Kehendak-Mu, Bukan Kehendakku
Minggu, 28 Oktober 2018
Baca: Lukas 22:39-46
22:39 Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia.
22:40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”
22:41 Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya:
22:42 “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”
22:43 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
22:44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
22:45 Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.
22:46 Kata-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. —Amsal 3:5
Kamil dan Joelle sangat terpukul ketika putri mereka yang berusia delapan tahun, Rima, didiagnosis mengidap penyakit leukemia langka. Penyakit itu menyebabkan radang otak dan stroke, dan Rima pun jatuh koma. Tim medis menyarankan Kamil dan Joelle untuk menyiapkan pemakaman bagi Rima, karena peluangnya untuk bertahan hidup kurang dari satu persen.
Kamil dan Joelle berdoa dan berpuasa untuk sebuah mukjizat. “Saat kami berdoa,” kata Kamil, “kami harus mempercayai Allah apa pun yang terjadi. Dan harus seperti Yesus—bukan kehendak-Ku, Bapa, tetapi kehendak-Mu yang terjadi.” “Namun, saya ingin sekali Allah menyembuhkan Rima!” jawab Joelle dengan jujur. “Benar! Dan kami harus memintanya!” lanjut Kamil. “Akan tetapi, Allah dimuliakan ketika kami menyerahkan diri kami kepada-Nya, meski itu sulit, karena itulah yang telah Yesus lakukan.”
Sebelum Yesus disalibkan, Dia berdoa: “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Luk. 22:42). Dengan berdoa, “ambilah cawan ini,” Yesus memohon untuk tidak disalibkan; tetapi Dia berserah kepada Bapa karena kasih.
Menyerahkan segala keinginan kita kepada Allah memang tidak mudah, dan hikmat-Nya bisa jadi sulit dimengerti dalam momen-momen yang sulit. Doa Kamil dan Joelle dijawab dengan cara yang menakjubkan—saat ini Rima adalah seorang gadis berusia lima belas tahun yang sehat walafiat.
Yesus mengerti setiap pergumulan manusia. Bahkan ketika permohonan-Nya tidak dikabulkan, demi kita, Yesus menunjukkan bagaimana kita dapat mempercayai Allah untuk memenuhi setiap hal yang kita butuhkan. —James Banks
Aku ingin hidup “total” bagi-Mu, ya Bapa. Aku percaya kepada kasih-Mu yang tak pernah berakhir dan kuserahkan diriku kepada-Mu sebagai hamba-Mu hari ini.
Allah selalu layak menerima penyerahan diri dan pujian kita.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 15-17; 2 Timotius 2
Amin.
.AmiN.
Amin..
Amen ya Tuhan ????
Amin ..
Amin, haleluya.
Amin ya Tuhan
Amin
Amin…
Amin ????
haleluyah,amin
Amin pujituhan
Amin…
aminnn….
How great is our God
amin
Amien…Tuhan memberkati!
amin.. haleluya Tuhanku
Amin
Amin.
Amin, Ya Yesus
KehendakMu Tuhan, bukan kehendakku.
Amiin…. Sgl apa yg difirmankan Jadilah seturut kehendak Tuhan
Ajar kami a Tuhan. Terpujilah namaMu skarang dan sampai selamanya amin
amin.
sangat2 memberkati….,…Jbu
amin
Haleluya, Yesus itu baik Amin
Amen
Tuhan Yesus Kristus Engkau Penyelamatku. Aku sangat percaya Engkau Bapa. Amin