Ia yang Melayani
Minggu, 3 Mei 2015
Baca: Lukas 22:24-27
22:24 Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
22:25 Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
22:26 Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
22:27 Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. —Lukas 22:27
Aku ini bukan pembantu!” teriak saya. Pagi itu saya begitu kalut dengan banyaknya urusan rumah tangga. Selain berusaha untuk menemukan dasi biru milik suami, saya juga sedang menyuapi bayi yang terus-terusan menangis sekaligus mencari mainan milik anak kami, yang berusia 2 tahun, yang masuk ke kolong tempat tidur.
Beberapa waktu kemudian pada hari itu juga, saat saya sedang membaca Alkitab, saya menemukan ayat ini: “Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan” (Luk. 22:27).
Yesus tidak harus membasuh kaki murid-murid-Nya, tetapi Dia tetap melakukannya (Yoh. 13:5). Pekerjaan itu bisa saja dikerjakan oleh para pelayan yang ada, tetapi Yesus memilih untuk melakukannya sendiri. Masyarakat dewasa ini menuntut kita untuk menjadi “seseorang”. Kita menginginkan pekerjaan dengan gaji terbaik, posisi tertinggi dalam perusahaan, pemimpin tertinggi dalam gereja. Namun demikian, apa pun posisi kita, kita dapat belajar dari Juruselamat kita tentang pelayanan.
Masing-masing dari kita mengemban peran yang berbeda-beda, baik sebagai orangtua, anak, teman, pekerja, pemimpin, atau pelajar. Pertanyaannya adalah: Apakah kita melaksanakan peran tersebut dengan sikap rela melayani? Sekalipun kesibukan rutin saya terkadang melelahkan, saya bersyukur Tuhan menolong saya karena saya ingin mengikuti teladan-Nya dan rela melayani sesama.
Kiranya Allah menolong kita melakukannya tiap hari. —Keila Ochoa
Tuhanku, aku tahu Engkau datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Terkadang aku gagal memikirkan tentang sesama, tetapi aku ingin menjadi seperti Engkau. Berikanlah kepadaku hati seperti hati-Mu.
Kita perlu memiliki sikap seorang hamba untuk menjadi serupa Yesus.
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-Raja 14-15; Lukas 22:21-46
Keren.. Perikop SaTe yg datang tepat dan pas. Jadi penegasan. Trimakasih untuk perikop ini, perikop ini semakin menegaskan agar saya tahu konsekuensi dan tantangan atas keputusan hidup yg sudah saya ambil dan akan saya jalani apapun jawaban Tuhan nantinya. Ga boleh menyesal dan kecewa. Thanks a lot, Thanks! 🙂
Membaca renungan santapan rohani di hari minggu pagi ini, saya dapat mengerti dan memahami apa yang dikehendaki akan firman Tuhan dalam renungan bacaan santapan rohani ini, yang intinya adalah menghendaki agar kita sebagai umat manusia perlu mengerti harus memiliki sikap seorang hamba untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus,memang tidak mudah untuk dapat melakukannya dikehidupan kita setiap harinya, namun dengan beralaskan pernohonan akan kuasa rohol kudusnya, akan dapat diberikan hati kita untuk dapat melakukannya, terpujilah nammu bapa disurga, Amin
..hati hamba yang slalu Kau cari…biar Kau temukan didalmku…amin. tepujilah Tuhan….
Trimakasih Tuhan buat firmanMu pagi ini…
Tuhanku izinkan aku di sepanjang hidupku hanya untuk menjadi seorang yg memiliki hati hamba, setia sampai akhir hidupku hanya utk melayani, memuji dan memuliakan namaMu saja.
Trimakasih buat santapan rohani pagi ini. Jesus bless us
berikakanku hati seperti hatiMu yang mau melayani…
terima kasih Tuhan Yesus
miliki hati sebagai hamba…
melayani…melayani….melayani.Yesus lebih dlu melayani kepadaku.melayani…melayani lebih sungguh.
Berat u/ dilaksanakan tapi saya yakin mampu melakukanx
terberkati dengan renungan ini, terlebih saya selalu ada peperangan rohani mengenai motivasi bekerja atau hidup
amin ya Tuhan, berikanlah aku hati seorang hamba yg tetap setia dan taat pd-Mu Tuhan……
terimakasih untuk renungan hari ini sangat menolong saya yang saat ini sedang bergumul untuk menjadi “hamba”..
Luar biasa.. 🙂
Papaku adalah cintaku Dan tuhan adalah duniaku,amin
Sebuah paradoks yang hendak dilakonkan.
Be blessed!