Kasih Ibu
Jumat, 23 November 2018
Baca: Mazmur 91:1-6
91:1 Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
91:2 akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”
91:3 Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.
91:4 Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
91:5 Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang,
91:6 terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. —Mazmur 91:15
Ketika orangtua Sue bercerai saat ia masih kecil, urusan hukum mengenai hak asuh dan hal-hal lainnya membuat Sue harus dikirim ke panti asuhan untuk sementara waktu. Karena sering diintimidasi oleh anak-anak yang lebih besar, Sue merasa kesepian dan terabaikan. Ibunya hanya mengunjunginya sekali sebulan, dan ia jarang bertemu ayahnya. Namun, bertahun-tahun kemudian, Sue baru tahu dari cerita sang ibu bahwa ternyata peraturan panti asuhan melarangnya berkunjung lebih dari sekali sebulan. Meski demikian, ibunya selalu berdiri di depan pagar panti itu setiap hari, dengan harapan dapat sekilas melihat putrinya. “Kadang-kadang,” ia berkata, “Aku hanya bisa melihatmu bermain di taman, untuk memastikan bahwa kamu baik-baik saja.”
Saat Sue menceritakan hal itu, saya pun mendapat sekilas gambaran tentang kasih Allah. Adakalanya kita mungkin merasa terabaikan dan sendirian di dalam pergumulan kita. Betapa terhiburnya kita saat mengetahui bahwa sesungguhnya Allah memperhatikan kita setiap saat! (Mzm. 33:18). Walau kita tidak dapat melihat-Nya, Dia senantiasa hadir bagi kita. Seperti orangtua yang penuh kasih, mata dan hati-Nya terus tertuju kepada kita ke mana pun kita pergi. Namun, tidak seperti ibunya Sue, Allah dapat bertindak demi kita kapan saja.
Mazmur 91 menggambarkan Allah yang meluputkan, melindungi, dan mengangkat anak-anak-Nya. Dia lebih dari sekadar tempat perlindungan dan kubu pertahanan. Berjalan dalam lembah kelam kehidupan ini, kita terhibur karena kita tahu bahwa Allah Mahakuasa memperhatikan kita dan aktif berkarya dalam hidup kita. “Aku akan menjawab [engkau],” sabda Allah. “Aku akan menyertai [engkau] dalam kesesakan, Aku akan meluputkan [engkau]” (ay.15). —Leslie Koh
Tuhan, terima kasih untuk jaminan bahwa kami selalu berada dalam pengawasan-Mu.
Bapa Surgawi kita senantiasa dekat.
Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 20-21; Yakobus 5
Amin. Terimakasih Tuhan, Engkau maha baik.
.AmiN.
Amin
amin
sungguh bsr kasih Allah pd qta, tegal itu marilah qta terus blajar melakukn Firman Allah , krn Allah slalu memantau qita .Amin. Tuhan yesus
Amin, haleluya.
Tuhan Yesus Memberkati.
Aminnnn
terimakasij ya Allah ku yg selalu mengawasi setiap langkah kami sehingga kami tidak tersesat. Amin God Bless…
Renungan yang bagus sekali, begitu mengena buat hidup saya. Semoga Tuhan memberkati kita selalu
Terimakasih Tuhan. Terpujilah namaMu skarang dan sampai selamanya amin
Amin
amin terima kasih Tuhan Yesus
haleluyah amin
amin
amin
Amin
Terima kasih Bapa Surgawi tuk slalu bersamaku. Ampuniku yg seringkali tidak menyadari kehadiranMu. Mampukanku hidup dengan memaknai arti kehadiranMu, amin.
Amin
Amin, Ya Yesus
Amin
:”) jd teringat kasus si gisel gading:(
Amin..Tuhan memberkati!
amin, terimakasih renungannya sangat memberkati
Sedih bacanya. Kenapa harus ada perceraian?
Amin,trimakasih Tuhan atas penyertaanmu setiap waktu kepadaku
Allah immanuel,amin.
Amin, Tuhan memberkati kita semua
amin
amin…
Amin, Betapa baiknya Tuhan kita tiap harinya.
Amin
Amin Tuhan
menguatkan saya yang jauh dari orang tua karena bekerja. terima kasih Tuhan.. amen
Amen