Yang tergantung di salib itu

Oleh: Melody Tjan

korban-agung

Tangisi dirimu sendiri
Sebab bukan yang tergantung di salib itu
yang butuh dikasihani.

Dia Sang Mulia yang menanggung
apa yang takkan pernah sanggup kau tanggung
Dia Sang Perkasa yang menyerahkan diri menggantikanmu

anak-anak manusia

Tidakkah kau dengar gelegar murka dari surga
menyengat pekat dosa yang terkumpul di Golgota?

“Mengapa engkau melawan Penciptamu?

Engkau sombong dan selalu merasa benar,
memuja diri sendiri dan ambisi-ambisimu yang liar

Engkau serakah dan malas, tukang fitnah dan tukang gosip,
pembohong dan licik, tidak tahu berterima kasih

Engkau pezinah, penikmat pornografi,
pikiranmu jorok dan penuh hawa nafsu yang memalukan

Engkau berbuat mesum dengan sesama jenis,
berdandan untuk membuat orang birahi

Engkau menggantikan kebenaran-Ku dengan dusta,
meninggikan makhluk ciptaan dan melupakan Pencipta

Engkau merasa tidak perlu mengakui-Ku
apalagi menghormati Sabda-Ku

Engkau penuh dengan rupa-rupa kelaliman dan kebusukan,
mencintai uang, gengsi, dan jabatan

Engkau membunuh saudaramu
dengan peluru kebencian dari hatimu

Engkau mengaborsi bayi-bayi
demi kenyamananmu sendiri

Engkau menindas orang lemah
mengabaikan mereka yang tak berdaya

Engkau mencuri hak orang lain
memanfaatkan sesama bagi kepentingan sendiri

Dari luar engkau membuat dirimu kelihatan bersih dan rohani
tetapi di dalam, engkau penuh sampah yang menjijikkan

Engkau munafik

Engkau suam-suam kuku dan mudah tergoda oleh dunia,
mencari posisi aman di bawah selimut kejahatan

Engkau menginginkan milik orang,
menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya

Engkau iri hati, tetapi tidak mencapai tujuanmu,
lalu engkau bertengkar dan berkelahi

Hatimu penuh kemarahan dan kepahitan,
tidak sudi mengampuni

Engkau menyalahkan orang lain,
dan terlalu angkuh untuk mengakui kesalahanmu

Engkau terlalu cepat bicara dan lambat mendengarkan,
lidahmu penuh racun yang mematikan

Perkataanmu jauh dari kasih karunia,
sarat omelan, kritik, dan penghakiman

Mulutmu seperti senjata beramunisi penuh
Isinya celaan serta sejuta kata yang sia-sia

Engkau pemimpin yang memutarbalikkan keadilan

Engkau guru yang justru menyesatkan orang

Engkau pekerja yang tidak bisa dipercaya

Engkau pelajar yang tidak mau diajar

Engkau tidak punya pengendalian diri

Engkau pengkhianat yang memecah belah komunitas

Engkau pemabuk dan pencuri

Engkau bermuka dua dan suka berbuat curang

Engkau tidak memercayai-Ku

Engkau menghujat nama-Ku

Engkau mempermainkan orangtua

Engkau istri yang tidak tunduk pada suami

Engkau suami yang malas dan tidak bertanggungjawab

Engkau mengajukan gugatan cerai,
merusak gambaran kasih Kristus dengan umat-Nya

Engkau muncikari dan pengedar obat terlarang

Engkau mempraktikkan sihir, ramal, dan memuja setan

Engkau menyebut diri sebagai umat-Ku, sebagai hamba-Ku,
namun hatimu sesungguhnya sangat jauh dari-Ku

Daftar dosamu masih panjang
dan Aku membenci semua kejahatan di dalam dirimu

Aku muak dan jijik dengan ibadahmu yang semu,
Aku tak bisa dipermainkan dengan besaran amal dan korban persembahanmu

Reguklah cawan murka-Ku ini … ”

Dan Yesus pun mereguk
apa yang takkan sanggup kita reguk
Hingga tetes terakhir

Oh, tangisi dirimu sendiri
Sebab bukan yang tergantung di salib itu
yang butuh dikasihani

Dia Sang Mulia yang menanggung
apa yang takkan pernah sanggup kau tanggung
Korban sempurna yang hanya bisa disediakan Penguasa Surga
Dia Sang Perkasa yang menyerahkan diri menggantikanmu

anak-anak manusia

Tidakkah kau lihat uluran kasih dari surga
membasuh tuntas dosa yang terkumpul di Golgota?

Agar matamu yang buta kembali terbuka
Agar hatimu yang sudah mati rasa kembali berdenyut
Dan engkau dapat kembali pada fitrahmu,
hidup mencerminkan mulianya Sang Raja

Tidakkah hari ini engkau ingin bersujud
dalam hormat dan syukur kepada-Nya?

Menjadi Keluarga

Rabu, 16 April 2014

Komik-Strip-WarungSateKamu-20140416-Aku-Pulang

Baca: Galatia 3:26-4:7

3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.

3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.

3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.

3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.

4:1 Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;

4:2 tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.

4:3 Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.

4:4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.

4:5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.

4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!”

4:7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.

Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. —Galatia 3:26

Menjadi Keluarga

Maurice Griffin diadopsi sebagai anak ketika ia berumur 32 tahun. Maurice sudah tinggal bersama Charles dan Lisa Godbold selama 20 tahun sebagai anak asuh. Walaupun Maurice sekarang sudah hidup mandiri, adopsi merupakan hal yang sudah bertahun-tahun diharapkan oleh keluarga Godbold dan Maurice sendiri. Setelah mereka dipersatukan kembali dan pengadopsian itu telah resmi, Maurice berkomentar, “Rasanya itulah peristiwa terindah dalam hidupku. . . . Aku bahagia karena menjadi bagian dari keluarga ini.”

Setiap dari kita yang telah diterima dalam keluarga Allah mungkin akan mengatakan bahwa penerimaan tersebut merupakan peristiwa terindah dalam hidup kita. Ketika mempercayai Kristus sebagai Juruselamat kita, kita menjadi anak-anak Allah, dan Dia menjadi Bapa Surgawi kita. Alkitab memberikan kepastian kepada kita, “Kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus” (Gal. 3:26).

Sebagai anak yang diadopsi ke dalam keluarga Allah, kita mempunyai saudara-saudara seiman—saudara laki-laki dan perempuan di dalam Kristus—dan kita semua mendapat bagian dalam warisan yang kekal (Kol. 1:12). Lebih dari itu, Roh Yesus mendiami hati kita dan memampukan kita untuk berdoa dalam nama Abba, Bapa (Gal. 4:6)—bagaikan seorang anak yang memanggil ayahnya, “Papa.”

Sebagai anak Allah, kita mengalami keintiman dan perlindungan dari Bapa yang mengasihi, menerima, dan mau mengenal kita. Pengadopsian kita ke dalam keluarga-Nya merupakan penerimaan yang sungguh luar biasa. —JBS

Dahulu aku seorang asing yang terkucil di dunia,
Lahir sebagai orang asing, hidup sebagai pendosa;
Namun aku sudah diangkat anak, namaku tercatat,
Jadi ahli waris surga, dengan jubah dan mahkota mulia. —Buell

Tangan Allah selalu terbuka untuk menyambut siapa pun yang mau kembali kepada-Nya.

Awal Yang Baru

Sabtu, 12 April 2014

Komik-Strip-WarungSateKamu-20140412-Awal-yang-Baru

Baca: Yesaya 43:14-21

43:14 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Oleh karena kamu Aku mau menyuruh orang ke Babel dan mau membuka semua palang-palang pintu penjara, dan sorak-sorai orang Kasdim menjadi keluh kesah.

43:15 Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel.”

43:16 Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,

43:17 yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, juga tentara dan orang gagah–mereka terbaring, tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu–,

43:18 firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!

43:19 Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.

43:20 Binatang hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku;

43:21 umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.”

Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? —Yesaya 43:19

Awal Yang Baru

Awal yang baru bukanlah sesuatu yang mustahil. Contohnya Brayan, seorang pemuda yang telah menjadi anggota sebuah geng ketika masih bersekolah dasar. Ketika berumur 12 tahun, Brayan kabur dari rumah dan selama 3 tahun ia terjerumus dalam kehidupan jalanan dan narkoba. Meski akhirnya ia meninggalkan semua itu dan pulang ke rumah, hal itu tidaklah mudah baginya, karena ia telah dikeluarkan dari sekolah gara-gara menjual narkoba. Namun ketika ia mendaftar di SMA yang baru, seorang guru mengilhami dan mendorong Brayan untuk menuliskan pengalamannya, daripada mengulangi lagi masalah yang sama. Brayan pun menerima tantangan tersebut dan sekarang sedang menjalani hidup yang baru.

Melalui Nabi Yesaya, Allah juga mendorong bangsa Israel yang sedang dalam pengasingan untuk memikirkan suatu awal yang baru. Allah berfirman, “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala” (Yes. 43:18). Allah meminta mereka untuk tidak lagi memikirkan tentang hukuman mereka dan bahkan tentang kuasa yang ditunjukkan-Nya pada saat pertama kalinya mereka dibebaskan dari Mesir. Allah ingin mereka memusatkan perhatian kepada Dia yang akan memberi mereka awal yang baru, dengan jalan kembali membebaskan dan memulangkan mereka, kali ini dari Babel (ay.19).

Bersama Allah, hati kita dapat mengalami suatu awal yang baru. Dia dapat menolong kita untuk melepaskan pengalaman masa lalu dan mulai berpegang kepada-Nya. Hubungan yang terjalin dengan Allah akan memberikan suatu pengharapan yang baru bagi semua orang yang mau percaya kepada-Nya. —MLW

Tuhan, kami butuh jamahan-Mu dalam hidup kami. Bekerjalah dalam
hati dan diri kami yang membutuhkan pembaruan. Tolong kami
untuk melakukan bagian kami dan mempercayai Engkau untuk
melakukan segala sesuatu yang sanggup Engkau lakukan sendiri.

Allah memperbarui kita mulai dari hati hingga ke perilaku kita.

Kamu Punya Sahabat

Rabu, 2 April 2014

Pindah

Cerita & Ilustrasi oleh Heri Kurniawan

Baca: Mazmur 23

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

[Yesus berkata,] “Aku menyebut kamu sahabat.” —Yohanes 15:15

Kamu Punya Sahabat

Salah satu konsekuensi ironis dari pesatnya pertumbuhan media sosial adalah kita justru sering merasa semakin terasing dan sendirian. Sebuah artikel online memperingatkan: “Orang-orang yang menolak untuk mengutamakan atau semata-mata menjalani kehidupan melalui dunia maya mengakui bahwa teman-teman di dunia maya tidaklah sebanding dengan para sahabat di dunia nyata, dan . . . orang-orang yang menjadikan teman-teman di dunia maya sebagai pengganti dari sahabat-sahabat di dunia nyata justru lebih merasa kesepian dan lebih mengalami depresi daripada sebelumnya.”

Terlepas dari teknologi, setiap dari kita pernah berjuang melawan masa-masa kesepian dan bertanya-tanya apakah ada seorang pun yang mengenal, mengerti, atau bahkan mempedulikan berbagai beban yang sedang kita tanggung dan perjuangan yang sedang kita hadapi. Akan tetapi, para pengikut Kristus mendapatkan jaminan yang memberikan penghiburan pada hati kita yang gelisah. Kehadiran Sang Juruselamat yang memberikan penghiburan telah dijanjikan dalam kata-kata yang tidak dapat disangkal lagi, seperti yang dituliskan oleh Daud sang pemazmur, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku” (Mzm. 23:4).

Ketika kita merasa sendirian, baik sebagai akibat dari pilihan hidup kita sendiri, atau oleh tren budaya yang ada di sekitar kita, atau oleh penderitaan hidup yang menyakitkan, percayalah bahwa semua orang yang mengenal Kristus dapat berharap pada kehadiran Sang Gembala hati kita. Sungguh, Yesus adalah Sahabat kita yang sejati! —WEC

Kutemukan Sahabat; sungguh Sahabat sejati!
Dia mengasihiku sebelum kukenal Dia;
Dia menarikku dengan dawai-dawai kasih
Sehingga kutertambat pada-Nya. —Small

Setiap orang yang mengenal Yesus sebagai Sahabatnya tidak akan pernah sendirian.

Dari Suatu Kekacauan

Rabu, 26 Maret 2014

Berantakan

Cerita & Ilustrasi oleh Heri Kurniawan

Baca: Keluaran 8:1-15

8:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah menghadap Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku;

8:2 jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan menulahi seluruh daerahmu dengan katak.

8:3 Katak-katak akan mengeriap dalam sungai Nil, lalu naik dan masuk ke dalam istanamu dan kamar tidurmu, ya sampai ke dalam tempat tidurmu, ke dalam rumah pegawai-pegawaimu, dan rakyatmu, bahkan ke dalam pembakaran rotimu serta ke dalam tempat adonanmu.

8:4 Katak-katak itu akan naik memanjati engkau, memanjati rakyatmu dan segala pegawaimu.”

8:5 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tanganmu dengan tongkatmu ke atas sungai, ke atas selokan dan ke atas kolam, dan buatlah katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.”

8:6 Lalu Harun mengulurkan tangannya ke atas segala air di Mesir, maka bermunculanlah katak-katak, lalu menutupi tanah Mesir.

8:7 Tetapi para ahli itupun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga mereka membuat katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.

8:8 Kemudian Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: “Berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya katak-katak itu dari padaku dan dari pada rakyatku; maka aku akan membiarkan bangsa itu pergi, supaya mereka mempersembahkan korban kepada TUHAN.”

8:9 Kata Musa kepada Firaun: “Silakanlah tuanku katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu, untuk pegawaimu dan rakyatmu, supaya katak-katak itu dilenyapkan dari padamu dan dari rumah-rumahmu, dan hanya tinggal di sungai Nil saja.”

8:10 Katanya: “Besok.” Lalu kata Musa: “Jadilah seperti katamu itu, supaya tuanku mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti TUHAN, Allah kami.

8:11 Maka katak-katak itu akan dijauhkan dari padamu, dari rumah-rumahmu, dari pegawai-pegawaimu dan dari rakyatmu; dan hanya akan tinggal di sungai Nil saja.”

8:12 Lalu Musa dan Harun keluar meninggalkan Firaun, dan Musa berseru kepada TUHAN karena katak-katak, yang didatangkan-Nya kepada Firaun.

8:13 Dan TUHAN melakukan seperti yang dikatakan Musa, sehingga katak-katak itu mati lenyap dari rumah, dari halaman dan dari ladang.

8:14 Dikumpulkan oranglah bangkai-bangkainya bertumpuk-tumpuk, sehingga tanah itu berbau busuk.

8:15 Tetapi ketika Firaun melihat, bahwa telah terasa kelegaan, ia tetap berkeras hati, dan tidak mau mendengarkan mereka keduanya–seperti yang telah difirmankan TUHAN.

Janganlah mereka memfitnah, . . . hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. —Titus 3:2

Dari Suatu Kekacauan

Semua yang saya amati membuat saya meyakini kebenaran ini: Keteraturan sesungguhnya tidak alami. Kalau saya mengingat ruang kerja saya sendiri, saya terheran-heran betapa cepatnya ruangan itu berubah menjadi berantakan dan betapa lamanya waktu yang saya butuhkan untuk merapikan semuanya kembali. Keteraturan perlu diusahakan dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Seharusnya saya tidak perlu heran. Peran Allah dalam menciptakan keteraturan dari suatu kekacauan adalah tema yang sangat menonjol dalam Alkitab. Dia melakukannya ketika membentuk bangsa Israel (Kel. 7-14). Pada saat Allah berfirman bahwa telah tiba saatnya orang Ibrani untuk keluar dari Mesir, Firaun tidak menyetujuinya. Gerak perekonomian negaranya bergantung pada para budak Ibrani itu sehingga Firaun tidak mau kehilangan mereka. Untuk mengubah keputusan Firaun, Allah mengirim 10 tulah untuk meyakinkannya. Para ahli sihir Firaun sanggup meniru dua tulah pertama, tetapi mereka tidak sanggup menghentikan satu pun dari tulah-tulah tersebut. Mereka bisa menyebabkan kekacauan, tetapi mereka tidak bisa memulihkan keteraturan. Hanya Allah yang sanggup melakukannya.

Kita bisa berusaha membawa keteraturan di tempat tinggal atau ruang kerja kita, tetapi tidak seorang pun bisa menciptakan keteraturan dari kekacauan emosi dan rohani dalam hidup ini. Hanya Allah yang dapat melakukannya. Dia akan memulihkan keteraturan dari keadaan-keadaan kacau yang telah terjadi ketika kita hidup menurut kehendak Allah—menjauhi fitnah dan pertengkaran, selalu ramah, dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang (Tit. 3:2). —JAL

Bapa, dalam dunia dan hidup kami, ada banyak kekacauan dan
kebingungan. Kami membutuhkan-Mu untuk memulihkan jiwa kami.
Tolong kami untuk hidup seperti yang Kau kehendaki—
yaitu dengan mengasihi sesama.

Ketika kita menaruh perkara kita dalam tangan Allah, Dia menaruh damai sejahtera-Nya dalam hati kita.

Puisi: Rasaku

Oleh: Alvita Lomban

rasaku

Kala hati gelisah
Tujuan serasa sirna
Harapan serasa hilang
Semua serasa hampa

Mengenal-Mu
Mengubah semua rasaku
Sukacita damai penuhi hatiku
Sungguh ku bangga menjadi milik-Mu

Kasih dan pengorbanan-Mu
menyadarkanku
Engkaulah Bapaku,
Engkaulah Pencipta hidupku
Engkaulah segalanya bagiku

Terima kasih Yesus …
Sungguh ku bersyukur ‘tuk kasih-Mu

Lagu: Pengorbanan karena Kasih

“Tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar—tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati—. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”
Roma 5:7-8

Ada orang-orang yang menurut kita pantas dikasihi. Yang baik. Yang membalas kebaikan kita. Yang tuturnya menyenangkan hati. Yang seleranya sama dengan kita. Yang bisa menginspirasi. Kebanyakan kita akan senang menolong mereka, dan dalam beberapa hal mungkin “berkorban” bagi mereka.

Ada juga orang-orang yang menurut kita tidak pantas dikasihi. Yang jahat. Yang tidak membalas kebaikan kita. Yang menyakiti hati. Yang seleranya berbeda dengan kita. Yang membuat muak. Jangankan menolong mereka, mungkin kita akan senang jika mereka mengalami hal yang tidak baik.

Namun, ketika ukuran ini dipakai untuk menilai diri kita di hadapan Allah, bukankah kita juga adalah orang-orang tidak pantas dikasihi? Allah suci, sementara kita berlumur dosa. Sebab itu pengorbanan Kristus bagi kita sungguh menggetarkan hati.

Seorang teman kita menuangkan perenungannya tentang kasih Allah yang besar ini dalam lagu berjudul Pengorbanan Karena Kasih. Sembari menikmatinya, mari mengingat betapa luar biasanya kasih Allah yang merengkuh kita, orang-orang yang sebenarnya tidak pantas dikasihi.

Di saat ku merenung dan berdoa
ku teringat kasih terindah dari Bapa
Ia merelakan Yesus, Anak-Nya
turun ke dunia disalib dan didera

Oh Tuhan, betapa besar cinta-Mu
takkan pernah bisa ku membalas kebaikan-Mu
Oh Yesus, betapa besar pengorbanan-Mu

ku ingin memb’ri hidupku ‘tuk senangkan hati-Mu
Yesus korbankan darah-Nya tebus dosa manusia
Yesus bangkit dan kita menang atas hukuman kekal

 

Tentang Pencipta Lagu

Hai, saya Kezia Christianty, seorang mahasiswi jurusan DKV di kampus swasta Bandung. Saya sangat suka menyanyi.

Ini merupakan lagu rohani pertama yang saya buat untuk mengikuti lomba cipta Lagu Paskah di gereja. Tanpa disangka-sangka ternyata saya memperoleh juara 1. Beberapa orang menyangka pembuatan lagu ini dibantu oleh papa saya karena papa saya seorang pencipta lagu rohani. Tetapi saya sama sekali tidak dibantu oleh papa, bahkan papa tidak tahu kalau saya mengikuti lomba tersebut.

Lagu ini mengingatkan tentang kasih Bapa di surga buat kita orang-orang berdosa yang bahkan kadang lupa atau kurang menghargai kasih-NYA itu. Semoga setelah in kita bisa terus mengingat pengorbanan TUHAN YESUS dan memberi hidup untuk menyenangkan hati-NYA.

Semoga lagu ini juga memberkati teman-teman semua.. GBU! 😉

Bau Yang Harum

Selasa, 18 Maret 2014

Bau-Yang-Harum

Cerita & Ilustrasi komik strip oleh Heri Kurniawan

Baca: 2 Korintus 2:12-17

2:12 Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.

2:13 Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia.

2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

2:15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

2:16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?

2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

Bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. —2 Korintus 2:15

Bau Yang Harum

Ada sejumlah aroma yang tidak akan bisa dilupakan. Baru-baru ini, suami saya mengatakan bahwa ia hampir kehabisan krim cukur. “Aku bisa membelikannya untukmu,” saya menawarkan diri. “Bisakah kau membelikan merek ini?” tanyanya sambil memperlihatkan kaleng krim cukurnya. “Aku suka aromanya—merek ini yang selalu dipakai ayahku.” Saya tersenyum, teringat suatu waktu ketika pikiran saya sejenak kembali ke masa kecil pada saat menghirup aroma sampo yang sering dipakai ibu untuk mencuci rambut saya. Bagi saya dan Tom, aroma wangi itu membawa gejolak emosional dan kenangan manis tentang orang-orang terkasih yang telah tiada.

Oliver Wendell Holmes berkata, “Segala kenangan, khayalan, perasaan nostalgia, dan keterikatan lebih mudah tergapai kembali melalui indra penciuman dibandingkan melalui indra lainnya.”

Jadi, apa yang akan terjadi ketika hidup kita menjadi bau harum yang menarik orang-orang kepada Allah? Dalam 2 Korintus 2:15 dituliskan, “Bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.” Bau keharuman kita itu menyenangkan Allah, tetapi bau itu juga dapat menarik orang lain kepada Allah atau justru menjauhkan mereka dari-Nya. Kita yang memahami arti pengorbanan Yesus mendapatkan kesempatan untuk menjadi “bau yang harum dari Kristus”–sebuah pengingat akan Dia–bagi orang lain.

Bau yang harum dari keserupaan kita dengan Kristus dapat memikat sesama kepada Sang Juruselamat. —CHK

Tanganku kerja bagi-Nya,
Kakiku mengikut-Nya;
Mataku memandang Yesus;
Yang kupuji Dialah! —James
(Kidung Jemaat, No. 363)

Ketika kita berjalan bersama Allah, bau harum yang kita pancarkan bisa menarik orang lain untuk ikut percaya.

Ucapan Yang Terkendali

Selasa, 11 Maret 2014

Folder Kemarahan
Cerita & Ilustrasi komik strip oleh Heri Kurniawan

Baca: Yakobus 3:1-12

3:1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

3:3 Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.

3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.

3:6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.

3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,

3:8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.

3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,

3:10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.

3:11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?

3:12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

Buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. —Yakobus 3:18

Ucapan Yang Terkendali

Mantan Presiden AS Harry Truman mempunyai aturan: Setiap surat yang ditulisnya dengan perasaan marah harus ditaruh di atas mejanya selama 24 jam sebelum dikirim. Jika setelah masa “menenangkan diri” itu usai dan ia masih memendam rasa marah tersebut, ia akan mengirimkan surat itu. Ternyata pada akhir hidupnya, sebuah laci besar pada meja Truman penuh berisi surat yang tak terkirim.

Dalam zaman komunikasi serba cepat dewasa ini, ada banyak peristiwa memalukan yang sebenarnya bisa kita hindari seandainya kita dapat mengendalikan diri selama 24 menit saja! Dalam suratnya, Yakobus berbicara tentang kerusakan yang dapat disebabkan oleh suatu hal yang terus-menerus menjadi pergumulan di sepanjang sejarah umat manusia, yaitu lidah yang tidak terkendali. Ia menulis, “Tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan” (3:8).

Ketika kita bergosip atau berbicara dengan penuh kemarahan, kita sedang berjalan di luar kehendak Allah. Kita perlu lebih menahan diri dalam perkataan yang kita ucapkan, ketik, atau tuliskan, sembari mengucap syukur dalam hati untuk penguasaan diri yang Allah mampukan. Sayangnya, kita lebih sering menunjukkan kebobrokan kita sebagai manusia kepada orang-orang yang mendengar ucapan kita.

Jika ingin memperlihatkan sikap diri yang telah diubahkan Kristus, mungkin yang perlu kita lakukan hanyalah mengendalikan lidah dan ucapan kita. Orang lain pasti akan memperhatikan ketika kita memuliakan Allah lewat perkataan yang kita ucapkan—atau yang tidak kita ucapkan. —RKK

Tolonglah aku, ya Tuhan, supaya perkataanku tidak kugunakan untuk
menjatuhkan orang lain atau membangun nama baikku sendiri,
tetapi supaya kugunakan untuk mengutamakan kebaikan orang lain,
sehingga dengan demikian aku melayani-Mu dan kerajaan-Mu.

Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran. —Amsal 21:23