Kehidupan yang Tiada Tara

Kamis, 14 Maret 2019

Kehidupan yang Tiada Tara

Baca: Kejadian 29:31-35

29:31 Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul.

29:32 Lea mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: “Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku.”

29:33 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: “Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku.” Maka ia menamai anak itu Simeon.

29:34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: “Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya.” Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi.

29:35 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: “Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN.” Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.

Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: “Sekali ini aku akan bersyukur kepada Tuhan.” —Kejadian 29:35

Daily Quotes ODB

Dalam sebuah acara TV, beberapa orang pemuda berperan menjadi murid SMA agar dapat lebih memahami kehidupan remaja. Mereka mendapati bahwa media sosial memiliki peranan yang sangat penting bagi remaja dalam mengukur harga diri mereka. Salah satu peserta mengamati, “Nilai diri [para pelajar] terkait erat dengan media sosial—tergantung dari berapa banyak ‘likes’ yang mereka dapat pada foto yang mereka unggah.” Kebutuhan untuk diterima orang lain dapat mendorong kaum muda bertindak ekstrem di dunia maya.

Keinginan untuk diterima orang lain sudah ada sejak zaman lampau. Dalam Kejadian 29, kita dapat memahami bagaimana Lea rindu dicintai oleh suaminya, Yakub. Itu terlihat dari nama tiga anak lelaki pertamanya—semuanya menyiratkan kesepian yang dirasakannya (ay.31-34). Sedihnya, tidak ada tanda-tanda Yakub pernah memberi perhatian yang didambakan Lea.

Setelah kelahiran putra keempatnya, Lea berpaling kepada Allah daripada suaminya, dan menamai anak itu Yehuda, yang berarti “pujian” (ay.35). Sepertinya Lea, pada akhirnya, memilih menemukan nilai dirinya dalam Allah. Ia menjadi bagian dari rencana keselamatan Allah atas umat-Nya: Yehuda adalah leluhur dari Raja Daud, dan kemudian, Yesus.

Kita bisa mencoba mencari nilai diri kita lewat berbagai cara, tetapi hanya dalam Yesus kita menemukan identitas sejati sebagai anak-anak Allah, pewaris Kerajaan Allah bersama Kristus, yang akan hidup kekal bersama Bapa Surgawi. Seperti yang ditulis Paulus, tidak satu hal pun di dunia ini yang sebanding dengan “pengenalan akan Kristus Yesus, [yang] lebih mulia dari pada semuanya” (flp. 3:8). —Peter Chin

Dalam hal apakah, atau pada siapakah, kamu berusaha mendapatkan pengakuan dan penerimaan? Bagaimana iman kepada Yesus menyingkapkan identitas sejati kamu?

Bapa Surgawi, tolonglah aku memandang nilai diriku dalam Engkau dan bukan dalam hal-hal lain. Hanya dalam Engkaulah aku menemukan identitas sejatiku dan keindahan hidup yang tiada tara!

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 23-25; Markus 14:1-26

Bagikan Konten Ini
22 replies
  1. Adel
    Adel says:

    keadaan zaman now. prihatin. dan tetap berjuang untuk terus kembali memfokuskan diri bahwasannya Kasih Tuhan telah nyata bagi diri saya. siapa saya dimataNya. indah dan berharga tidak peduli bagaimana pandangan dunia. Ayub 28:28. amen

  2. dina
    dina says:

    Tuhan Yesus sangat Baik dn teramat baik bagiku..karena Kasih AnugrahNya yg Luar Biasa dlm hidupku.Amin.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *