Pujian dalam Kekelaman

Minggu, 7 Mei 2017

Pujian dalam Kekelaman

Baca: Matius 26:17-30

26:17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?”

26:18 Jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.”

26:19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.

26:20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.

26:21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.”

26:22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: “Bukan aku, ya Tuhan?”

26:23 Ia menjawab: “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.

26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.”

26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya.”

26:26 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.”

26:27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.

26:28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

26:29 Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.”

26:30 Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun.

Sebab itu, dengan perantaraan Yesus, hendaklah kita selalu memuji-muji Allah; itu merupakan kurban syukur kita kepada-Nya, yang kita persembahkan melalui ucapan bibir untuk memuliakan nama-Nya. —Ibrani 13:15 BIS

Pujian dalam Kekelaman

Meskipun teman saya Mickey telah kehilangan penglihatannya, ia mengatakan kepada saya, “Aku akan terus memuji Allah setiap hari, karena Dia telah melakukan banyak kebaikan dalam hidupku.”

Yesus memberi Mickey, dan juga kita, alasan utama untuk terus memuji Allah. Pasal 26 dalam Injil Matius menceritakan tentang Yesus yang mengadakan perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya pada malam sebelum Dia disalibkan. Ayat 30 menyatakan bagaimana mereka mengakhiri perjamuan itu, “Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun.”

Bukan sembarang nyanyian yang mereka nyanyikan malam itu, tetapi nyanyian pujian. Selama ribuan tahun, orang Yahudi telah menyanyikan sekumpulan Mazmur yang disebut “Hallel” pada peringatan Paskah (hallel adalah kata Ibrani untuk “pujian”). Bagian akhir dari seluruh doa dan nyanyian pujian yang ditemukan dalam Mazmur 113-118 itu memuliakan Allah yang telah menjadi keselamatan kita (118:21). Pujian itu menyebut tentang batu yang dibuang dan yang telah menjadi batu penjuru (ay.22) dan pribadi yang datang dalam nama Tuhan (ay.26). Sangat mungkin mereka bernyanyi, “Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!” (ay.24).

Sebagaimana Yesus bernyanyi bersama murid-murid-Nya di malam Paskah itu, Dia memberi kita alasan utama bagi kita untuk memandang melampaui keadaan yang ada di hadapan kita. Dia mengajak kita memuji kasih dan kesetiaan Allah yang tak pernah berakhir. —James Banks

Tuhan, Engkau selalu layak menerima pujian, bahkan saat aku sulit untuk melakukannya. Tolonglah aku untuk semakin rindu memuji-Mu.

Memuji Allah memampukan kita untuk mengingat kembali kebaikan-Nya yang tidak pernah berakhir.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-Raja 1-3; Lukas 24:1-35

Bagikan Konten Ini
29 replies
  1. lilyana sari
    lilyana sari says:

    pujian dan syukur atas anugerah kasihMu selalu kunaikkan kepadaMu…amin

  2. Florida Lisna Mere
    Florida Lisna Mere says:

    tolonglah aku Tuhan utk mampu menaikkan pujian padMu sekalipun dalam masa tersulit dalam hidupku.

  3. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik selalu bahagia murni menang terus tinggi luas lebar segar nyaman sejuk terang benderang kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  4. Terpujilh Allah yg Maha Besar selalu setia memberi KaaihNya pda ank" ku. amin.
    Terpujilh Allah yg Maha Besar selalu setia memberi KaaihNya pda ank" ku. amin. says:

    Sangat bagus untk menginspirasi..khuzusnya kaum muda-mudi..

  5. Melky Kolotjutju
    Melky Kolotjutju says:

    jagalah dirimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kasih

  6. Gvanit Brandon Bastian Ovel
    Gvanit Brandon Bastian Ovel says:

    halleluya..Allah Bapa disurga Tuhan kita Yesus Kristus dimuliakan selamanya.. Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *