Plot Twist Paling Manis
Oleh Grace Angelique Natanael, Jakarta
Sebagai anak muda yang mengikuti kelas katekisasi, aku diberi PR untuk menulis 15 jurnal bebas. Untuk menuntaskannya, aku terpikir untuk mengeluarkan tulisan-tulisan di notes HP-ku. Kumulai dari yang satu ini: jurnal pertama yang kutulis pada 1 September 2023. Kuberi judul sweetest plot twist alias alur cerita yang tidak tertebak, tapi paling manis.
Meskipun masih remaja, tapi aku telah mengalami momen-momen ketika apa yang kumau tidak terwujud. “Kenapa ya?” pertanyaan ini selalu muncul. “Apa aku kurang? Padahal kan aku selalu mencoba jadi yang terbaik,” lanjutku. Aku benci sekali dengan perasaan bahwa aku tidak qualified seperti ini. Namun, ketika aku tertolak dari jalan yang aku dambakan, justru di situlah Tuhan mengulurkan tangan-Nya.
Di gereja, aku tidak ingin masuk ke komisi remaja. Aku takut tidak memenuhi syarat. Aku merasa kurang dibandingkan semua orang di sini, aku rasa aku tidak akan bisa membaur dengan teman-teman yang lain. Namun, kucoba menahan semua perasaan itu dengan fokus melihat ke depan. Suatu kali, ketika aku ikut ibadah remaja, sebuah kalimat terdengar dari sisi kananku. “Halo,” seorang gadis berambut panjang menyapaku sambil menundukkan sedikit kepalanya. Senyumnya terlihat dari balik maskernya. Kami memperkenalkan diri masing-masing lalu menjadi mutual di Instagram. Sejak pertemuan itu, kami suka mengobrol dan menghabiskan waktu bersama sepulang gereja dan katekisasi. Kalau saja waktu itu ketakutanku menang atasku sehingga aku melarikan diri dari ibadah pada hari itu, tentunya aku tidak akan bisa menerima sekotak hadiah manis darinya hari ini.
Beberapa bulan setelah pertemuan dengannya, kuhadapi persaingan sengit untuk merebutkan kursi memasuki sekolah idamanku. “Tuhan, hatiku ada di pilihan pertamaku, aku ga bisa membayangkan terlempar ke pilihan ke dua ini,” doaku sungguh memohon. Namun, meski aku telah berdoa seperti itu, Tuhan tidak menghindarkanku dari tangisan setelah melihat pengumuman di website sekolah itu.
Aku terlempar, tidak terkualifikasi untuk menjadi siswa di pilihan pertamaku. Dengan hati yang masih sedih, kuuruslah dokumen-dokumen yang diperlukan, mendaftar di pilihan ke duaku dengan berat hati. Yang aku lakukan hanyalah mencoba—mencoba merelakan pilihan pertamaku gugur.
Satu bulan berlalu, rupanya aku berkawan erat dengan teman-teman di kelasku, di sebuah sekolah yang bukan pilihan pertamaku. Betapa manisnya sikap mereka padaku—bagaimana mereka memujiku karena hal-hal kecil, bagaimana mereka menggunakan kata “aku-kamu” saat berbicara denganku, bagaimana mereka menyimak pengumumanku, hingga hal yang paling sulit diterima; bagaimana mereka memelukku saat aku menangis.
Dua peristiwa yang kualami ini mungkin terkesan remeh dalam dunia orang dewasa yang tentunya telah mengalami lebih banyak asam dan garam kehidupan, tapi tetaplah suatu bukti nyata bahwa Tuhan hadir dalam tiap cerita hidup anak-anak-Nya. Entah kamu masih remaja, sudah kuliah, bekerja, hingga lanjut usia pun Tuhan tetap menyayangi kita. Kasih-Nya tidak diukur berdasarkan siapa kita, tetapi karena Dia adalah kasih itu sendiri.
Rencana Tuhan yang kurasakan amat luar biasa. Biasanya ketika ketemukan ayat dari Yeremia 29:11 di ibadah-ibadah gereja atau teks-teks yang kubaca, kupikir aku tidak akan pernah merasakan janji Tuhan itu bahwa Dia akan memberikan rancangan damai sejahtera dan hari depan yang penuh harapan. Namun, plot twist tak terduga yang Tuhan tuliskan dalam kisah hidupku telah membuktikan bahwa Dialah sutradara terkeren yang pernah ada di sepanjang zaman!
Bagaimana denganmu? Plot-twist apa yang sedang kamu alami?
—
*Grace Angelique adalah siswa kelas X, salah satu peserta workshop menulis WarungSaTeKaMu pada 1 September 2023.
Kamu diberkati oleh artikel ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu ♥