Sang Pemandu Jalan Tak Mungkin Membuat Kita Tersesat

Oleh Cynthia Sentosa, Surabaya

Road adalah sebuah lagu lawas yang dinyanyikan oleh grup penyanyi dari Korea Selatan bernama “god” (nama grup yang unik). Awalnya aku senang mendengar lagu ini karena melodi lagu yang mudah diingat dan enak untuk didengar. Namun, baru-baru ini ketika aku mencari arti dari lagu ini, aku tertegun karena ternyata liriknya seperti menunjukkan pergumulan yang mungkin dihadapi oleh sebagian orang saat ini (termasuk aku pun pernah mengalaminya). 

Salah satu liriknya mengatakan demikian: 

What am I really dreaming for, Who is this searching really for,
Will I be able to finally smile when I reach the goal.

Dulu ketika tiba waktunya bagi aku untuk memilih jurusan kuliah, lirik tersebut yang menggambarkan hatiku. Ketika itu aku kebingungan, kira-kira jurusan kuliah apa yang mau aku ambil, dan aku juga berpikir jika aku mengambil jurusan tertentu kira-kira aku bisa bahagia tidak ya menjalani perkuliahan dan pekerjaanku di masa depan nanti. Mungkin aku bisa bahagia, tetapi apakah aku akan menikmatinya?

Selama berada di masa itu, semua pilihan tidak ada yang membuat aku lega. Ada banyak universitas yang memberikan jaminan bahwa lulusannya akan mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan atau setiap mahasiswa akan menikmati perkuliahan di tempat mereka. Namun, semua tawaran mereka tidak ada yang menarik minatku. Aku awalnya tidak tahu mengapa aku tidak merasa tertarik dengan hal yang sebenarnya dapat menarik minatku, siapa coba yang tidak mau mendapat jaminan sukses atau hidup nyaman dan bahagia? Tetapi entah mengapa hatiku tetap tidak tertarik.

Pertanyaanku ini akhirnya terjawab ketika aku sedang menggumulkan panggilan menjadi seorang hamba Tuhan penuh waktu. Iya, di tengah-tengah aku mempertanyakan tujuan hidupku, Tuhan mengarahkan aku untuk mengikuti sebuah camp remaja di mana melalui camp tersebut Tuhan menegurku bahwa selama ini perjalanan hidupku jauh dari jalan Tuhan dan tidak lagi berjalan mengikut Dia. Tidak hanya itu, Tuhan juga berbicara kepadaku dari Matius 4:19 TB “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” 

Di tengah-tengah kebingungan akan tujuan hidupku, Tuhan hadir untuk membukakan jalan bagiku. Tuhan mengingatkanku untuk memiliki tujuan hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan bukan dengan kehendak atau keinginan aku sendiri. Selama ini aku menjalani hidupku sesuai dengan kemauanku sendiri tanpa melihat apakah perbuatanku ini menyenangkan hati Tuhan atau sesuai dengan rencana-Nya. Pantas saja saat itu aku berada dalam kebingungan akan tujuan hidupku, karena masa depan yang aku inginkan tidak sesuai dengan rencana Tuhan dalam hidupku. Aku terlalu mengandalkan diriku di jalan yang sebenarnya hanya sang Pemandu jalan yaitu Tuhan saja yang mengetahui jalan hidupku yang terbaik.

Pada akhirnya, setelah bergumul dengan tujuan hidupku, aku memutuskan atau lebih tepatnya menyerahkan diri kepada Tuhan yang memberikan rencana jauh lebih indah daripada rencanaku terhadap tujuan hidupku. Hasilnya ternyata tidak pernah aku duga, yaitu muncul perasaan lega seakan sudah menemukan jalan keluar setelah berada di dalam sebuah maze yang rumit. 

Teman-teman mungkin sedang mengalami atau pernah mengalami apa yang aku rasakan, yaitu berada dalam kebingungan atau keraguan akan jalan hidup kalian. Mungkin akhir-akhir ini kalian berpikir “apakah pilihanku ini sudah benar ya? bagaimana seandainya kalau aku pilih yang lain seperti apa jalan hidupku?” atau “sebenarnya tujuan aku hidup apa sih? Kok rasanya semua hal yang aku coba gagal semua? Kok rasanya hati aku kosong?”

Teman-teman, mungkin saja keraguan atau kebingungan di jalan hidup yang kita saat ini adalah karena kita saat ini bukan berada di jalannya Tuhan. Kita bisa jadi sedang salah arah dan tersesat. Ketika kita menjalani hidup seperti yang kita inginkan mungkin saja jalan hidup kita terlihat lancar dan sukses namun kita tidak berjalan di jalan-Nya Tuhan sehingga tak jarang perasaan kekosongan atau kesepian kita rasakan karena tidak ada yang bisa memberikan kepuasan yang abadi.

Dalam Yohanes 14:6a (TB) Yesus berkata “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” Yesuslah yang seharusnya menjadi Pemandu jalan hidup kita. Dia adalah Tuhan dan Juruselamat kita; Ia juga adalah Pencipta kita, Ia tahu apa yang terbaik untuk kita. Jadi, mari kita ikut rencana-Nya dalam hidup kita. Meskipun menurut kita rencana-Nya tidak seperti yang kita inginkan dan mungkin tidak menyenangkan bagi kita, tapi mari belajar untuk percaya bahwa Sang Pemandu jalan hidup kita tidak mungkin menyesatkan atau mencelakakan kita. Dia yang akan menuntun kita untuk tiba di tujuan yang kita nantikan, yaitu kehidupan kekal bersama dengan Dia di langit dan bumi yang baru. 

What am I really dreaming for, Who is this searching really for, Will I be able to finally smile when I reach the goal. 

Kiranya, dengan kita percayakan jalan hidup kita kepada Sang Pemandu jalan hidup kita, kita dapat yakin memiliki tujuan hidup yang benar dan tidak akan kita sesali. 

Amin.

Kamu diberkati oleh ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu

Bagikan Konten Ini
5 replies
  1. Tya
    Tya says:

    selalu ada amin 🙏 buat kemurahan Tuhan yang cuma cuma Dia kasih untuk kita yang dengan sungguh hati mengasihi Nya 🙏😇

  2. Martha PL
    Martha PL says:

    amin,Dialh jalan hdp n kebenaran,bgi kt,ikutlh Dia selalu smpai akhir hayat kt,Gbu all

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *