3 Fondasi dalam Menantikan Penggenapan Janji Tuhan
Oleh Yosheph Yang, Korea Selatan
Setelah kelulusan studi doktoralku, aku bekerja sebagai dosen tanpa “tenur” (promosi ke dosen tetap atau guru besar yang menjamin pensiun) di salah satu universitas di Korea Selatan. Posisi ini tidak baik untuk jangka panjang dikarenakan permintaan publikasi yang banyak dan tidak ada jaminan untuk diterima sebagai dosen dengan tenur. Ditambah lagi, setiap dua tahun sekali aku harus memenuhi syarat untuk memperpanjang kontrak kerjaku.
Dalam waktu kurang lebih dua tahun, aku telah mengirimkan sebanyak 9 lamaran pekerjaan sebagai dosen tetap di beberapa universitas di Korea Selatan. Tidak ada pendaftaranku yang diterima. Walaupun demikian, dengan kasih karunia Tuhan, aku berhasil memperpanjang kontrak kerjaku untuk dua tahun ke depan di tempat sekarang aku bekerja.
Mungkin Tuhan menginginkan aku menunggu lebih lama untuk memperoleh pekerjaan sebagai dosen tetap. Atau Tuhan memiliki kehendak lain mengenai pekerjaanku. Terlepas apa pun kehendak Tuhan di dalam kehidupanku, aku harus percaya itu yang terbaik buatku. Dalam menantikan penggenapan janji Tuhan di dalam kehidupanku, melalui pembacaan buku Praying Over God’s Promises yang ditulis oleh Thomas Yeakley, aku belajar tiga elemen penting dalam penggenapan janji Tuhan.
Iman, janji Tuhan, dan kesabaran adalah tiga hal penting dalam penggenapan janji Tuhan di dalam kehidupan kita. Namun, iman dan janji Tuhan jika tidak disertai kesabaran akan membuat kita berkompromi dan berusaha untuk menjawab doa-doa kita sendiri. Tanpa iman, janji Tuhan, dan kesabaran, akan membuat kita berjalan dengan fokus kepada apa yang dilihat dan tidak bisa mengalami kasih karunia Tuhan di dalam hidup kita. Iman dan kesabaran tanpa janji Tuhan akan membuat kita menduga-duga dalam menentukan langkah-langkah hidup kita yang bisa menyebabkan kesulitan dan kesalahan.
1. Memiliki Iman
Di Ibrani 11:1, iman dijelaskan sebagai dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Iman dapat digambarkan seperti pengharapan yang tidak berfokus kepada kemungkinan atau peluang, melainkan kepada janji yang diberikan, dan Tuhan sebagai Sang Pemberi janji.
Pertumbuhan iman di dalam hidup orang percaya bukan sesuatu yang instan, tetapi memerlukan proses. Seperti pembentukan otot-otot di tubuh yang memerlukan latihan mengangkat beban dari yang kecil secara berkala bukan dengan beban yang besar secara langsung, pertumbuhan iman kita dapat dimulai dengan mempercayakan Tuhan dari hal-hal kecil.
Salah satu proses pertumbuhan iman di tokoh Alkitab dapat dilihat dari kehidupan Abraham. Ketika Abraham ingin mempersembahkan Ishak kepada Tuhan, Abraham tidak ragu-ragu sama sekali. Abraham melihat dan percaya bahwa Tuhan berkuasa untuk membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati (Ibrani 11:19). Iman Abraham tumbuh dikarenakan ia telah melihat kesetiaan Tuhan ketika ia percaya kepada Tuhan atas perkara-perkara sebelumnya di kehidupannya. Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri lain yang akan diterimanya (Ibrani 11:8).
Untuk membantu aku menumbuhkan iman di dalam mencari pekerjaan tetap, aku berusaha untuk berterima kasih atas pimpinan Tuhan di dalam kehidupanku sejauh ini. Mudah bagiku untuk membandingkan diriku dengan orang-orang di sekitarku dan membuatku meragukan kesetiaan Tuhan di kehidupanku. Melalui mengucap syukur kepada Tuhan atas pimpinan-Nya sejauh ini di kehidupanku, aku bisa merasakan bagaimana Tuhan mencukupkan segala kebutuhanku pada waktu-Nya dan dengan cara-Nya. Melalui kasih karunia Tuhan, aku bisa memenuhi syarat publikasi jurnal untuk perpanjangan kontrak kerja di tempat bekerjaku sekarang.
2. Memiliki Kesabaran
Ketika Tuhan mengizinkan penundaan, Dia memberikan kita lebih banyak kesempatan untuk percaya, untuk berjalan dengan iman. Kita mendapatkan lebih banyak waktu untuk melatih otot iman kita. Begitu jawaban dari Tuhan datang, kesempatan untuk bertumbuh dalam iman sudah lewat. Tuhan lebih tertarik pada proses pengudusan kekal kita daripada penyelesaian satu situasi yang sementara.
Ibrani 10:36: “Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.”
Ketika kita melihat kehidupan Abraham, Tuhan tidak langsung menggenapi janji-Nya mengenai Ishak. Dua puluh lima tahun adalah waktu yang diperlukan Abraham untuk memperoleh Ishak. Di dalam waktu itu, Tuhan membentuk karakter Abraham dan Abraham memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan. Tuhan tidak menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Dia lakukan (Kejadian 18:17). Di dalam penantian akan janji Tuhan, Abraham mengetahui isi hati Tuhan dan kehendak Tuhan.
Kesabaran yang benar dalam penggenapan janji Tuhan di dalam kehidupan kita akan memampukan kita melihat apa tujuan rohani dari semua penantian yang diizinkan Tuhan. Kita pun akan mengerti bagaimana Tuhan memproses kita untuk memiliki karakter seperti Kristus. Ketika kita memahami ini semua, kita akan lebih bisa menantikan penggenapan janji Tuhan dengan kegembiraan dikarenakan kita percaya melalui penantian ini, kita bisa bertumbuh secara karakter dan bisa memiliki hubungan yang lebih intim dengan Tuhan.
3. Memiliki Janji Tuhan
Dalam persekutuan di gereja, mentor rohaniku selalu mengingatkanku untuk mencari janji Tuhan yang bersifat personal di setiap sesi kehidupanku. Beliau menanyakan Firman Tuhan apa yang kupercaya, kudoakan, dan kubaca setiap hari di dalam mencari pekerjaan tetap sesuai minat dan bidangku.
Dengan memiliki janji Tuhan dalam keadaan yang khusus di kehidupan kita, kita bisa percaya akan kebaikan-Nya. Walaupun kita tahu Tuhan itu baik, melalui janji Tuhan yang khusus di situasi kita, kita lebih bisa memahami dengan jelas kebaikan Tuhan dan percaya kepada-Nya.
Mazmur 34:9-11: “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan, tidak kekurangan sesuatu pun yang baik.”
Sebagai contoh, janji Tuhan di Mazmur 34:9-11 menjelaskan kepada kita bagaimana Tuhan berjanji akan mencukupkan kebutuhan mereka yang berlindung kepada-Nya, hidup kudus, dan mencari-Nya. Ini adalah kebaikan Tuhan yang bisa kita pelajari dari ayat ini. Ada banyak firman Tuhan lain yang dapat kita percaya sebagai janji Tuhan khusus untuk kita di situasi yang kita alami.
Dua hal yang penting di sini, janji Tuhan yang personal tidak perlu dicari dengan mengundi ayat-ayat Alkitab yang kita sukai dan kelihatan bagus. Biasanya janji Tuhan yang personal di situasi yang khusus yang kita alami akan muncul dengan sendirinya ketika kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan karena Tuhan secara berdaulat memilih untuk menganugerahkannya kepada kita (Mazmur 25:14). Hal kedua ialah janji Tuhan bukanlah sarana untuk memaksa Tuhan melakukan apa yang kita inginkan tercapai, tetapi cara Tuhan mengungkapkan apa yang Dia inginkan dan harapkan dalam kehidupan kita. Janji Tuhan bertujuan memenuhi kehendak Tuhan, bukan kehendak kita.
Mazmur 25:14: “Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.”
—
Sebagai penutup, aku akan melampirkan kutipan dari Jerry Bridges dalam bukunya “Trusting God”. Di dalam masa kesukaran kita, ada tiga kebenaran yang harus kita percaya: Tuhan sepenuhnya berdaulat, Tuhan tidak terbatas dalam hikmat, dan Tuhan sempurna dalam kasih. Untuk mempercayai Tuhan, kita harus selalu memandang keadaan buruk kita melalui mata iman, bukan pengertian kita sendiri. Mempercayai Tuhan harus sepanjang waktu, di arena yang tidak memiliki batas. Kita tidak tahu sejauh mana, durasi, atau frekuensi dari keadaan yang menyakitkan dan merugikan di mana kita harus sering mempercayai Tuhan. Kita selalu menghadapi yang tidak diketahui. Jerry Bridges mendefinisikan bahwa mempercayai Tuhan adalah mempercayai pemeliharaan-Nya. Pemeliharaan Tuhan berlangsung terus-menerus dan kekuasaan mutlak-Nya atas semua ciptaan-Nya untuk kemuliaan-Nya sendiri dan kebaikan umat-Nya. Tuhan tidak pernah mengejar kemuliaan-Nya dengan mengorbankan kebaikan umat-Nya, juga tidak pernah mencari kebaikan kita dengan mengorbankan kemuliaan-Nya.
Aku berharap aku dan teman-teman selalu bertumbuh di dalam iman, memiliki kesabaran, dan memegang janji Tuhan di dalam penantian penggenapan janji Tuhan. Semoga apa yang kita harapkan terjadi sesuai dengan iman kita.
Matius 9:29: Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: ”Jadilah kepadamu menurut imanmu.”
Kamu diberkati oleh ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu