Kediaman Hati yang Sejati
Jumat, 24 November 2017
Baca: Pengkhotbah 3:10-11
3:10 Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.
3:11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
[Allah] memberikan kekekalan dalam hati mereka. —Pengkotbah 3:11
Kami pernah memelihara anjing West Highland Terrier selama beberapa tahun. Anjing kecil jenis “Westie” ini sangat kuat dan dibiakkan untuk memburu musang sampai ke dalam liangnya serta menangkap “mangsa” di sarangnya. Meski merupakan turunan kesekian dari generasi pertamanya, anjing Westie kami masih memiliki naluri asal setelah melalui pembiakan bertahun-tahun. Pada suatu waktu, anjing kami sangat terobsesi dengan “makhluk” yang ada di bawah batu di kebun belakang kami. Tidak ada yang dapat mengalihkan perhatian anjing itu. Anjing kami terus menggali dan menggali sampai kedalaman beberapa meter di bawah batu itu.
Sekarang pikirkanlah: Mengapa sebagai manusia kita terus-menerus mengejar sesuatu? Mengapa kita merasa harus menaklukkan gunung-gunung yang belum terdaki dan berseluncur di lereng-lereng yang sangat terjal? Mengapa kita mengarungi jeram yang paling sulit dan berbahaya, serta menantang kekuatan alam? Sebagian karena hasrat kita untuk berpetualang dan mencari kesenangan, tetapi ada yang lebih dari itu. Yang saya maksud adalah naluri terhadap Allah yang telah tertanam dalam diri kita. Tidak bisa tidak, kita ingin menemukan Allah.
Tentu saja kita tidak menyadari hal itu. Yang kita tahu hanyalah bahwa kita merindukan sesuatu. “kamu tidak tahu apa yang sebenarnya kamu inginkan,” kata Mark Twain, “tetapi kamu begitu menginginkannya sampai setengah mati rasanya.”
Allah adalah kediaman hati kita yang sejati. Agustinus, sang bapa gereja, pernah menyatakan dalam kutipannya yang sangat terkenal: “Engkau telah menciptakan kami untuk diri-Mu sendiri, ya Tuhan, dan hati kami takkan tenteram sebelum berdiam di dalam-Mu.”
Apakah hati itu? Sebuah kekosongan batin yang begitu mendalam yang hanya dapat dipenuhi oleh Allah. —David Roper
Tuhan, tolonglah aku menyadari kerinduanku yang terdalam akan Engkau. Penuhilah aku dengan pengenalan akan Engkau. Bawalah aku mendekat kepada-Mu.
Di balik semua hasrat kita, ada kerinduan yang mendalam akan Allah.
Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 22-23; 1 Petrus 1
Hallelujah, teruslah menjadi org ygvsenantiasa merindukan kediamanMu Tuhan.
amin
Amin
Hanya dekat Allah saja ku merasa tenang…
amin
Amin ..Terpujilah Nama Tuhan..Haleluya..selamat pagi
Haleluyah, terpujilah Tuhan, Amin
Deket Allah saja, DIA tidak pernah mengecewakan sekalipun manusia mengecewakan
Tuhan, ini aku pimpinlah aku
Terimakasih Tuhan taruhlah hati kami berdiam di dalamMu. Amin.
Aku ingin berdiam dlm Tuhan
Amin
amin
Amin
amin ya Tuhan ..
aminnn
amin
puji Tuhan
Amin.
Amin
amin…
Amin
Tuhan TDK pernah ingkar janji,senantiasa diberi yg terbaik utk hidup kita.Ia membuat segala sesuatu indah pd waktunya.haleluya
AMIN … Diberi kekekalan dalam hati dpt menyelami semua yg dilakukan ALLAH dan kami menyadari kerinduan yg dlm akan Engkau.Bawalah kami dekat dan penuhi kami atas penggenalan akan Engkau lebih dkt lagi … AMIN …
Allah membuat segala sesuatunya indah pada waktu nya , Terimakasih Tuhan ,,amin ,,!
Amin
Amin
Terpujilah namaMu skrang dan sampai slamanya.Amin
naluri untuk mengejar Tuhan pencipta manusia. Roh yg di dalam diri kita akan terus mencari Bapa yg menciptakanNya. Artikel ini keren layak diberi bintang lima ***** terima kasih Warungsatekamu,good job.
amin
Amin..Terpujilah Tuhan selama2nya..