Yang tergantung di salib itu

Oleh: Melody Tjan

korban-agung

Tangisi dirimu sendiri
Sebab bukan yang tergantung di salib itu
yang butuh dikasihani.

Dia Sang Mulia yang menanggung
apa yang takkan pernah sanggup kau tanggung
Dia Sang Perkasa yang menyerahkan diri menggantikanmu

anak-anak manusia

Tidakkah kau dengar gelegar murka dari surga
menyengat pekat dosa yang terkumpul di Golgota?

“Mengapa engkau melawan Penciptamu?

Engkau sombong dan selalu merasa benar,
memuja diri sendiri dan ambisi-ambisimu yang liar

Engkau serakah dan malas, tukang fitnah dan tukang gosip,
pembohong dan licik, tidak tahu berterima kasih

Engkau pezinah, penikmat pornografi,
pikiranmu jorok dan penuh hawa nafsu yang memalukan

Engkau berbuat mesum dengan sesama jenis,
berdandan untuk membuat orang birahi

Engkau menggantikan kebenaran-Ku dengan dusta,
meninggikan makhluk ciptaan dan melupakan Pencipta

Engkau merasa tidak perlu mengakui-Ku
apalagi menghormati Sabda-Ku

Engkau penuh dengan rupa-rupa kelaliman dan kebusukan,
mencintai uang, gengsi, dan jabatan

Engkau membunuh saudaramu
dengan peluru kebencian dari hatimu

Engkau mengaborsi bayi-bayi
demi kenyamananmu sendiri

Engkau menindas orang lemah
mengabaikan mereka yang tak berdaya

Engkau mencuri hak orang lain
memanfaatkan sesama bagi kepentingan sendiri

Dari luar engkau membuat dirimu kelihatan bersih dan rohani
tetapi di dalam, engkau penuh sampah yang menjijikkan

Engkau munafik

Engkau suam-suam kuku dan mudah tergoda oleh dunia,
mencari posisi aman di bawah selimut kejahatan

Engkau menginginkan milik orang,
menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya

Engkau iri hati, tetapi tidak mencapai tujuanmu,
lalu engkau bertengkar dan berkelahi

Hatimu penuh kemarahan dan kepahitan,
tidak sudi mengampuni

Engkau menyalahkan orang lain,
dan terlalu angkuh untuk mengakui kesalahanmu

Engkau terlalu cepat bicara dan lambat mendengarkan,
lidahmu penuh racun yang mematikan

Perkataanmu jauh dari kasih karunia,
sarat omelan, kritik, dan penghakiman

Mulutmu seperti senjata beramunisi penuh
Isinya celaan serta sejuta kata yang sia-sia

Engkau pemimpin yang memutarbalikkan keadilan

Engkau guru yang justru menyesatkan orang

Engkau pekerja yang tidak bisa dipercaya

Engkau pelajar yang tidak mau diajar

Engkau tidak punya pengendalian diri

Engkau pengkhianat yang memecah belah komunitas

Engkau pemabuk dan pencuri

Engkau bermuka dua dan suka berbuat curang

Engkau tidak memercayai-Ku

Engkau menghujat nama-Ku

Engkau mempermainkan orangtua

Engkau istri yang tidak tunduk pada suami

Engkau suami yang malas dan tidak bertanggungjawab

Engkau mengajukan gugatan cerai,
merusak gambaran kasih Kristus dengan umat-Nya

Engkau muncikari dan pengedar obat terlarang

Engkau mempraktikkan sihir, ramal, dan memuja setan

Engkau menyebut diri sebagai umat-Ku, sebagai hamba-Ku,
namun hatimu sesungguhnya sangat jauh dari-Ku

Daftar dosamu masih panjang
dan Aku membenci semua kejahatan di dalam dirimu

Aku muak dan jijik dengan ibadahmu yang semu,
Aku tak bisa dipermainkan dengan besaran amal dan korban persembahanmu

Reguklah cawan murka-Ku ini … ”

Dan Yesus pun mereguk
apa yang takkan sanggup kita reguk
Hingga tetes terakhir

Oh, tangisi dirimu sendiri
Sebab bukan yang tergantung di salib itu
yang butuh dikasihani

Dia Sang Mulia yang menanggung
apa yang takkan pernah sanggup kau tanggung
Korban sempurna yang hanya bisa disediakan Penguasa Surga
Dia Sang Perkasa yang menyerahkan diri menggantikanmu

anak-anak manusia

Tidakkah kau lihat uluran kasih dari surga
membasuh tuntas dosa yang terkumpul di Golgota?

Agar matamu yang buta kembali terbuka
Agar hatimu yang sudah mati rasa kembali berdenyut
Dan engkau dapat kembali pada fitrahmu,
hidup mencerminkan mulianya Sang Raja

Tidakkah hari ini engkau ingin bersujud
dalam hormat dan syukur kepada-Nya?

Bagikan Konten Ini
0 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *