Dimensi Tak Terbatas

Jumat, 11 Januari 2019

Dimensi Tak Terbatas

Baca: Efesus 3:16-21

3:16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,

3:17 sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.

3:18 Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,

3:19 dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

3:20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,

3:21 bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.

Aku berdoa, supaya kamu . . . dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus. —Efesus 3:18

Dimensi Tak Terbatas

Saya bergeming di atas alas tidur dan menahan napas ketika mesinnya bergerak. Saya tahu banyak orang sudah pernah menjalani pemeriksaan MRI. Namun, bagi saya yang menderita klaustrofobia (takut dalam ruangan yang sempit dan tertutup), saat menjalani proses itu, saya perlu memusatkan perhatian pada hal lain—lebih tepatnya, satu Pribadi—yang lebih besar daripada diri saya sendiri.

Seiring dengan bunyi dengung mesin, saya pun mengingat penggalan Kitab Suci, “Betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus” (Ef. 3:18). Dalam doanya bagi jemaat Efesus, Paulus menggambarkan empat dimensi kasih Allah untuk menekankan kasih dan kehadiran-Nya yang tak terukur.

Posisi dalam tabung MRI itu memberi gambaran baru bagi pemahaman saya. Lebar: jarak lima belas sentimeter di sisi tangan kiri dan kanan saya yang rapat dengan dinding tabung. Panjang: jarak antara kedua pintu tabung dari ujung kepala sampai kaki. Tinggi: jarak lima belas sentimeter dari hidung saya ke “langit-langit” tabung. Dalam: penopang tabung yang tertanam pada lantai di bawah saya. Empat dimensi itu melukiskan kehadiran Allah yang melingkupi dan menopang saya di dalam tabung MRI tersebut—dan di tiap situasi kehidupan saya.

Kasih Allah melingkupi kita SELURUHNYA. Lebar: Dia mengulurkan tangan-Nya untuk menjangkau semua orang di mana saja. Panjang: kasih-Nya tidak pernah berakhir. Tinggi: Dia mengangkat kita. Dalam: Dia masuk ke dalam hidup kita, menopang kita dalam segala situasi. Tiada satu hal pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah! (Rm. 8:38-39). —Elisa Morgan

Ya Tuhan, tolong kami berdiam sejenak untuk merenungkan betapa panjang, lebar, tinggi, dan dalamnya kasih-Mu bagi kami!

Situasi apa saja yang membuat kamu meragukan kasih Allah? Bagaimana kamu dapat memilih untuk mempercayai-Nya?

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 27-28; Matius 8:18-34

Bagikan Konten Ini
33 replies
  1. Siska
    Siska says:

    Ajar kami untuk selalu mensyukuri kasihMu ya Bapa. Ajar kami juga untuk menyalurkannya bagi sesama kami amin.

  2. widya natalia sirait
    widya natalia sirait says:

    segala situasi membuat saya yakin bahwa Allah turut serta dalam hidup saya. Cara saya untuk dapat menyadarinya yaitu dengan merendahkan hati saya, dengan rendah hati saya sadar saya bukanlah siapa2, namun karena Allah menyayangi saya dan ingin saya berbuah, maka Ia berkenan memberikan hidup bagi saya.
    Oleh sebab itu, hidup saya tidak akan saya sia2kan.

  3. Eki Putra
    Eki Putra says:

    saya masih diberi kesempatan untuk hidup dan bangun pagi hingga saat ini, merupakan kasih Allah yang begitu luar biasa dan patut disyukuri.
    Dan hal itu merupakan salah satu alasan saya memilih untuk mempercayaiNya, dan banyak hal lagi yang menjadi alasan untuk percaya kepada Allah Kristus Juruslamat Manusia.

  4. Agnes
    Agnes says:

    situasi disaat dunia menghujat saya, dengan segala kelemahan & kekurangan saya. namun saya saat itu sadar, bahwa saya harus dihujat terlebih dahulu untuk dapat memercayai-Nya dan itulah jalan yg harus saya tempuh untuk menyadari kasih Tuhan dlm hidup saya

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *