Menunggu

Minggu, 3 Desember 2017

Menunggu

Baca: Mikha 5:1-3

5:1 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.

5:2 Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.

5:3 Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi,

Hai Betlehem Efrata, . . . dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel. —Mikha 5:1

Menunggu

“Berapa hari lagi kita merayakan Natal?” Ketika anak-anak saya masih kecil, mereka sering mengulang-ulang pertanyaan itu. Walaupun kami menggunakan kalender pada masa Advent untuk menghitung mundur sampai hari Natal, masih saja mereka merasa bahwa menunggu itu sangat menyiksa.

Kita bisa dengan mudah memahami kesulitan anak-anak untuk menunggu. Namun, bisa jadi kita mengecilkan kesulitan yang dirasakan umat Allah dalam penantian mereka. Lihatlah umat Israel yang menerima berita dari Nabi Mikha. Ia menjanjikan bahwa dari Betlehem akan bangkit “seorang yang akan memerintah Israel” (5:1), yang akan “bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN” (ay.3). Awal penggenapan dari nubuat tersebut terjadi pada saat Yesus lahir di Betlehem (Mat. 2:1)—dan itu terjadi setelah umat menunggu selama kurang lebih 700 tahun. Namun, ada sejumlah bagian dari nubuat itu yang belum digenapi. Kita masih menunggu dalam pengharapan akan kedatangan Yesus kembali, ketika semua umat Allah akan “hidup dengan aman” dan “seluruh dunia akan mengakui kebesaran-Nya” (Mi. 5:3 BIS). Pada saat itulah, kita akan sangat bersukacita karena penantian kita yang panjang akan berakhir.

Kebanyakan orang tidak suka menunggu. Namun, kita dapat percaya bahwa Allah akan menepati janji-Nya untuk menyertai kita selama kita menunggu kedatangan Yesus kembali (Mat. 28:20). Karena saat Yesus lahir di kota kecil bernama Betlehem, Dia datang membawa hidup dalam segala kelimpahannya (lihat Yoh. 10:10)—suatu hidup yang terbebas dari penghukuman. Saat ini, kita menikmati kehadiran-Nya sembari menunggu kedatangan-Nya dengan penuh harap. —Amy Boucher Pye

Ya Allah Bapa, kami menunggu dan berharap kepada-Mu. Ya Yesus yang terkasih, kami menunggu untuk datangnya kedamaian. Ya Roh Penghibur, kami menunggu hingga seluruh dunia mengenal kasih-Mu.

Kita menunggu janji-janji Allah, dengan meyakini bahwa semua janji itu akan digenapi.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 45-46; 1 Yohanes 2

Artikel Terkait:

Ada Apa Dengan Natal?

Bagikan Konten Ini
30 replies
  1. Eva Natha BreCa
    Eva Natha BreCa says:

    Tuhan kuyakin janjimu akan digenapi bagi orang yg percaya kpdmu.Terpujilah namamu Tuhan.sertailah aku dlm menjalani hidup ini brikanlah akan dan kpintaran dlm mengambil keputusan jauhkan drpd kesombongan.amin

  2. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    menurut pikiranku saat ini hari natal itu, sebenarnya mulai dirayakan umat kristiani sejak mulai tgl 1 Desember2017. Selamat Hari Natal dan menjelang tahun baru 2018, Gbu, Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *