu ada benarnya juga. Setiap kali ia berjualan keliling komplek perumahan, para pelanggan membeli donat dalam jumlah banyak, ada yang membeli lima donat sekaligus bahkan lebih. Mungkin mereka membeli banyak karena tahu kalau tidak setiap hari bisa menyantap donat kentang buatan ibuku.

Tuhan Yesus memberkati usaha berjualan donat yang ibu kerjakan. Setiap kali ia berjualan, semua donat selalu habis terjual sehingga uang hasil penjualan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga kami.

Suatu hari tagihan listrik di rumah kami telah jatuh tempo, tapi kami tak punya cukup uang untuk melunasinya. Uang yang kami miliki saat itu seharusnya digunakan untuk berbelanja kebutuhan bahan-bahan membuat donat kentang.

Ayah berusaha mencari pinjaman uang untuk membayar tagihan listrik itu. Aku teringat kalau masih ada tabungan yang kusimpan di celengan. Kubongkar celengan itu dan kukumpulkan setiap keping uang logam. Setelah digabung dengan sisa uang yang ada, ternyata itu cukup untuk membayar tagihan listrik kami.

Aku teringat satu ayat yang tertulis dalam Lukas 3:14 tentang perkataan Yohanes Pembaptis kepada prajurit-prajurit yang bertanya kepadanya, “Cukupkanlah dirimu dengan gajimu.” Ayat ini menguatkanku kalau Tuhan mencukupi kebutuhan keluargaku sehingga kami tidak harus berhutang kepada orang lain.

Aku berdoa sembari tanganku menggenggam uang. “Ya Bapa, Engkau tahu bahwa uang ini adalah uang terakhir yang ada di keluarga kami. Dan uang ini akan digunakan untuk membayar listrik. Aku menyerahkan uang ini ke dalam tangan kuasa-Mu. Biarlah dengan uang ini, kami dapat memenuhi setiap kebutuhan kami hingga akhir bulan nanti. Dalam nama Tuhan Yesus, amin,” ucapku pada-Nya.

Aku pikir masalah hari itu sudah selesai, tapi masih ada yang terjadi. Aku tidak melihat ibu menyiapkan bahan membuat donat kentang, padahal besok adalah hari Selasa yang semestinya ibu berjualan. Karena seluruh uang yang kami miliki, termasuk uang hasil penjualan donat ibu telah digunakan untuk melunasi tagihan listrik, maka kami tidak punya sisa uang lagi untuk membeli bahan-bahan membuat donat.

“Apakah tidak ada stok bahan yang tersisa di dapur?” tanyaku. Ibu menjawab kalau ia hanya memiliki dua buah kentang, padahal untuk satu kali adonan donat membutuhkan empat buah kentang.

Jika besok ibu tidak berjualan, kami tidak akan memiliki uang untuk makan karena penghasilan ibulah yang menjadi penyangga kehidupan sehari-hari kami. Aku masih tidak percaya kalau hanya tersisa dua kentang saja. Aku bergegas menuju dapur yang diterangi cahaya redup. Ternyata apa yang ibu katakan itu benar, hanya tersisa dua kentang saja di sana.

Kemudian aku masuk ke dalam kamar dan berdoa. “Tuhan terimakasih atas berkat-Mu karena akhirnya kami dapat membayar listrik tanpa meminjam uang. Tapi, Tuhan, ibu kehabisan kentang untuk membuat donat, sedangkan besok kami membutuhkan uang untuk makan. Bapa, aku yakin bahwa Engkau tak pernah membiarkan anak-Mu terlantar dan kelaparan. Engkau pasti memberi jalan keluar untuk segala permasalahan kami. Kami serahkan segalanya ke dalam tangan kuasa-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus, amin.”

Seusai berdoa aku keluar dari kamar dan tiba-tiba ibu menghampiriku dengan raut wajah penuh syukur. Ia mengatakan kalau ayah menemukan dua buah kentang lagi yang tersembunyi di bawah tangga. Tangan ayah mampu merogoh hingga ke ujung dan ternyata ada dua buah kentang yang tersimpan di bawah sana. Awalnya ibu berpikir kalau kentang yang ditemukan itu pastilah sudah busuk karena itu kentang sisa dari minggu sebelumnya. Tapi, kentang itu masih dalam kondisi baik, tidak busuk.

Aku terharu melihat pertolongan Tuhan karena aku tahu kentang itu tidak datang tiba-tiba dari langit. Tuhan menjawab doaku dan membuatku menangis penuh ucapan syukur. Aku menyadari kalau pertolongan Tuhan itu selalu tepat waktu. Tidak lebih cepat, tapi juga tidak terlambat.

Ketika kita dihadapkan pada keadaan di mana segala sesuatunya seolah buntu, Tuhan tahu jalan keluar terbaik untuk setiap persoalan anak-anak-Nya. Kisahku bersama Tuhan menjadi suatu bukti kalau Dia tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya kelaparan.

Firman Tuhan dalam Lukas 12:22-24 menguatkanku karena Tuhan berjanji selalu memelihara anak-anak-Nya, bahkan menyediakan setiap detail kebutuhan kita. Tuhan Yesus memberi perumpamaan tentang burung-burung di udara yang tidak menabur atau menuai, tetapi tetap dipelihara oleh-Nya. Jika Tuhan sanggup memelihara burung-burung itu, terlebih lagi Ia juga memelihara kita. Tuhan tidak pernah lalai menepati janji-Nya, namun yang perlu kita lakukan adalah setia melakukan bagian kita dengan baik.

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu,” (1 Petrus 5:7). Seberat apapun pergumulan yang kamu alami, kamu tidak pernah berjalan sendirian. Tuhan Yesus menemani langkah perjalananmu, bahkan Ia juga akan menggendongmu ketika kamu lemah. Ketika kita mengakui kelemahan kita dan merendahkan diri di hadapan-Nya, di situlah kita akan merasakan penyertaan-Nya.

Menutup kesaksianku, ada satu ayat yang diambil dari 1 Korintus 10:13b, “Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”

Jadi, seberat apapun pergumulan yang kamu alami, janganlah menyerah pada keadaan, tetapi berserahlah kepada Tuhan.

Baca Juga:

Ketika Tuhan Berkata Pria Itu Bukan Untukku

Sakit. Sedih. Kecewa. Itulah yang kurasakan ketika aku akhirnya putus dari pacarku setelah kami menjalin hubungan selama 3 tahun 7 bulan. Di saat aku telah mendoakan hubungan ini dan membayangkan akan menikah dengannya, ternyata hubungan kami harus kandas di tengah jalan.

Bagikan Konten Ini
27 replies
  1. sutikno
    sutikno says:

    imanmu dan iman keluargamu akan janji Tuhan sangat memberkati aku . di berkatilah umat yang mengandalkan Tuhan Allah nya amin

  2. ruth
    ruth says:

    Kemarin saya merasa iri pada orang orang yg hidupnya lebih baik dari saya, saya merasa buruk dan saya iri. Pengalaman anda membuat saya sadar, jikalau Tuhan telah mencukupkan semua. Saya dicukupkan, itulah yg terpenting. Tuhan lebih tau apa yang saya butuhkan ketimbang apa yang saya inginkan. Terimakasih untuk berbagi kisah anda.

  3. Martin Chandra Putra Manurung
    Martin Chandra Putra Manurung says:

    Terimakasih utk kesaksiannya kak… Semoga kakak dan keluarga selalu mengimaniNya dlm kehidupan. Doakan kami spy bisa memiliki kesaksian seperti kakak. Amin

  4. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik bahagia murni menang tinggi luas lebar segar nyaman sejuk terang kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  5. Juni br bangun
    Juni br bangun says:

    Terima kasih buat renungannya kali ini, sungguh saat ini aq merasakan beban dipikiranku terlalu dlm..
    Tp krn renungan ini aq merasa mampu untuk menghadapinya karena aq juga yakin Tuhan bersamaku…Amin

  6. Elicinda
    Elicinda says:

    Thanks to kesaksianya, sangat memberkati n menguatkan. Disini saya diajarkan untuk tidak mengeluh pada keadaan,tapi lebih ke percayaan terhadap Tuhan, krn Tuhan sanggup mencukupi sgala kbutuhanku. Gbu

  7. Ivan Jonathan
    Ivan Jonathan says:

    amenn amennn….sangat terharu dan merinding baca kisah di atas…Jadikanlah Tuhan landsan hidupmu apapun yg terjadi jgn pernah tglkan Tuhan

  8. Siskaz
    Siskaz says:

    Disaat kelimpahan mungkin qt masih bisa penuhi ini dan itu, nabur sana nabur sini, tp bagaimana ketika qt diperhadapkan dg situasi kekurangan..yaps disinilah ujian yg sesungguhnya. Thank for this sharing/ testimony. Gbu

  9. Siskaz
    Siskaz says:

    Disaat kelimpahan mungkin qt masih bisa penuhi ini dan itu, nabur sana nabur sini, tp ketika diperhadapkan dg situasi kekurangan, masihkah qt melakukannya?? Yaps, itulah ujian yg sesungguhnya. Thanks for this article, so blessed. Ganbatte ^_^ :))

  10. dedi is
    dedi is says:

    Sungguh terharu baca kesaksiannya.
    @siskaz betul bgt, klo kita sedang berada di posisi kekurangan barulah kita menyadari semuanya, marilah kita menghargai nilai” walau sekecil apapun itu,
    JBU..

  11. fera
    fera says:

    Trima kasih untuk kisah saudara,,, yg mengingatkanku betapa sering TUHAN menolongku…
    TUHAN kiranya sll memberkati saudara bersama keluarga… dan teruslah menjadi saksi atas kemurahan TUHAN sehingga banyak jiwa kan bersujud menyembah ALLAH krn kuasaNYA yg sll nyata di setiap hembusan nafas kita… Haleluya puji TUHAN

  12. tom
    tom says:

    luarbiasa. terimakasih telah berbagi kesaksian anda. sungguh memberkati dan menguatkan. Tuhan Yesus memberkatimu dan keluargamu

  13. Rina Melati
    Rina Melati says:

    Pengalaman yang sungguh luar biasa, disaat kita merasa sudah tidak mampu disitulah karya Tuhan nyata luar biasa, karena Tuhan berkata hai yang letih lesu datanglah kepadaKU.

  14. Christina
    Christina says:

    Terimakasih untuk kesaksiannya, sangan menguatkan saya dan menegur saya untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam kehidupan saya

  15. nila krisna
    nila krisna says:

    Terimakasih atas kesaksiannya. Sangat menguatkan dan mengingatkan bahwa kita harus selalu bersyukur. Tuhan memberkati

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *