Dalam Setiap Generasi
Sabtu, 2 Mei 2015
Baca: Mazmur 100
100:1 Mazmur untuk korban syukur. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!
100:2 Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
100:3 Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
100:4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
100:5 Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun. —Mazmur 100:5
Mungkin ada yang terkejut melihat adanya anak-anak yang tidak mengikuti teladan orangtua mereka untuk beriman kepada Allah. Yang sama mengejutkan dengan itu adalah ketika ada seseorang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus tetapi berasal dari suatu keluarga yang tidak hidup dalam iman. Dalam setiap generasi, masing-masing pribadi dihadapkan pada pilihan.
Samuel adalah seorang hamba Allah yang besar. Ia mengangkat kedua anak laki-lakinya, Yoel dan Abia, menjadi hakim atas orang Israel (1Sam. 8:1-2). Namun, tidak seperti ayahnya, “mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan” (ay.3). Akan tetapi bertahun-tahun kemudian, kita membaca bahwa Heman, putra Yoel, ditugaskan sebagai penyanyi di rumah TUHAN (1Taw. 6:31-33). Heman, cucu laki-laki Samuel—bersama Asaf, orang kepercayaannya dan penulis banyak mazmur—melayani Tuhan dengan menyanyikan lagu-lagu gembira (15:16-17).
Sekalipun seseorang tampaknya tidak menerima iman yang begitu dijunjung oleh orangtuanya, Allah tetap berkarya. Perubahan bisa terjadi pada tahun-tahun mendatang dalam hidupnya, dan benih-benih iman mungkin bertunas kembali dalam generasi-generasi mendatang.
Bagaimanapun keadaan keluarga kita saat ini, kita tahu bahwa “TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan- Nya tetap turun-temurun.” —David McCasland
Tuhanku, tolonglah aku untuk mengingat bahwa Engkaulah yang menumbuhkan benih iman. Kami menyerahkan orang-orang yang kami kasihi ke dalam pemeliharaan-Mu, karena kami tahu Engkau belum selesai bekerja dalam hidup mereka.
Kesetiaan Allah itu tetap turun-temurun.
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-Raja 12-13; Lukas 22:1-20
Tuhan aku serahkan anak2ku, generasiku kepadaMU. May God make them as Ephraim and as Manasseh. In Yeshua’s precious name I pray, amen.
Trimakasih 🙂
Trima kasih,kerna kesetiaanMu luarbiasa dlm khidupan kmi Bapa.
Yah Tuhan Allah bapa kami yang berada didalam kerajaan surga,tutunlah keluarga kami agar anak-anak kami dapat meneladani kami sebagai orang tua yang selamanya tetap mengandalkan akan firmanmu yang engkau berikan didalam kehidupan kami setiap harinya, terpujilah namamu bapa disurga, Amin
Amin,.
Tuhan trimakasih telah Kau sembuhkan dan pulihkan bapak gembala kami…Amin
mungkin ini cara Tuhan dalam hal penggenapan janjiNya Bahwa “satu orang diselamatkan, maka seisi rumah akan diselamatkan” Gbu
terpujilah Tuhan kasih setiaNya untuk selama lamanya.
amin
Amin….
Amin…
nicee
2 Timotius 2:13 – “jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”
Tiada berkesudahan kasih setia-Mu Tuhan, selalu baru rahmat-Mu bagi ku ♬
Jesus is so so good
amin Tuhan
hai
Unfailing love!