Bersandar kepada Yesus

Jumat, 10 Februari 2017

Bersandar kepada Yesus

Baca: Yohanes 13:12-26

13:12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?

13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu;

13:15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

13:16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.

13:17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.

13:18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.

13:19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.

13:20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.”

13:21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.”

13:22 Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya.

13:23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.

13:24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: “Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!”

13:25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, siapakah itu?”

13:26 Jawab Yesus: “Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.

Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihiNya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. —Yohanes 13:23

Bersandar kepada Yesus

Kadangkala ketika saya berdoa dan bersiap untuk tidur di malam hari, saya membayangkan diri saya sedang bersandar kepada Yesus. Bayangan itu membuat saya teringat pada apa yang dikatakan firman Tuhan tentang Rasul Yohanes. Yohanes menuliskan bagaimana ia duduk di sebelah Yesus pada saat Perjamuan Terakhir. “Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya” (Yoh. 13:23).

Yohanes menggunakan istilah “murid yang dikasihi-Nya” sebagai cara untuk menyebut dirinya tanpa menyebutkan nama. Ia juga menggambarkan tata cara perjamuan yang pada umumnya dilakukan di Israel pada abad pertama, di mana meja perjamuannya jauh lebih rendah daripada meja yang kita gunakan di zaman modern, yaitu kurang lebih selutut tingginya. Duduk tanpa kursi dengan bersandar setengah berbaring pada tikar atau bantal merupakan posisi orang pada umumnya di sekeliling meja. Yohanes duduk begitu dekat dengan Tuhan sehingga ketika ia berpaling untuk bertanya kepada-Nya, ia “merapat pada Yesus” (Yoh. 13:23 BIS), dengan kepala yang bersandar di dada Yesus.

Kedekatan Yohanes dengan Yesus saat itu memberikan gambaran yang menolong kita memahami hidup kita bersama-Nya saat ini. Kita mungkin tidak dapat menyentuh Yesus secara fisik, tetapi kita bisa mempercayakan segala situasi yang membebani hidup kita kepada-Nya. Dia mengatakan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28). Sungguh kita diberkati karena memiliki Juruselamat yang setia dan dapat kita percayai dalam setiap situasi kehidupan kita! Maukah kamu “bersandar dekat kepada-Nya” hari ini? —James Banks

Tuhan Yesus, tolong kami bersandar kepada-Mu hari ini dan mempercayai-Mu sebagai sumber kekuatan dan pengharapanku. Aku menyerahkan seluruh kekhawatiranku kepada-Mu dan memuji-Mu karena Engkau setia.

Hanya Yesus yang memberikan kelegaan yang kita butuhkan.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 8-10; Matius 25:31-46

Artikel Terkait:

3 Alasan Mengapa Aku Perlu Berdoa

Dalam pergumulanku tentang pentingnya berdoa, aku punya pengalaman yang mengajarkanku tiga alasan mengapa aku perlu berdoa.

Temukan 3 alasan tersebut di dalam artikel berikut ini.

Bagikan Konten Ini
35 replies
  1. ericosimamora
    ericosimamora says:

    selamat pagi,Tuhan Yesus adil & selalu mengerti tiap2 kita,Tuhan Yesus memberkati ya teman teman,inget selalu bersyukur dlm keadaan apapun!

  2. Rendy Christian
    Rendy Christian says:

    Awalnya aku susah memahami, bgmn mungkin seorang cowo dpt mengasihi Yesus… Klo bagi cewe itu pasti mudah, if u know what I mean.

    Tp skrg nggak. Yesus itu Guru dan Tuhan.

    Amin, mksh renungannya

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *