Hari yang Biasa Saja?

Rabu, 26 Desember 2018

Hari yang Biasa Saja?

Baca: Kisah Para Rasul 3:17-26

3:17 Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu.

3:18 Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita.

3:19 Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,

3:20 agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus.

3:21 Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.

3:22 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.

3:23 Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita.

3:24 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini.

3:25 Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati.

3:26 Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu.”

 

Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus. —Kisah Para Rasul 3:13

Hari yang Biasa Saja?

Dalam cerita Christmas Every Day karangan William Dean Howells, dikisahkan seorang gadis kecil yang harapannya terkabul, yaitu Natal sepanjang tahun. Namun, pada hari ketiga, keceriaan Natal mulai menipis. Tak lama kemudian, semua orang sudah muak melihat permen. Kalkun menjadi langka dan dijual dengan harga selangit. Kado tak lagi diterima dengan gembira karena sudah bertumpuk di mana-mana. Orang saling membentak dengan jengkel. Tahun itu terasa panjang dan menjemukan.

Untungnya, cerita Howell hanya sebuah kisah satir. Namun, alangkah luar biasanya ketika sang tokoh utama Natal tak pernah membuat kita jemu meskipun Dia terus-menerus muncul di sepanjang Alkitab.

Setelah Yesus naik ke surga, Rasul Petrus memberitakan kepada orang banyak di Bait Allah Yerusalem bahwa Yesuslah yang dinubuatkan Musa ketika ia berkata, “Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku” (Kis. 3:22, Ul. 18:18). Janji Allah kepada Abraham, “Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati,” sesungguhnya mengacu kepada Yesus (Kis. 3:25; Kej. 22:18). Petrus menegaskan, “Semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini,” yaitu kedatangan Mesias (Kis. 3:24).

Setelah perayaan Natal selesai, kita bisa menjaga semangatnya terus hidup. Dengan melihat Kristus dalam seluruh cerita Alkitab, kita pun menyadari betapa Natal itu lebih dari sekadar hari yang biasa saja. —Tim Gustafson

Bapa, terima kasih karena Engkau telah mengaruniakan Anak-Mu dan mewahyukan kisah-Nya pada lembaran-lembaran Alkitab.

Meski kemeriahan Natal telah usai, jagalah agar semangatnya tidak pudar.

Bacaan Alkitab Setahun: Hagai 1-2; Wahyu 17

Bagikan Konten Ini
14 replies
  1. Suryati Siburian
    Suryati Siburian says:

    Trimakasih renungannya, Ya Tuhan berilah kami hati yang terus menghadirkan semangat natal dalam hidup kami, kapan dan dimanapun kami berada,amin!

  2. Teofilus LTL
    Teofilus LTL says:

    Natal berbicara kasih, pengorbanan dan kesederhanaan biarlah itu trus menjadi gaya hidup orang2 Kristen setiap hari.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *