Berserah Penuh

Sabtu, 21 Januari 2017

Berserah Penuh

Baca: Roma 12:1-8

12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,

12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.

12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;

12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup. —Roma 12:1

Berserah Penuh

Ketika saya bermain bola basket di perguruan tinggi, saya secara sadar mengambil keputusan pada awal setiap musim pertandingan untuk berlatih dan mengabdikan diri secara total kepada pelatih saya, yaitu melakukan apa pun yang ia minta untuk saya lakukan. Bayangkan jika saya mengatakan kepada pelatih, “Pak, saya mau bermain. Saya akan menggiring dan menembakbola, tetapi jangan meminta saya berlari, bertahan, menjaga lawan, atau bekerja keras!” Sikap itu tentu tidak bisa diterima dan tidak akan memberikan manfaat bagi tim kami.

Setiap atlet yang sukses harus memiliki kepercayaan penuh kepada pelatihnya dan mau melakukan apa pun yang diminta oleh sang pelatih demi kebaikan tim mereka.

Di dalam Kristus, kita harus menjadi “persembahan yang hidup” bagi Allah (Rm. 12:1). Kita berkata kepada Juruselamat dan Tuhan kita: “Aku percaya kepada-Mu. Apa pun yang Engkau kehendaki untuk kulakukan, aku bersedia melakukannya.” Kemudian Dia mengubah kita dengan memperbarui pikiran kita untuk memusatkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan hati-Nya.

Syukurlah Allah tidak pernah memanggil kita untuk melakukan sesuatu tanpa terlebih dahulu memperlengkapi kita. Rasul Paulus mengingatkan kita, “Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita” (ay.6).

Ketika tahu bahwa kita dapat mempercayakan hidup kita kepada Allah, kita pun sanggup berserah penuh kepada-Nya. Kita yakin karena kita tahu bahwa Allah Pencipta kita akan selalu menolong kita untuk melakukan semua yang dikehendaki-Nya. —Dave Branon

Bapa Surgawi, tak seorang pun layak menerima pengorbanan dan pengabdian kami selain Engkau saja. Tolonglah kami untuk menyadari sukacita yang dialami ketika kami menyerahkan diri kami sepenuhnya kepada-Mu.

Tak ada risiko saat kita berserah penuh kepada Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 1-3; Matius 14:1-21

Artikel Terkait:

Tanpa Yesus, Aku Tidak Bisa Apa-Apa

Masih ingatkah kamu dengan pesepakbola terkenal asal Brazil, Ricardo Izecson dos Santos Leite atau yang biasa disapa Kaká? Bagaimana perjalanan hidupnya sehingga ia bisa meraih keberhasilan? Yuk, baca kesaksian lengkapnya di dalam artikel ini.

Bagikan Konten Ini
21 replies
  1. John Tampubolon
    John Tampubolon says:

    Saya tidak mengerti yang dimaksud dengan “mempersembahkan tubuh” pada ayat yg pertama. Apakah itu benar2 tubuh atau bermakna sesuatu yang lain (misalnya tubuh=hidup?)

  2. arifah
    arifah says:

    Y Allah hny kpd Mu aq berserah diri dgn sgnap hati,jiwa,roh dan akl bdiku.Kpd Mu aq menyembah dgn hati sbgai hamba dlm roh dan kbenaran dri firman Mu.Aq rindu hadirat Mu pnuhi aq dgn kuasa Roh Mu.Bimbnglah aq di jln Mu yg bnar dan tuntunlah aq di air Mu yg tnang yg menyegarkan jiwaku.

  3. Fen
    Fen says:

    Tuhan biarlah hatiku hanya berpusat pada-Mu,biarlah aku boleh slalu mengingat Dan melakukan firman Mu

  4. christi
    christi says:

    selalu meyakinkan dan mengingatkan diri bahwa tidak akan ada resiko bila kita mau berserah penuh kepada Allah… Gb us

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *