Pax Romana

Minggu, 20 Desember 2015

Pax Romana

Baca: Yesaya 8:23?9:6

8:23 Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain.

9:1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.

9:2 Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.

9:3 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.

9:4 Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.

9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

9:6 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya. —Yesaya 9:5

Pax Romana

Alangkah mahalnya harga suatu peperangan. Satu situs internet melaporkan bahwa saat ini ada 64 negara yang sedang terlibat dalam konflik bersenjata. Kapan dan bagaimana semua perang itu akan berakhir? Kita menginginkan kedamaian, tetapi tidak dengan mengorbankan keadilan.

Yesus lahir pada masa “kedamaian”, tetapi kedamaian itu merupakan buah penindasan yang keras. Pax Romana atau kedamaian di bawah kekuasaan Romawi itu terjadi hanya karena penguasa menindas semua perbedaan pendapat.

Tujuh abad sebelum masa yang relatif damai tersebut, ada sepasukan musuh yang sudah bersiap menyerang Yerusalem. Dalam bayang-bayang peperangan, Allah membuat pernyataan yang luar biasa. “Mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar,” kata Nabi Yesaya (Yes. 9:1). “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; . . . Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan” (ay.5-6). Matius menyatakan bahwa nubuat Yesaya tersebut digenapi dalam Kristus sang Putra (Mat. 1:22-23; Baca Juga Yes. 7:14).

Kita mengagumi sang Bayi mungil di palungan itu. Namun Bayi yang tak berdaya itu juga adalah Tuhan yang Mahakuasa, “TUHAN semesta alam” (Yes. 13:13). Suatu hari kelak, Dia akan berkuasa “di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran” (9:6). Pemerintahan tersebut tidak akan menjadi seperti Pax Romana yang kejam, karena yang berkuasa adalah Sang Raja Damai. —Tim Gustafson

Bapa, tiada kata-kata yang cukup untuk mensyukuri kedatangan Anak Tunggal-Mu yang mendamaikan kami dengan-Mu melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Kami bersyukur kepada-Mu bahwa Dia akan memerintah selamanya dalam damai dan kebenaran.

Anak Domba Allah itu juga adalah Singa dari Yehuda. (Wahyu 5:5)

Bacaan Alkitab Setahun: Mikha 1-3; Wahyu 11

Bagikan Konten Ini
17 replies
  1. suharsono
    suharsono says:

    Tuhan terimakasih atas karya keselamatan dalam perdamaian melalui kedatangan Tuhan Yesus..biarlah Natal tahun ini ada damai diatas keadilan..selamat hari minggu dan menyambut Natal..Gbu..

  2. Hery Loistianto
    Hery Loistianto says:

    Tuhan terima kasih atas berkat dan napas yg Engkau berikan kepada kami, Engkau masih mau mengakui kami sebagai anak Mu,walaupun sebagai anak kami telah murtad tapi kasih Mu yg demikian besar masih mau f datang keduniaan ini untuk menyelamatkan kami

  3. Anne
    Anne says:

    ya Tuhan, Kau akan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran. belalah perkaraku, tolonglah aku. How can i forgive, when it hurts so much. Tuhan, sangat sakit.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *