Sulitnya Menunggu

Senin, 8 Mei 2017

Sulitnya Menunggu

Baca: Mazmur 90

90:1 Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.

90:2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.

90:3 Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: “Kembalilah, hai anak-anak manusia!”

90:4 Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.

90:5 Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh,

90:6 di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.

90:7 Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut.

90:8 Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.

90:9 Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh.

90:10 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

90:11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?

90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

90:13 Kembalilah, ya TUHAN–berapa lama lagi? –dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

90:14 Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.

90:15 Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.

90:16 Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan semarak-Mu kepada anak-anak mereka.

90:17 Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. —Mazmur 90:12

Sulitnya Menunggu

Beberapa tahun terakhir, dua anggota keluarga saya terdiagnosis menderita penyakit yang mengancam nyawa mereka. Bagi saya, bagian tersulit dari usaha saya menguatkan mereka sepanjang perawatan adalah ketidakpastian yang terus-menerus ada. Saya selalu menghendaki penjelasan yang terus terang dari dokter, tetapi itu jarang sekali terjadi. Alih-alih diberi penjelasan, kami sering diminta untuk menunggu.

Memang tidak mudah berada dalam ketidakpastian yang membuat kami terus bertanya-tanya tentang apa yang akan ditunjukkan oleh hasil tes berikutnya. Berapa lama lagi waktu yang kami punya—berapa Minggu, bulan, tahun, atau dekade—sebelum kematian memisahkan kami? Namun, terlepas dari penyakit dan diagnosis, masing-masing dari kita pasti akan meninggal dunia suatu hari nanti, dan hal seperti kanker membuat kita lebih cepat memikirkan tentang kefanaan kita— sesuatu yang selama ini mungkin hanya terpendam di dalam benak.

Ketika diingatkan kembali tentang kefanaan manusia, saya pun berdoa dengan kata-kata yang dahulu menjadi doa Musa. Mazmur 90 mengatakan kepada kita bahwa meskipun hidup kita seperti rumput yang akan lisut dan layu (ay.5-6), kita memiliki Allah sebagai tempat perteduhan (ay.1). Seperti Musa, kita dapat meminta Allah untuk mengajar kita menghitung hari-hari supaya kita bisa membuat keputusan-keputusan yang bijaksana (ay.12), dan untuk membuat hidup kita yang singkat ini berbuah dengan menjadikan segala karya tangan kita bagi-Nya berhasil (ay.17). Pada akhirnya, mazmur itu mengingatkan kita bahwa pengharapan kita tidaklah diletakkan pada diagnosis dari dokter, melainkan pada Allah yang kekal “dari selama-lamanya sampai selama-lamanya”. —Amy Peterson

Bagaimana kita dapat menggunakan waktu yang telah diberikan kepada kita dengan baik?

Kita sanggup menghadapi kenyataan akan kefanaan kita karena kita percaya kepada Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-Raja 4-6; Lukas 24:36-53

Bagikan Konten Ini
36 replies
  1. Hasti Landari
    Hasti Landari says:

    Benar y Tuhan. Kiranya kami blh menggunakan setiap hari dg bijaksana dan senantiasa memuliakan Engkau. Amin.

  2. Ramon Enos Damaryanan
    Ramon Enos Damaryanan says:

    jadi mikir… udah buat apa ya yang kita lakukan dalam hidup… ga mau lagi nyia-nyiain waktu

  3. Salmawati Taraki
    Salmawati Taraki says:

    Saat kita menunggu, jangan hanya berdiam dalam kekhawatiran dan kepiutusasaan tetapi isi dengan kegiatan” yg memberi dampak bagi sesama maka tanpa terasa kita telah melewati banyak waktu menunggu kita dengan sukacita.

  4. Ester Febryani
    Ester Febryani says:

    Menunggu jawaban Tuhan membuat sy semakin mengerti akan adanya harapan dan kepastian…
    terima kasih Tuhan Yesus

  5. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik selalu bahagia murni menang terus tinggi luas lebar segar nyaman sejuk terang benderang kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *