Pengakuan Sang Profesor

Rabu, 2 Agustus 2017

Pengakuan Sang Profesor

Baca: 1 Yohanes 3:11-18

3:11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;

3:12 bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.

3:13 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.

3:14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.

3:15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

3:16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?

3:18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. —1 Yohanes 3:16

Pengakuan Sang Profesor

Terkejut dengan kebiasaan menulis yang buruk dari mahasiswanya, David Foster Wallace, profesor sekaligus penulis ternama, memikirkan cara-cara untuk meningkatkan keterampilan menulis mereka. Pada saat itulah, sebuah pertanyaan yang menyentak dirinya. Mungkinkah mahasiswanya mau mendengarkan masukan dari seseorang seperti dirinya yang “sombong, kaku, merasa benar sendiri, [dan] suka merendahkan orang lain”. Ia tahu dirinya mempunyai masalah dengan kesombongan.

Sang profesor benar-benar berubah, tetapi ia tidak mungkin bisa menjadi seperti salah satu mahasiswanya. Namun, saat Yesus datang ke dunia ini, Dia menunjukkan kepada kita kerendahan hati yang sejati dengan menjadi manusia seperti kita. Melawan segala bentuk batasan yang ada, Yesus berkeliling ke mana saja untuk melayani, mengajar, dan melakukan kehendak Bapa-Nya.

Bahkan saat disalibkan, Yesus berdoa meminta pengampunan bagi para algojo-Nya (Luk. 23:34). Dalam pergumulannya untuk bernapas, Yesus masih mengaruniakan hidup kekal kepada seorang penjahat yang disalib bersama-Nya (ay.42-43).

Mengapa Yesus melakukannya? Mengapa Dia mau melayani orang seperti kita sampai akhir hayat-Nya? Yohanes memberikan jawabannya. Semua karena kasih! Ia menulis, “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita.” Lalu Yohanes menegaskan penerapannya bagi kita, “Jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita” (1Yoh. 3:16).

Yesus menunjukkan kepada kita bahwa kasih-Nya menghapus kecongkakan kita, kesombongan kita, dan sikap kita yang merendahkan sesama. Dan Yesus melakukannya dengan cara yang teragung—Dia menyerahkan nyawa-Nya. —Tim Gustafson

Bapa, kami mudah memandang rendah orang lain. Ampunilah kami. Berilah kami hati yang penuh kasih seperti yang ditunjukkan Anak-Mu kepada kami.

Yesus mengasihi dengan cara melayani kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 60-62 dan Roma 5

Bagikan Konten Ini
32 replies
  1. Adel Sha de Lima
    Adel Sha de Lima says:

    Ajarkan aku Tuhan untuk selalu mengasihi orang lain, bahkan kepada orang yang telah menyakitiku.. Amin

  2. Lidia Tjamin
    Lidia Tjamin says:

    terima kasih Tuhan atas kasih Mu dalam hidupku,ajarilah aku dg kasihMu supaya aku juga bisa mengasihi orang2 disekeliling aku seperti Engkau mengasihi aku.amin

  3. DM TELAUMBANUA
    DM TELAUMBANUA says:

    Terima kasih Tuhan Engkau sungguh baik, Kasih Mu sungguh luar biasa , mampukan aku Tuhan untuk meneladani kasih Mu.Terpujilah Tuhan Haleluya ! Aminn.

  4. lena
    lena says:

    Mampukanlah aku TUHAN hidup tunduk dan taat kpd kebenaran FimanMU,mmbagikan kasihMU kpd org lain dng tulus
    AMIN

  5. Virdiani Pongtuluran
    Virdiani Pongtuluran says:

    Diberkati untuk memberkati. Hari ini aku masih bernafas berarti Tuhan masih memberiku kesempatan untuk memberkati orang-orang sekitarku. Jesus loves us.

  6. Hotma Sitanggang
    Hotma Sitanggang says:

    Melayani sesama adalah bukti pernyataan kasih kita.
    Biarlah aku dimampukan untuk tetap melayani. Mampukan aku ya, Tuhan.

  7. Jerry
    Jerry says:

    Terimakasih Tuhan Yesus Engkau mengasihi bangsa Indonesia yg beragam etnis dan budaya teristimewa Engkau rela mati bagi kami yg adalah GENTILE demi kepastian hidup kami saat ini dan kekal selamanya.. Amiiin!

  8. Sulinda Manik
    Sulinda Manik says:

    Supaya kita mengasihi ,bukan dgn perkataan tetapi dgn Perbuatan dan dlm Kebenaran ,amin

  9. Hotma Sitanggang
    Hotma Sitanggang says:

    Kiranya Tuhan memampukan saya untuk mengasihi keluarga dan orang-orang disekitarku.
    Amin

  10. Yulfrida Hutasoit
    Yulfrida Hutasoit says:

    ajarkan aku untuk selalu mengasihi sesama manusia terlebih terhadap org yg selalu menyakiti ku.. berkati keluarga kecil kami amin

  11. Aristo Umbu Laya
    Aristo Umbu Laya says:

    Jadikan aku berkat bagi orang lain ya Tuhan….
    Aku mau mengasihi Engkau dan menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat ku

  12. Dan
    Dan says:

    Profesor sombong dan angkuh adalah sifatnya, tapi ketika profesor itu mempublikasikan hasil temuannya untuk kebaikan manusia dan menghabiskan 50 tahun umurnya hanya untuk membagi ilmu yg dimilikinya maka sang profesor telah menunjukkan komitmennya ke dunia pendidikan yg dicintainya. Ketika Tuhan Yesus bertemu wanita kanaan, Tuhan Yesus juga menunjukkan komitmennya terhadap suatu tujuan. Dulu keselamatan hanya diberikan kepada bangsa Israel. Tapi ketika Tuhan Yesus menyatakan kasihNya kepada seluruh bangsa dengan bukti penebusan di kayu salib, Tuhan Yesus telah mengorbankan diriNya buat janji keselamatan buat semua bangsa. Profesor itu mungkin tidak angkuh, mungkin ilmu yg dimilikinya berbeda dengan yg dimiliki orang, sehingga dia merasa kok seperti itu. Saya langsung loh diajarkan lembar per lembar. Tapi orang yg mendengar profesor itu merasa profesor ini angkuh. Ini tergantung cara pandang kita, mau tetap hidup di dunia ketidaktauan dan penyesatan, atau buka mata walaupun sakit apa yg dikatakan profesor itu, tapi akhirnya kita bisa menemukan jawaban yg benar langsung dari asalnya. Pendidikan itu harta berharga yg tidak akan hilang dimakan rayap dan dicuri perampok.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *