Kamu Berharga di Mata Tuhan

Oleh Marlena V.Lee, Jakarta

Pernahkah kamu bertanya-tanya tentang apakah yang membuatmu begitu spesial buat Tuhan? Adakah waktu-waktu di mana kamu bertanya, “Apakah aku benar-benar berharga di mata Tuhan? Mengapa?”

Kalau aku, ketika aku merasa lemah dan hancur hati, kerap aku menemukan diriku menanyakan hal tersebut. Bukannya aku meragukan Tuhan, hanya saja aku meragukan apakah diriku sendiri ini layak untuk dicintai atau tidak. Apa yang Tuhan lihat dariku, sehingga Dia menyerahkan segalanya—bahkan nyawa-Nya sendiri—untuk seseorang yang penuh kesalahan dan kelemahan sepertiku?

Pertanyaan itu selalu timbul tenggelam di hatiku, sampai suatu hari Tuhan menyadarkanku lewat suatu peristiwa sederhana. Saat itu, aku baru saja keluar dari mal dan sedang berlari ke halte bus. Tapi, aku menyadari ada sesuatu yang kurang. Gelangku hilang. Segera saja perasaan sebal menyenggol hatiku, sebab gelang itu adalah gelang yang aku buat sendiri. Tapi, karena saat itu aku sedang terburu-buru, jadi aku tidak berniat untuk kembali ke mal dan mencari gelang itu. Lagipula, gelang itu juga punya banyak kekurangan dan dengan hilangnya gelang itu, kupikir aku bisa membuat lagi yang baru dan menyempurnakan desainnya. Aku pun melanjutkan perjalananku.

Namun, entah mengapa, aku tiba-tiba teringat pada proses ketika aku membuat gelang itu. Aku ingat saat merencanakan bagaimana desainnya. Aku juga ingat saat mempertimbangkan batu manik-manik mana dan bahan lainnya yang sebaiknya kugunakan. Bahkan, perasaan menyenangkan ketika melihat rancangan gelangku mulai terbentuk pun kurasakan kembali. Langkahku terhenti. Meski banyak kekurangan, tapi proses pembuatan gelang itu tidaklah mudah dan aku pun mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Mungkin seharusnya aku mencoba mencari gelang itu.

Kembalilah aku ke dalam mal. Aku mencari di supermarket, toko roti, dan terus menelusuri jalan-jalan yang sempat kulalui. Sementara itu, kepingan demi kepingan ingatan saat aku membuat gelang itu terus mendatangi benakku. Semakin lama, jantungku jadi berdebar semakin kencang. Keinginanku untuk menemukan gelang itu kian menguat. Saat tiba di toko buku—tempat terakhir yang kuingat kalau gelangku masih ada—aku hampir panik karena tidak menemukan gelang itu di sana. Aku pun bertanya pada karyawan di sana.

“Maaf, gelang itu mahal?” tanyanya dengan ekspresi khawatir. Mungkin karena suaraku yang sedikit bergetar.

Saat aku mengatakan kalau gelang itu hanya terbuat dari mote dan renda, ia terlihat heran. Namun ia tetap tersenyum dan memintaku menunggu sambil bertanya pada rekan-rekannya.

Detik demi detik berlalu. Hatiku semakin tidak karuan. Bagaimana kalau gelang itu hilang? Tidak sesaat pun pikiran bahwa aku dapat membuat gelang itu kembali terlintas di benakku. Aku harus mendapatkannya kembali. Harus!

Saat karyawan toko buku itu kembali dengan gelangku di tangannya, aku menerimanya dengan tangan gemetar. Impitan di hatiku pun terlepas. Aku langsung menggenggamnya dekat di dadaku dan bersyukur. Saat itulah kusadari betapa berharganya bagiku benda tidak sempurna yang kubuat itu.

Melalui kejadian ini, Tuhan membuatku sadar, kalau aku bisa menganggap benda mati yang kubuat sebegitu berharganya, terlebih lagi Dia menganggapku berharga di hati-Nya. Benar, bisa saja Tuhan menciptakan versi diriku yang lebih sempurna, tetapi Dia bukanlah manusia yang membuat kesalahan. Dialah Tuhan, yang telah menenun kita dengan hati-hati dalam kandungan ibu kita (Mazmur 139:13). Bahkan, sebelum kita terlahir ke dunia ini, Dia sudah mengenal dan melayakkan kita (Yeremia 1:5).

Sobat, tidak peduli apa yang kamu rasakan tentang dirimu sendiri, tidak peduli seberapa tidak sempurnanya kamu, kenyataan bahwa Tuhan menciptakanmu itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi alasan dan bukti mengapa Dia begitu mengasihimu. Meski kamu merasa dirimu bukanlah apa-apa, hidupmu seolah dipenuhi kesalahan serta kegagalan, orang-orang di sekelilingmu menolakmu, atau bahkan kamu putus asa terhadap dirimu sendiri, ketahuilah satu hal ini: kamu teramat sangat berharga di mata Tuhan.

“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau” (Yesaya 43:4a).

Kamu begitu berharga, sampai-sampai Pencipta alam semesta ini merelakan Anak-Nya yang tunggal untuk turun ke dunia demi mencarimu dan mati di kayu salib bagimu. Seperti gembala yang menemukan dombanya yang terhilang, atau wanita yang menemukan kembali dirhamnya dan kemudian memanggil sahabat-sahabat serta tetangganya untuk bersukacita bersama, demikianlah sukacita yang meliputi surga ketika Tuhan mendapatkanmu kembali dalam pelukan-Nya (Lukas 15:4-10). Percayalah dan ketahuilah, terlepas dari apa pun yang kamu rasakan tentang dirimu sendiri, kamu sungguh berharga.

Baca Juga:

Belajar dari Nehemia: Sudahkah Doa Menjadi Respons Pertamamu?

Ketika menerima suatu informasi yang entah baik atau buruk, respons pertamaku adalah segera menghubungi temanku. Namun, kisah Nehemia menegurku.

Bagikan Konten Ini
14 replies
  1. chezia
    chezia says:

    terima kasih atas renungannya, puji Tuhan, Tuhan Yesus menyadarkan saya melalui renungan ini. Ditunggu renungan selanjutnya

  2. Justus Matias
    Justus Matias says:

    pengalaman kehilangan gelang ini serupa tapi tidak sama dengan Tuhan yg kehilangan manusia yg jatuh ke dalam dosa. Awalnya Tuhan menciptakan manusia segambar dengan Tuhan, dibuat dari tanah kemudian diberi hembusan nafas kehidupan. Kemudian Tuhan menciptakan segalanya dengan firman-Nya. Setelah itu Tuhan ciptakan sebuah tempat yg bernama taman eden. Lokasi taman eden itu masih ada sampai sekarang, tapi sekarang keadaannya tandus dan rusak. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, taman eden itu dikembalikan seperti semula karena kemurkaan-Nya kepada manusia. Jadi hamparan daratan kosong yg dialiri sungai. Awalnya taman eden itu hanya dipergunakan sebagai tempat bertambah banyak manusia. Di taman eden itu manusia tidak bisa mati, nanti ketika Tuhan kehendaki roh manusia itu akan diangkat langsung ke sorga. Roh yg murni dan bersih, itu tujuan Tuhan ciptakan taman eden. Tidak ada kematian yg menyakitkan, ini adalah konsep awal yg Tuhan rencanakan. Sampai pada akhirnya iblis menghancurkan segalanya, manusia jatuh ke dalam dosa. Perjanjian itu dibuat kembali kepada Abraham. Tuhan kembali ingin mencari manusia-manusia supaya di angkat ke sorga. Dalam perjanjian itu dikeluarkanlah 10 hukum taurat. Tuhan memilih bangsa pilihan-Nya, Israel dipilih untuk mendapat keistimewaan. Syarat yg digunakan Tuhan adalah ketaatan manusia israel atas 10 hukum taurat. Dalam perjanjian itu juga Tuhan akan turun ke dunia sebagai manusia di tengah-tengah bangsa israel. Perjanjian itu di perbaharui setelah Tuhan turun jadi manusia, Tuhan Yesus bersedia di salibkan sebagai tanda penebusan dosa seluruh bangsa-bangsa di dunia. Lihat betapa Tuhan ingin anak-anak-Nya kembali kepelukan-Nya. Seperti sebuah pepatah bijak berkata : Anjing yg setia akan pergi kemanapun Tuannya pergi. Artinya seburuk apapun perbuatan manusia dengan segala dosa-dosanya, ketika orang itu bertobat dan katakan Tuhan Yesus ampuni dosaku, maka Tuhan akan berdiri di depanmu dan akan jadi pembelamu serta melindungimu. itu

  3. Toga Suryana Tampubolon
    Toga Suryana Tampubolon says:

    Yang menyentuh, terlepas apapun yang mengikat dan ada dalam dirimu satu hal yg perlu disadari bahwa Tuhan sangat mengasihiku. Amin

  4. Anso
    Anso says:

    Kalimat mujarab dan menyejukan hati ketika seseorang yg sangat kita sayang mengatakan “kamu tidak aku butuhkan dan kamu hanya mimpi buruk” tapi ketika baca cerita dan sharing ini, langsung mengena di hati, kok aku lebih mendengarkan manusia? Bukankah penciptaku lo bilang aku berharga … Kira firman Tuhan ini menjadi rhema buat kita semua.. diberkatilah yang membaca sharing dan cerita ini. Amen

  5. Maria
    Maria says:

    Saya tiba2 lgs meneteskan air mata setelah baca artikel ini. Sy diingatkan bhwa Tuhan sgt mencintai anak2Nya.. yg lemah sekalipun

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *