Yang Baik, Buruk, dan Terburuk

Rabu, 8 Februari 2017

Yang Baik, Buruk, dan Terburuk

Baca: 1 Samuel 20:35-42

20:35 Pada waktu pagi keluarlah Yonatan ke padang bersama-sama seorang budak kecil sesuai dengan janjinya kepada Daud.

20:36 Berkatalah ia kepada budaknya: “Larilah, carilah anak-anak panah yang kupanahkan.” Baru saja budak itu berlari, maka Yonatan melepaskan sebatang anak panah lewat kepala budak itu.

20:37 Ketika budak itu sampai ke tempat letaknya anak panah yang dilepaskan Yonatan itu, maka berserulah Yonatan dari belakang budak itu, katanya: “Bukankah anak panah itu lebih ke sana?”

20:38 Kemudian berserulah Yonatan dari belakang budak itu: “Ayo, cepat, jangan berdiri saja!” Lalu budak Yonatan memungut anak panah itu dan kembali kepada tuannya.

20:39 Tetapi budak itu tidak tahu apa-apa, hanya Yonatan dan Daudlah yang mengetahui hal itu.

20:40 Sesudah itu Yonatan memberikan senjatanya kepada budak yang menyertai dia, dan berkata kepadanya: “Pergilah, bawalah ke kota.”

20:41 Maka pulanglah budak itu, lalu tampillah Daud dari sebelah bukit batu; ia sujud dengan mukanya ke tanah dan menyembah tiga kali. Mereka bercium-ciuman dan bertangis-tangisan. Akhirnya Daud dapat menahan diri.

20:42 Kemudian berkatalah Yonatan kepada Daud: “Pergilah dengan selamat; bukankah kita berdua telah bersumpah demi nama TUHAN, demikian: TUHAN akan ada di antara aku dan engkau serta di antara keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya.”

20:43 Setelah itu bangunlah Daud dan pergi; dan Yonatanpun pulang ke kota.

Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. —Ibrani 13:5

Yang Baik, Buruk, dan Terburuk

Sorang sahabat pernah mengirimkan pesan pendek yang tertulis, “Aku senang kita bisa bercerita tentang apa saja. Yang baik, yang buruk, bahkan yang jelek-jelek sekalipun!” Kami sudah bersahabat bertahun-tahun lamanya, dan kami telah belajar untuk berbagi suka-duka yang kami alami. Kami menyadari bahwa masing-masing dari kami tidak sempurna, sehingga kami tidak hanya berbagi pergumulan tetapi juga berbagi sukacita dalam setiap keberhasilan yang kami raih.

Daud dan Yonatan juga menjalin persahabatan yang sangat erat. Persahabatan mereka terbangun pada masa-masa baik setelah Daud mengalahkan Goliat (1Sam. 18:1-4). Keduanya sama-sama merasakan kengerian pada masa-masa buruk ketika Raja Saul, ayah Yonatan, cemburu pada Daud (18:6-11; 20:1-2). Akhirnya, mereka sama-sama menderita pada masa-masa terburuk ketika Saul bersiasat untuk membunuh Daud (20:42).

Sahabat tidak akan meninggalkan kita di saat segala situasi eksternal berubah. Mereka akan tetap mendampingi kita melalui masa-masa yang baik dan buruk. Sahabat juga dapat mengarahkan kita kepada Allah di saat kita menghadapi masa-masa terburuk, yakni ketika kita mungkin tergoda untuk menjauh dari Tuhan kita.

Persahabatan sejati merupakan karunia Allah karena sahabat seperti itu mencerminkan Tuhan Yesus, Sahabat yang sempurna, yang tetap setia di sepanjang masa-masa yang baik, yang buruk, bahkan yang terburuk. Tuhan mengingatkan kita, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibr. 13:5). —Keila Ochoa

Tuhan, aku bersyukur untuk semua sahabat yang Engkau berikan dalam hidupku. Namun lebih dari itu, aku bersyukur boleh menjadi sahabat-Mu.

Sahabat adalah orang pertama yang hadir tatkala seluruh dunia meninggalkan kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 4-5; Matius 24:29-51

Artikel Terkait:

Surat untuk Sahabat Sejatiku

Kita senang dan ingin melewatkan lebih banyak waktu dengan sahabat-sahabat kita. Seberapa senang dan ingin kita melewatkan lebih banyak waktu dengan Tuhan?

Bagikan Konten Ini
35 replies
  1. Ratna Sri Rahayu
    Ratna Sri Rahayu says:

    Sahabat yang paling utama dan terutama adalah Tuhan Yesus yang selalu ada dalam segala kondisi bahkan yang terburuk sekalipun. Amin… Terima kasih buat renungannya Keila Ochoa…

  2. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik bahagia murni menang tinggi luas lebar segar nyaman sejuk terang kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  3. Veni
    Veni says:

    Yesus adalah sahabat yg setia..saat kita susah.sendirian Dia selalu ada untuk kita.. praise the Lord Jesus 🙂

  4. bayu Suwandi
    bayu Suwandi says:

    terima kasih buat sahabat yg sudah perduli pada saya…
    terima kasih Tuhan yesus sudah memberikan sahabat sahabat yang baik dan sejati,,,,
    berkatilah mereka ya Tuhan …saya mohon

  5. jennifer
    jennifer says:

    terima kasih Tuhan Yesus, mau menjadi sahabat terbaikku,…. Engkaulah sahabat yang terbaik dalam hidupku,… selalu setia menemani ku dalam keadaan apapun,…. mau menjadi penyembuhku,…. mau menjafi pelindungku sekalian penjaga yang selalu setia…. terima kasih Yesusku,…. Engkaulah yang terbaik,… amin

  6. keci fang
    keci fang says:

    dari renungan hari ini, saya benar² ditegur..karna ucapan teman saya, yg membuat saya menjadi tidak nyaman..
    tapi..setelah membaca renungan hari ini, saya boleh belajar..klo lebih nyaman berpikir positif, tetap tersenyum, dan tidak terlalu ingin tahu klo memang tidak perlu diketahui..
    amien..thx, JC..

  7. Thodo Timoteus Sinaga
    Thodo Timoteus Sinaga says:

    Terima kasih Tuhan Yesus karena Engkau selalu ingin menjadi sahabat yang terbaik buat kami. Ampuni kami ya Tuhan jika sering kali kami hanya datang pada-Mu di saat kami susah atau sedih saja. Ubah lah kami agar selalu rindu dekat dengan-Mu di setiap waktu. Amin.

  8. solita
    solita says:

    aku tak pernah percaya adanya sahabat, karna hal terdalam sbelumnya yg kualami.. tp aku mau lepaskan akar pahit itu dan mampukan diri jd sahabat yg baik bagi tiap2 orang yg membutuhkan kehadiran seorang sahabat.. lalu ajar aku jg melihat stiap ketulusan orang yg tanpa kusadari dirinya layak menjadi seorang sahabat.. terutama Engkau Bapa yg adalah sahabat sejati semua org.. aminn..

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *