“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).
Aku punya banyak sekali alasan untuk mengasihani diri sendiri. Salah satu alasan terbesar adalah kondisiku yang tunarungu sejak lahir. Aku tunarungu berat dan tidak bisa bicara hingga usia sekolah.
Bicara tentang Natal tidak bisa lepas dari yang namanya “kasih”. Natal selalu identik dengan pernyataan kasih Allah bagi dunia melalui kelahiran Kristus, Sang Juruselamat. Namun, sebagai pengikut Kristus, masing-masing kita mungkin memiliki pergumulan tersendiri tentang hidup di dalam kasih.
Menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi adalah keputusan terbesar dan terpenting yang pernah aku buat dalam hidupku. Akan tetapi, dalam keseharian sering aku bertanya pada diri sendiri, apakah aku benar-benar telah menjadi pengikut-Nya?