Posts

Gunakan Keunikan Kamu

Kamis, 29 Agustus 2019

Gunakan Keunikan Kamu

Baca: 1 Korintus 12:1-14

12:1 Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.

12:2 Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.

12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.

12:4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.

12:5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.

12:6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

12:7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

12:8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.

12:9 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.

12:10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

12:12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.

Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. —1 Korintus 12:4

Gunakan Keunikan Kamu

Saya pernah diundang untuk bertemu dengan seorang pianis terkenal dunia. Karena sejak kecil saya sudah berkutat dengan musik—bermain biola dan piano, dan terutama menyanyi solo di gereja dan acara-acara lainnya—saya senang sekali mendapatkan kesempatan ini.

Ketika saya bertemu dengan sang pianis, barulah saya tahu bahwa ia tidak terlalu fasih berbahasa Inggris. Saya juga terkejut ketika ia menyiapkan cello untuk saya—padahal saya sama sekali belum pernah mempelajari alat musik itu—dan meminta saya memainkannya. Ia berkeras menyuruh saya main dan ia akan mengiringi saya. Saya menggesekkan beberapa nada, dengan berusaha meniru cara bermain biola yang saya pelajari. Setelah saya mengakui bahwa saya tidak bisa, kami pun berpisah.

Saya terbangun dan menyadari ternyata kisah tadi hanya mimpi. Namun, karena saya memang mempunyai latar belakang bermusik, dalam benak saya terus terbayang kata-kata, Mengapa tidak kau katakan kepadanya bahwa kau bisa menyanyi?

Allah memperlengkapi kita dengan talenta dan karunia rohani agar kita mengembangkannya untuk kebaikan bersama (1kor. 12:7). Dengan sungguh-sungguh membaca Alkitab dan mendengarkan nasihat bijak dari orang lain, kita dapat semakin mengerti tentang karunia (atau karunia-karunia) rohani unik yang kita miliki. Rasul Paulus mengingatkan bahwa apa pun karunia rohani itu, kita perlu meluangkan waktu untuk mengenali dan menggunakannya, dengan menyadari bahwa Roh Allah memberikan karunia kepada tiap-tiap orang “seperti yang dikehendaki-Nya” (ay.11).

Mari gunakan keunikan yang telah diberikan Roh Kudus kepada kita untuk memuliakan Allah dan melayani saudara-saudari seiman kita dalam Tuhan. —Evan Morgan, Penulis Tamu

WAWASAN
Kepada gereja Korintus yang sedang bergumul dengan perpecahan besar, Paulus menulis tentang karunia-karunia Roh. Tujuannya ialah untuk memulihkan perpecahan itu dan menyesuaikan cara pandang umat percaya terhadap peran dan keunggulan mereka masing-masing. Salah satu hal pertama yang Paulus katakan adalah bahwa karunia-karunia itu diberikan untuk kebaikan bersama. Artinya, apapun karunia itu, manfaatnya adalah bagi kepentingan orang lain. —J.R. Hudberg

Apa keunikan karunia rohanimu, dan bagaimana kamu dapat menggunakannya hari ini? Mengapa kita tidak sepatutnya iri terhadap karunia rohani orang lain?

Ya Bapa, tunjukkanlah kepadaku karunia-karunia yang telah Engkau berikan dan bagaimana aku bisa menggunakannya untuk melayani sesamaku.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 126-128; 1 Korintus 10:19-33

Handlettering oleh Kezia Endhy

Merayakan Kreativitas Allah

Senin, 12 Agustus 2019

Merayakan Kreativitas Allah

Baca: Roma 12:3-8

12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,

12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.

12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;

12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. —Roma 12:6

Merayakan Kreativitas Allah

Lance Brown, seorang seniman buta warna, naik ke atas panggung diiringi alunan musik yang memenuhi aula gereja. Dengan membelakangi jemaat, ia berdiri di depan kanvas putih besar, dan mencelupkan kuasnya ke cat hitam. Dengan lincah, tangannya bergerak membuat gambar salib. Lewat goresan demi goresan di atas kanvas, Lance menuturkan kisah penyaliban dan kebangkitan Kristus. Ia menutup beberapa bagian kanvas dengan cat hitam, lalu menambahkan warna biru dan putih untuk menyelesaikan lukisan yang kini terlihat abstrak itu dalam waktu kurang dari enam menit. Kemudian ia memegang kanvas itu, membaliknya, dan tampaklah sebuah gambar yang tersembunyi, yaitu wajah Yesus yang penuh kasih.

Brown berkata bahwa ia sempat ragu saat seorang teman mengusulkan agar ia melukis cepat di dalam sebuah kebaktian. Namun, sekarang ia pergi ke seluruh dunia untuk membawa jemaat menyembah Tuhan sambil ia melukis dan bercerita tentang Yesus.

Rasul Paulus menegaskan nilai dan tujuan dari bermacam-macam karunia yang Allah bagikan kepada umat-Nya. Setiap anggota keluarga Allah diperlengkapi dengan karunia untuk memuliakan Dia dan membangun hidup orang lain dalam kasih (rm. 12:3-5). Paulus mendorong kita untuk mengenali karunia kita dan menggunakannya untuk membangun orang lain dan membawa mereka kepada Yesus, lewat pelayanan yang kita lakukan dengan tekun dan penuh sukacita (ay.6-8).

Kepada masing-masing dari kita, Allah telah memberikan karunia rohani, talenta, keterampilan, dan pengalaman untuk melayani dengan sepenuh hati baik di belakang maupun di depan layar. Saat kita merayakan kreativitas Allah, Dia pun memakai keunikan kita masing-masing untuk memberitakan Injil dan membangun hidup umat-Nya dalam kasih. —Xochitl Dixon

WAWASAN
Pasal 12 merupakan titik balik dalam surat Roma. Sebelumnya, Rasul Paulus menjelaskan karya keselamatan Allah, dengan Yesus sebagai Adam kedua yang datang untuk menebus yang terhilang karena ketidaktaataan nenek moyang kita di taman Eden. Selanjutnya, Paulus beralih kepada cara menghidupi keselamatan itu. Pertama, dengan menasihati setiap orang yang telah ditebus untuk menjadi “persembahan yang hidup” (ay.1), fokusnya adalah menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah dengan melayani sesama. Selanjutnya, ada karunia-karunia rohani untuk memperlengkapi anak-anak Allah dalam pelayanan mereka kepada orang lain (ay.3-8). Daftar karunia rohani lain ada dalam 1 Korintus 12:7-11, dan peran kepemimpinan (karunia untuk gereja) terdapat di Efesus 4:11. Melalui setiap karunia tersebut, Roh Kudus memampukan kita untuk berfungsi dalam pelayanan rohani masing-masing. —Bill Crowder

Siapa yang dapat kamu dorong untuk memakai karunia, talenta, dan keterampilan yang mereka miliki untuk melayani orang lain dengan penuh sukacita? Bagaimana caramu memakai karuniamu secara unik untuk melayani-Nya?

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 84-86; Roma 12

Handlettering oleh Kent Nath

Meneladani Sang Konselor Sejati

Oleh Novita Sari Hutasoit, Tangerang

Lebih cantik, lebih pintar, lebih kaya—bagiku, itulah yang disebut sebagai kelebihan. Namun, bagi orang lain, aku memiliki kelebihan yang berbeda dari apa yang kupahami sebagai kelebihan. Padahal, apa yang dianggap orang lain sebagai kelebihanku sepertinya adalah hal yang biasa dan dimiliki oleh banyak orang: mendengarkan dan mendoakan.

Ketika menerima kata-kata pujian tentang kedua hal itu dari orang lain, aku hanya tersenyum tipis dan kadang menjawab dengan, “Ah, masa?” atau “Amin…”. Aku merespon dengan cara seperti itu bukan karena merasa senang dipuji, tetapi karena aku merasa belum sepenuhnya menjadi seorang pendengar dan pendoa yang baik.

Seringkali keluarga, sahabat, dan orang-orang di sekitarku juga menyampaikan bahwa mereka sangat tersentuh dengan kata-kata yang kuucapkan dalam doaku. Mereka bilang, aku adalah pendoa yang baik. Namun, lagi-lagi aku merasa apa yang kulakukan adalah hal yang biasa-biasa saja, karena setiap orang bisa berdoa dan setiap kata yang disampaikan dalam doa tidak ada yang salah. Sikap hati saat berdoa adalah hal yang terpenting.

Aku sangat sering mendengarkan curhat dari orang lain, baik orang yang sudah maupun baru kukenal. Entah mengapa, mereka yang baru saja mengenalku bisa langsung merasa nyaman untuk bercerita kepadaku, bahkan meminta aku untuk mendoakan mereka.

Suatu malam, aku merasakan ada yang berbeda saat sedang mendengarkan curhatan seorang junior di kampusku dulu. Usai kami berbincang lewat WhatsApp, aku membaca kembali setiap kata dan kalimat yang kusampaikan. Aku tersenyum dan merenung, “Tuhan, kenapa aku bisa menyampaikan hal ini ya?”. Aku juga teringat bahwa setiap kali ada orang yang bercerita kepadaku, baik langsung maupun lewat media sosial, mereka selalu menyampaikan, “bawa aku dalam doamu setiap hari”. Aku mulai merenung, apakah mendengarkan dan mendoakan memang dua hal yang Tuhan karuniakan bagiku?

Aku teringat pada pengalamanku ketika mengikuti konseling. Sebuah konseling terdiri dari dua pihak, yaitu konselor dan konseli (atau klien). Konselor mampu menolong konseli untuk menyampaikan masalah yang sedang ia hadapi serta memberikan solusi agar si konseli bisa pulih dan kembali melakukan aktivitasnya sehari-hari dengan baik.

Malam itu juga aku mendapati sebuah jawaban bahwa hanya karena pertolongan dari Yesus Kristus, Sang Konselor Sejati, aku dimampukan untuk mendengarkan dan mendoakan orang lain. Sang Konselor Sejati terlebih dahulu memulihkan hidupku dengan berbicara lewat firman-Nya dalam Alkitab dan memberiku kekuatan lewat doa, sehingga aku dimampukan untuk menjadi konselor bagi orang lain.

Untuk menjadi konselor yang baik bagi orang-orang di sekitar kita, tentunya kita harus terlebih dahulu memiliki relasi yang intim dengan Sang Konselor Sejati. Mendengar suara-Nya dan mengenal kehendak-Nya adalah hal utama yang harus selalu kita kejar hari demi hari. Tuhan sendiri yang akan memampukan kita untuk menjalani panggilan-Nya dalam hidup kita, yaitu untuk menjadi ‘konselor-konselor’ Ilahi.

Mendengarkan dan mendoakan—dua cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menyatakan kasih Yesus kepada sesama. Kita dapat menolong orang lain dengan mengajak mereka datang kepada Yesus, Sang Konselor Sejati yang memberi kelegaan.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28).

Baca Juga:

Terlalu Fokus Pelayanan Membuatku Lupa Siapa yang Kulayani

Kupikir jalan hidup yang kuambil sudah tepat—menghabiskan waktu dan tenaga untuk melakukan kegiatan pelayanan. Tapi, kemudian aku sadar bahwa ada yang keliru dalam motivasiku melayani-Nya.

Banyak Karunia, Satu Tujuan

Minggu, 8 Juli 2018

Banyak Karunia, Satu Tujuan

Baca: 1 Korintus 12:4-14

12:4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.

12:5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.

12:6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

12:7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

12:8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.

12:9 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.

12:10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

12:12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.

Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. —1 Korintus 12:12

Banyak Karunia, Satu Tujuan

Jagung adalah makanan pokok di negara asal saya, Meksiko. Ada banyak jenis jagung. Kamu dapat menemukan tongkol jagung berwarna kuning, cokelat, merah, dan hitam, bahkan ada yang bercorak belang-belang. Namun, penduduk kota biasanya tidak mau memakan jagung yang belang-belang. Amado Ramírez, seorang pengusaha restoran sekaligus peneliti, menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena mereka meyakini keseragaman menunjukkan kualitas yang tinggi. Meski demikian, jagung yang belang-belang ternyata enak rasanya dan cocok untuk bahan baku keripik tortilla.

Gereja Tuhan lebih mirip dengan jagung yang belang-belang daripada jagung dengan satu warna. Rasul Paulus menggunakan tubuh untuk menggambarkan tentang gereja. Walaupun kita semua adalah satu tubuh, dan kita memiliki Allah yang sama, setiap dari kita telah diberi karunia yang berbeda-beda. Inilah yang dikatakan Paulus, “Ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang” (1Kor. 12:5-6). Keragaman dalam cara kita melayani satu sama lain menunjukkan kemurahan hati dan kreativitas Allah.

Ketika kita menerima keragaman yang ada, kiranya kita juga berusaha sungguh-sungguh untuk menjaga kesatuan iman dan tujuan kita bersama. Memang, kita memiliki kemampuan dan latar belakang yang berbeda-beda. Kita berbicara dalam bahasa yang berbeda-beda dan berasal dari negara yang berbeda-beda. Namun, kita memiliki Allah yang sama, sang Pencipta yang sangat menikmati keragaman ciptaan-Nya. —Keila Ochoa

Bapa, kiranya kami berusaha sungguh-sungguh untuk menjadi satu, dengan menghormati satu sama lain dan menghargai keragaman karunia serta talenta kami.

Kita membutuhkan satu sama lain untuk dapat menjadi pribadi-pribadi yang Allah kehendaki.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 36-37; Kisah Para Rasul 15:22-41

Sidik Jari Allah

Senin, 7 Mei 2018

Sidik Jari Allah

Baca: Efesus 2:1-10

2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

2:4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,

2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan—

2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,

2:7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.

2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,

2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. —Efesus 2:10

Sidik Jari Allah

Lygon Stevens suka sekali mendaki gunung bersama saudaranya, Nick. Mereka berdua adalah pendaki yang berpengalaman dan sama-sama pernah mencapai Puncak Denali di Gunung McKinley, puncak gunung tertinggi di Amerika Utara. Namun pada bulan Januari 2008, longsoran salju pada sebuah gunung di Colorado membuat Nick terluka dan menewaskan Lygon yang masih berusia 20 tahun. Ketika suatu hari Nick menemukan catatan harian Lygon di salah satu tasnya, ia sangat terhibur oleh isinya. Catatan harian adik perempuannya itu dipenuhi dengan perenungan, doa, dan pujian kepada Allah. Salah satu tulisannya adalah sebagai berikut: “Aku adalah karya seni buatan Allah. Akan tetapi, Dia belum selesai; bahkan Dia baru saja memulai karyanya. . . . Sidik jari Allah membekas di setiap bagian hidupku. Takkan pernah ada orang lain yang sama seperti diriku . . . dalam hidup ini, aku mendapat tugas yang harus kulakukan dan tugas itu tak bisa dilakukan oleh orang lain.”

Meskipun Lygon sudah meninggalkan dunia ini, melalui teladan dan catatan hariannya, ia masih memberikan inspirasi sekaligus tantangan kepada orang-orang yang masih hidup.

Karena kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26), setiap manusia adalah “karya seni buatan Allah”. Itulah yang dikatakan Rasul Paulus, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Ef. 2:10).

Bersyukur kepada Allah karena Dia memakai setiap dari kita, sesuai waktu dan cara-Nya, untuk menolong satu sama lain. —Dennis Fisher

Bagaimana Engkau akan memakai diriku, Tuhan? Aku siap dan rela dipakai oleh-Mu.

Setiap manusia merupakan karya unik dari rancangan kasih Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-Raja 1-3; Lukas 24:1-35

Bermain dengan Selaras

Jumat, 23 Juni 2017

Bermain dengan Selaras

Baca: Roma 12:3-8

12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,

12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.

12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;

12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. —Roma 12:5-6

Bermain dengan Selaras

Melihat konser band sekolah cucu kami, saya terkesan pada betapa bagusnya anak-anak berusia 11-12 tahun itu bermain bersama. Jika tiap anak ingin tampil sendiri-sendiri, mereka tidak akan mampu mencapai apa yang dilakukan band itu bersama-sama. Semua seruling, terompet, dan perkusi memainkan bagiannya masing-masing dan menghasilkan musik yang indah!

Kepada para pengikut Yesus di Roma, Paulus menulis, ”Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita” (Rm. 12:5-6). Karunia yang disebutkan Paulus antara lain adalah bernubuat, melayani, mengajar, menasihati, berbagi, memberi pimpinan, dan menunjukkan kemurahan (ay.7-8). Setiap karunia hendaknya digunakan dengan leluasa untuk kepentingan bersama (1Kor. 12:7).

Salah satu definisi dari konser adalah “kesepakatan dalam rancangan atau rencana, kesatuan aksi; harmoni atau keselarasan”. Itulah rancangan Allah untuk kita, anak-anak-Nya di dalam iman kepada Yesus Kristus. “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat” (ay.10). Allah ingin kita bekerja sama, bukan saling bersaing.

Kita berada “di atas panggung”, disaksikan dan didengarkan oleh dunia setiap hari. Tidak ada pemain tunggal dalam konser Allah, dan tiap alat musik berperan penting. Musik terbaik dihasilkan ketika setiap orang memainkan perannya dalam kesatuan bersama. —David McCasland

Tuhan, Kaulah Pemimpin hidup kami. Kami ingin meninggikan kasih dan anugerah-Mu dalam keselarasan dengan anak-anak-Mu yang lain hari ini.

Tidak ada pemain tunggal dalam orkestra Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Ester 9-10 dan Kisah Para Rasul 7:1-21

Itu Bukan Aku

Minggu, 12 Maret 2017

Itu Bukan Aku

Baca: 1 Petrus 4:7-11

4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

4:8 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

4:9 Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.

4:10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

4:11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang. —1 Petrus 4:10

Itu Bukan Aku

Dalam masa liburan baru-baru ini, saya memutuskan untuk menumbuhkan janggut. Banyak respons dan pujian datang dari teman-teman dan rekan kerja saya. Namun suatu hari, saya memperhatikan janggut saya dan berpikir, “Itu bukan aku.” Maka saya pun memutuskan untuk mencukurnya.

Saya sedang berpikir tentang siapa diri kita dan mengapa ada hal-hal tertentu yang kita rasa tidak mencerminkan kepribadian kita. Yang teRutama, hal itu terjadi karena Allah mengaruniakan kesukaan dan perbedaan kepada kita masing-masing. Tidak masalah jika kita memiliki hobi yang berbeda, tidak menyukai makanan yang sama, atau beribadah di gereja yang berbeda. Setiap kita diciptakan dengan unik, “dahsyat dan ajaib” (Mzm. 139:14). Petrus menuliskan bahwa kita diberi karunia yang unik untuk melayani satu sama lain (1Ptr. 4:10-11).

Para murid Yesus tidak melepaskan sifat-sifat mereka sebelum mengikut Yesus. Petrus begitu impulsif sehingga ia sempat memotong telinga seorang hamba pada saat Yesus ditangkap. Tomas bersikeras menuntut bukti sebelum mempercayai bahwa Kristus sudah bangkit. Tuhan tidak menolak mereka mentah-mentah karena mereka masih bertumbuh. Dia sedang membentuk mereka bagi pelayanan-Nya.

Ketika kita memikirkan cara terbaik yang bisa kita lakukan untuk melayani Tuhan, kita patut bersikap bijaksana dengan mempertimbangkan segala karunia dan sifat yang kita miliki. Itu berarti adakalanya kita harus berkata, “Itu bukan aku. Aku bukanlah orang yang tepat.” Allah mungkin memanggil kita untuk keluar dari zona nyaman kita, tetapi Dia melakukan hal tersebut untuk mengembangkan karunia dan kepribadian kita yang unik demi memenuhi maksud-Nya yang baik. Kita menghargai sifat Allah yang kreatif ketika kita mengizinkan Dia untuk memakai hidup kita apa adanya. —Dave Branon

Bapa, terima kasih untuk kepribadian dan kemampuan yang telah Engkau bentuk dalam diriku. Bimbing aku untuk menggunakannya bagi-Mu.

Tidak ada manusia yang biasa—kita diciptakan sebagai pribadi yang unik.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 17-19; Markus 13:1-20

Artikel Terkait:

Bagaimana Jika Tuhan Mengambil Talentaku?

Selama sekian tahun lamanya, Shawn telah menulis banyak puisi tentang berbagai sisi kehidupannya. Dia merasa Tuhan telah memberkatinya dengan talenta ini. Namun, belakangan, Shawn merasa kesulitan menulis puisi dengan lancar. Dia pun mulai bertanya-tanya: “Apakah aku sudah kehabisan inspirasi? Atau yang lebih parah, apakah aku telah kehilangan talentaku?”

Berserah Penuh

Sabtu, 21 Januari 2017

Berserah Penuh

Baca: Roma 12:1-8

12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,

12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.

12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;

12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup. —Roma 12:1

Berserah Penuh

Ketika saya bermain bola basket di perguruan tinggi, saya secara sadar mengambil keputusan pada awal setiap musim pertandingan untuk berlatih dan mengabdikan diri secara total kepada pelatih saya, yaitu melakukan apa pun yang ia minta untuk saya lakukan. Bayangkan jika saya mengatakan kepada pelatih, “Pak, saya mau bermain. Saya akan menggiring dan menembakbola, tetapi jangan meminta saya berlari, bertahan, menjaga lawan, atau bekerja keras!” Sikap itu tentu tidak bisa diterima dan tidak akan memberikan manfaat bagi tim kami.

Setiap atlet yang sukses harus memiliki kepercayaan penuh kepada pelatihnya dan mau melakukan apa pun yang diminta oleh sang pelatih demi kebaikan tim mereka.

Di dalam Kristus, kita harus menjadi “persembahan yang hidup” bagi Allah (Rm. 12:1). Kita berkata kepada Juruselamat dan Tuhan kita: “Aku percaya kepada-Mu. Apa pun yang Engkau kehendaki untuk kulakukan, aku bersedia melakukannya.” Kemudian Dia mengubah kita dengan memperbarui pikiran kita untuk memusatkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan hati-Nya.

Syukurlah Allah tidak pernah memanggil kita untuk melakukan sesuatu tanpa terlebih dahulu memperlengkapi kita. Rasul Paulus mengingatkan kita, “Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita” (ay.6).

Ketika tahu bahwa kita dapat mempercayakan hidup kita kepada Allah, kita pun sanggup berserah penuh kepada-Nya. Kita yakin karena kita tahu bahwa Allah Pencipta kita akan selalu menolong kita untuk melakukan semua yang dikehendaki-Nya. —Dave Branon

Bapa Surgawi, tak seorang pun layak menerima pengorbanan dan pengabdian kami selain Engkau saja. Tolonglah kami untuk menyadari sukacita yang dialami ketika kami menyerahkan diri kami sepenuhnya kepada-Mu.

Tak ada risiko saat kita berserah penuh kepada Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 1-3; Matius 14:1-21

Artikel Terkait:

Tanpa Yesus, Aku Tidak Bisa Apa-Apa

Masih ingatkah kamu dengan pesepakbola terkenal asal Brazil, Ricardo Izecson dos Santos Leite atau yang biasa disapa Kaká? Bagaimana perjalanan hidupnya sehingga ia bisa meraih keberhasilan? Yuk, baca kesaksian lengkapnya di dalam artikel ini.

Apa yang Kuberikan bagi-Nya?

Jumat, 23 Desember 2016

Apa yang Kuberikan bagi-Nya?

Baca: Mazmur 103:1-18

103:1 Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!

103:2 Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!

103:3 Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,

103:4 Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,

103:5 Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.

103:6 TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.

103:7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

103:8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

103:9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.

103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,

103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;

103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.

103:13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.

103:14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.

103:15 Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga;

103:16 apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.

103:17 Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu,

103:18 bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.

Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! —Mazmur 103:2

Apa yang Kuberikan bagi-Nya?

Suatu tahun di sebuah gereja, panitia yang bertanggung jawab atas dekorasi Natal memutuskan untuk menggunakan tema “Daftar Permohonan Natal”. Mereka tidak memakai dekorasi dengan hiasan-hiasan berkilauan emas dan perak seperti yang lazim digunakan, tetapi memberi setiap jemaat selembar label berwarna merah atau hijau. Setiap orang diminta menuliskan pada satu sisi dari label itu daftar hadiah yang ingin mereka terima dari Tuhan. Di sisi lainnya, mereka menuliskan daftar hadiah yang akan mereka berikan kepada Dia, Yesus Kristus, yang kelahiran-Nya mereka rayakan.

Jika kamu diminta untuk menuliskan hal yang sama, hadiah apakah yang akan kamu minta dan yang akan kamu berikan? Alkitab memberi kita banyak sekali ide. Allah berjanji untuk menyediakan semua kebutuhan kita, maka kita bisa meminta supaya diberi pekerjaan baru, bantuan untuk masalah keuangan, kesembuhan fisik untuk diri sendiri atau orang lain, atau pemulihan hubungan. Kita mungkin bertanya-tanya karunia rohani apa yang bisa kita gunakan untuk melayani Allah. Banyak dari karunia rohani tersebut tertulis dalam Roma 12 dan 1 Korintus 12. Atau mungkin kita rindu menunjukkan buah Roh dalam kadar yang lebih besar: lebih mengasihi, bersukacita, membawa damai sejahtera, sabar, murah dan baik hati, setia, lemah lembut, dan menguasai diri (Gal. 5:22-23).

Anugerah terbesar yang dapat kita terima dari Allah adalah Anak-Nya, Juruselamat kita, dan Dia membawa pengampunan, pemulihan, dan janji kehidupan rohani yang kita nikmati dari saat ini sampai kekal selama-lamanya. Bagaimana dengan kita? Hadiah terbaik yang dapat kita berikan kepada Tuhan Yesus adalah hati kita. —Marion Stroud

Engkau telah melimpahiku dengan anugerah-Mu, Tuhan. Sebagai balasannya, aku ingin memberi-Mu hadiah terbaik yang bisa kuberikan. Nyatakanlah kepadaku apa yang paling Engkau ingini dari diriku.

Andai aku orang Majus, akan kulakukan yang kubisa. Namun apa yang bisa kuberi bagi-Nya? Kuberikan Dia hatiku seluruhnya. —Christina G. Rossetti

Bacaan Alkitab Setahun: Nahum 1-3; Wahyu 14

Artikel Terkait:

5 Harapanku untuk Perayaan Natal Tahun Ini

Apa yang menjadi harapanmu untuk Natal tahun ini?