Mencari Pekerjaan Itu Sulit, tapi Aku Tidak Menyerah

Oleh Peregrinus Roland Effendi, Cilacap

Di awal tahun 2018 aku lulus sebagai seorang Sarjana Ilmu Komunikasi. Layaknya para fresh graduate lainnya yang ingin segera mendapat kerja, aku pun begitu. Aku ingin bekerja sebagai Public Relations atau Marketing Communications di perusahaan besar supaya aku bisa mengaplikasikan ilmu yang kudapat di kuliah ke dalam dunia kerja.

Minggu pertama setelah wisuda, aku mengikuti beberapa job fair yang ada di Yogyakarta. Dengan penuh semangat, aku menjalani tiap tahapan seleksi di perusahaan-perusahaan yang kulamar. Tapi, tidak ada satu perusahaan pun yang aku lolos. Aku gagal di tahapan psikotes. Aku belum menyerah. Setelah rangkaian job fair itu usai, aku mengirimkan puluhan lamaran kerja lewat email. Tapi, hasilnya senada. Email-emailku tidak ada yang dibalas.

Aku masih belum mau menyerah. Lewat grup pencari kerja di Line dan akun-akun lowongan di Instagram, aku mencari-cari perusahaan yang kuanggap sesuai denganku. Aku masih kekeh ingin bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi. Sebulan, dua bulan, hingga enam bulan aku tak kunjung juga mendapatkan pekerjaan. Harapanku untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginanku pun meluntur. Ya sudah, sejak saat itu aku sedikit banting setir. Aku melamar ke perusahaan-perusahaan yang menawarkan posisi di luar Public Relations dan Marketing Communications.

Aku kembali gagal

Akhirnya, aku menemukan lowongan yang kurasa tepat buatku. Sebuah agensi periklanan di Tangerang membuka lowongan sebagai Social Media Manager. Tanpa sempat berdoa terlebih dulu, aku segera mengirimkan aplikasi ke sana. Beberapa hari setelahnya, agensi itu membalas emailku. Mereka memintaku datang wawancara tatap muka ke lokasi mereka. Dengan penuh semangat dan tekad untuk segera bekerja, aku berangkat dari Cilacap ke Tangerang.

Selesai wawancara, tahapan selanjutnya adalah mereka memberiku proyek. Aku diminta membuat sebuah kampanye iklan untuk produk otomotif dari klien yang sudah mereka tentukan. Kukerjakanlah proyek itu seserius mungkin, berharap supaya kinerjaku bisa memuaskan mereka.

Tapi, setelah proyek kampanye itu kuserahkan, aku merasa digantung. Agensi itu tidak memberiku kabar apa pun mengenai kelanjutan proses seleksiku. Aku pun memutuskan pulang kembali ke Cilacap. Setelah beberapa hari, barulah mereka mengabariku kalau aku lolos seleksi dan diminta kembali ke Tangerang esok hari untuk melakukan presentasi proyek itu. Aku keberatan, waktunya terlalu mendadak. Jarak antara Cilacap dan Tangerang cukup jauh, apalagi aku tinggal bukan di kotanya, melainkan di sebuah desa kecil di perbatasan provinsi. Jadi aku pun mengajukan penggantian hari. Betapa leganya aku saat mereka mengabulkan permohonanku.

Namun, rasa lega itu tidak bertahan lama. Entah mengapa, agensi itu kembali menelponku. Katanya, aku tidak perlu kembali ke Tangerang karena mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan proses lamaranku. Aku gagal diterima.

Aku kecewa.

Perjalanan mencari kerja selama setengah tahun lebih kembali dijawab dengan hasil yang getir. Lagi-lagi aku gagal. Padahal sebelumnya aku sudah yakin betul kalau aku punya peluang besar diterima di perusahaan itu. Semangatku pun padam. Hatiku sedih. Aku khawatir akan masa depanku. Dan, ketika melihat teman kuliahku yang sudah memiliki pekerjaan, aku pun jadi iri. Rasanya menyenangkan sekali jadi mereka, bisa mengaplikasikan ilmu yang didapati di kuliah dulu di dunia kerja.

Aku tahu iri hati adalah dosa, maka aku berdoa memohon ampun pada Tuhan. Dan, saat aku bercerita kepada temanku tentang pergumulanku mencari kerja dan rasa iri hatiku, dia berkata bahwa mendapatkan pekerjaan itu tidak berarti masalah selesai. Banyak dari teman-teman yang sudah bekerja mengeluh karena pekerjaan mereka yang berat. Ada yang harus kerja lembur sampai larut malam, ada yang merasa pekerjaannya terlalu berat dan tidak sesuai dengan mereka. Bahkan, ada juga yang merasa iri denganku karena dengan aku membantu usaha toko kelontong milik keluargaku, aku bisa dekat dengan ibuku. Hal inilah yang akhirnya menyadariku untuk mengucap syukur dengan keadaanku saat ini.

Kepada Tuhan, aku mengungkapkan bahwa kerinduan hatiku adalah meninggalkan desaku dan bekerja di kota besar, supaya aku bisa mengaplikasikan ilmuku ke dunia kerja. Namun, apabila pada akhirnya aku harus tetap berada di desaku untuk mengusahakan toko kelontong keluargaku dan menemani ibuku yang tinggal seorang diri, aku akan berserah dan bersyukur pada Tuhan. Aku percaya bahwa apa pun hasilnya nanti, Tuhan tahu yang terbaik untukku.

Yang perlu aku lakukan sekarang adalah tetap berdoa dan memohon hikmat dari Tuhan seraya berusaha mencari pekerjaan di luar kota. Sambil membantu usaha ibuku di toko kelontong, aku belajar menulis dan mendesain, supaya ada nilai tambah dalam CV-ku, dan juga melayani di bidang multimedia di gerejaku. Melalui masa penantian ini, aku percaya bahwa Tuhan sedang membentukku untuk memiliki hati yang beriman penuh kepada-Nya.

Sobat, jika saat ini kamu sedang mengalami pergumulan yang sama sepertiku, maukah kamu bersama-sama denganku agar tidak menyerah, tetap berusaha mencari pekerjaan, memohon hikmat, dan percaya pada rencana Tuhan?

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5:7).

Baca Juga:

Apa yang Tidak Kuduga, Itu yang Tuhan Sediakan

“Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Aku mengamini ayat itu, bahwa Tuhan selalu memeliharaku. Namun, ketika keadaan hidupku sedang tidak menentu, aku pun khawatir dan meragukan pemeliharaan-Nya.

Bagikan Konten Ini
29 replies
  1. Githa
    Githa says:

    Puji Tuhan saya dikuatkan melalui artikel ini. Saya juga sedang dalam pencarian kerja. Saya percaya Tuhan akan memberikan yang terbaik. Mau kerja di desaku atau di tempat lain, saya percaya Tuhan akan memberkati.

  2. Ridha Magdalena Damanik
    Ridha Magdalena Damanik says:

    wah sangat memberkati sekali. aku pun memiliki pergumulan yg sama denganmu. Walau saat ini sepertinya belum ada hasil, tapi tetap belajar terus memandang Tuhan, melakukan firman-Nya, dan terus memengang janjinya bahwa rancanganNya adalah rancangan damai sejahtera. Amin. God bless

  3. christy
    christy says:

    Hi, thank you for the article. Yes, I have the same problem with you. Sampe skrg, aku msh mencari pekerjaan. usiaku udah di atas 27 taun aja masih menunggu kabar dari perusahaan”… 🙁 udah setahun lebih. Tetap semangat ya dalam menekuni usaha bersama ortumu… Semoga Tuhan akan kasih yang lebih baik buat kamu dan masa depanmu.. god bless you.

  4. surya
    surya says:

    Yes benar, aku juga pernah mengalami hal serupa denganmu kawan, tetaplah bertekun dalam doa dan lakukanlah hal yg saat ini bisa kamu kerjakan, percayalah Tuhan selalu punya rencana yang baik bagi setiap anak-anakNya (pekerjaan atau masa depan).
    tetap semangat Roland, GBU 🙂

  5. Fheta Cand'light
    Fheta Cand'light says:

    Amin…wktu Tuhan tepat dan tak pernh mengecwekan…ttp tenang dan percya karena apa yg dirancangkan-Nya adlah kebaikan…shalom slmt pagi bagj kita semua…TYM

  6. Orin Kudo
    Orin Kudo says:

    terima kasih Peregrinus. saya di ingatkan lagi bahwa iri hati adalah dosa. saya di ingatkan lagi bahwa saya harus berserah dan percaya sama Tuhan. mencari pekerjaan memang tidak gampang.
    terima kasih sekali lagi
    Tuhan memberkati

  7. Jordia
    Jordia says:

    Terima kasih atas sharing sharing nya, jujur aja sama seperti anda. Saya sedang bergumul juga dalam doa mengenai impian saya untuk bekerja di lembaga pemerintah dan saya juga sering mengalami rasa takut, pesimis, dan takut gak lolos seleksi nya. Terimakasih juga sudah mengingatkan untuk selalu mengingat kepada Tuhan Yesus atas pergumulan yg di hadapi apa lagi mengenai masa depan. God Bless you

  8. Krist
    Krist says:

    Waah, saya bangeet ini. Sudh hmpir setahun saya menganggur, sudh puluhan lamaran saya kirim, sudh banyak juga saya bolak balik luar kota untuk ikut proses seleksi baik psikotes ataupun wawancara. Saya mencoba memperbaiki diri dengan membaca tips mencari kerja dan sebagainya, tetapi tetap tidak memberikan hasil. Sedangkan teman – teman saya banyak yang telah bekerja. Saya sangat sedih melihat keadaan diri saya, terkadang perasaan iri dan ragu akan masa depan muncul. Apalagi saya dikenal sebagai anak yang pandai serta memiliki IPK tertinggi dikelas, membuat saya tambah merasa malu akan diri saya sendiri. Puji Tuhan, dipagi ini saya dipertemukan Tuhan dengan kesaksian ini. Saya kembali diingatkan terlebih mengenaai irihati dan hal berseraah yang akhir – akhir ini terlalu sering melintas didalam pikiran dan hati saya. Akhir kata “saya percaya Tuhan sedang membentuk saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi didalam masa – masa sulit ini” . Kiranya kasih sukacita Tuhan selalu melimpah atas kita, Amin.

  9. Mely Novianiita
    Mely Novianiita says:

    Terima kasih banyak untuk artikel ini…
    kembali saya diingatkan unttuk selalu bersyukur apapun keadaan yg saat ini saya alami… GBU

  10. Surian
    Surian says:

    Semangat ya, saya pernah mengalaminya, percayalah apa yang tidak tidak pernah kita pikirkan, itu lah yang akan Tuhan berikan 🙂

  11. Anindita Elsya Margareth
    Anindita Elsya Margareth says:

    terima kasih atas renungan ini, saat sya jg sedang mencari pekerjaan. sya percaya Tuhan akan memberikan yg terbaik, dimanapun tempatnya yg Tuhan rencanakan buat sya. Amin. GB

  12. Ribka Adelima Silalahi
    Ribka Adelima Silalahi says:

    Sama seperti kamu, saya sudah 9 bulan lebih mencari pekerjaan, sudah banyak perusahaan yang saya ikuti psikotes maupun wawancara, tetapi hasilnya sama, belum ada panggilan lebih lanjut lagi. Saya sangan terberkati dengan tulisan Saudara yang kembali mengingatkan saya untuk tetap terus berpengharapan dan tidak perlu khawatir akan masa depan. Karena Tuhan akan memberikan apa yang baik bagi kita dan semuanya akan indah pada waktunya. Tuhan Yesus memberkati.

  13. Tiara
    Tiara says:

    Terima kasih atas artikel ini, ya sama seperti saya yang saat ini mencari pekerjaan sesuai dengan keinginan namun belum dapat juga. Ya memang sangat sulit tuk mendapatkan pekerjaan sesuai minat kita, aku berharap kita semua dalam perlindungan dan pengurapan TUHAN sehingga kita Segera dapat mendapatkan pekerjaan yang kita harapkan dan sesuai dengan firman TUHAN. AMIN

  14. euniqe
    euniqe says:

    pasrah…berserah dan berdoa. ok jd intinya ini. percaya apapun hasilnya. itu yg terbaik Tugan beri

  15. Frengky tambunan
    Frengky tambunan says:

    dulu aku mengeluh atas pekerjaan lamaku, Karena terlalu berat bagiku. Sekarang aku mendapatkan pekerjaan baru, dan aku harus bersyukur atas hikmat yang tuhan berikan….AMIN GBU all

  16. Hendrik Hutabarat
    Hendrik Hutabarat says:

    Terima kasih sekali telah di ingat dr renungan ini bahwa dekat dengan Tuhan akan beroleh Hikmat Aminnn..

  17. Meiske
    Meiske says:

    Persis euy :’ Terimakasih buat kesaksiannya. Kita percaya bahwa Allah kita lebih besar dari yang kita pikirkan. Amin

  18. William Palangan
    William Palangan says:

    Ini seperti yang kurasakan saat ini, Tuhan punya rencana yg lebih baik kedepannya. Amin

  19. lena
    lena says:

    terimakasih buat artikel ini.ini penting utk dbuat.pengalaman ini sperti yg prnah terjadi padaku dlu.sudah byk mengikuti tes n buat lamaran sampai k beberapa tempat selalu saja gagal.kadang putus asa sudah mpersiapkn tes tpi tes yg kuikuti gagal mlah temanku yg ikut tes dgn ku dy menang.sungghh menyakitkn n merasa sperti orang bodoh dan minder krn temanku lolos tpi ak kok tdk.tpi Tuhan selalu ingatkn ak utk terus bedoa.krn sma pengen kerja keluar dri kampungku.ttp akhirny ak kerja d kmpungku juga,dsini ak dpt kerjaan.Tuhan punya rencana indah dalam hidup kita.amin

  20. Anggreany
    Anggreany says:

    merasa dikuatkan sekali
    sy sedang dlm pergumulan yg sama…
    smoga dlm segala keadaan kita ttp bisa mengucap syukur

  21. Try Nofri Situmorang
    Try Nofri Situmorang says:

    Terima kasih untuk artikel ini. Satu tahun berlalu dan puluhan kali psikotest dan interview udah dilewati, tapi gagal terus. Sedih? Kecewa? Pastinya. Apalagi status sebagai lulusan kampus negeri dan jurusan yang katanya favorit bener2 menambah beban di diri ini. Sempet terpikir mau bunuh diri karna gakuat menanggung malu. Tapi membaca artikel ini serasa dikuatkan lagi untuk terus berusaha dan memegang pengharapan di dalam Tuhan Yesus. Amin

  22. Prima
    Prima says:

    Syalom mas Peregrinus Roland Effendi terima kasih atas kesaksian yang disampaikan, biarlah Nama Tuhan Yesus Kristus selalu Dipermuliakan, secara pribadi apa yang mas alami sama dengan apa yang saya alami beberapa tahun yang lalu dan kebetulan kita merupakan sama-sama sarjana Ilmu Komunikasi, singkatnya Tuhan Yesus Kristus sudah memberikan sebuah kepercayaan untuk sebuah pekerjaan yang luar biasa dahsyatnya, saya bersyukur karena mampu melewati dan menunjukkan bagi Tuhan Yesus Kristus tidak ada yang Mustahil! It’s True!. saat ini saya sudah menjadi salah satu Abdi Negara dan Tuhan percayakan saya untuk memimpin di salah satu Departemen dan Puji Tuhan Yesus Kristus selalu menunutun, mengiringi langkah saya. Jika Tuhan Yesus Kristus berkenan saya akan sharing melalui warungsatekamu.org. pesan saya buat kita semua anan-anak Tuhan Yesus Kristus. Tetap bersyukur, pasrah biarlah semuanya kehedak Tuhan Yesus Kristus yang terjadi di hidup kita. Syalom Tuhan Yesus Kristus Memberkati kita semua.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *