Yang Terutama

Senin, 12 Maret 2012

Baca: Matius 22:34-40

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. —Matius 22:37-38

Hal apa yang terutama dalam dunia olahraga? Apakah kejuaraannya? Rekor? Piala? Di Palestra, arena basket di Universitas Pennsylvania, ada sebuah plakat yang memberikan sudut pandang berbeda tentang hal yang terutama dalam olahraga. Tertulis: “Memenangi pertandingan adalah hal yang baik. Terlibat dalam permainannya adalah hal yang hebat. Namun mencintai permainannya adalah yang terutama dari segalanya.” Hal ini kembali mengingatkan kita bahwa sesungguhnya, olahraga adalah permainan yang kita mainkan dengan sukacita ketika kita masih kanak-kanak.

Seorang pemimpin agama pernah bertanya kepada Yesus tentang hal yang terutama: “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” (Mat. 22:36). Yesus menanggapinya dengan menantang si pemimpin untuk mengasihi, yakni mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Yesus berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat. 22:37-39).

Apa pun yang digerakkan oleh iman kita di dalam Kristus untuk kita lakukan, tidak ada hal yang lebih utama selain menunjukkan kasih—karena kasih mengungkapkan sifat hati Bapa surgawi kita. Lagipula, “Allah adalah kasih” (1 Yoh. 4:8). Kita memang mudah teralihkan oleh hal-hal yang sepele, tetapi fokus kita haruslah tetap pada hal yang terutama, yaitu mengasihi Allah kita. Hal itu memampukan kita untuk mengasihi sesama. Tidak ada lagi yang lebih utama. —WEC

Ketika terkagum oleh kasih-Nya kepadaku,
Balas mengasihi-Nya menjadi doaku.
Aku mencari jawabannya dengan sungguh—
Mengasihi sesamaku itulah tugasku. —Verway

Bukti kasih kita kepada Allah adalah kita taat pada perintah-perintah-Nya.

Bagikan Konten Ini
5 replies
  1. bayu suwandi
    bayu suwandi says:

    “Mudah diucapkan tapi tidak mudah untuk dilakukan”
    Tuhan Yesus tolong saya agar dapat melaksanakan perintahmu ini…amin

  2. Lidya
    Lidya says:

    Bagaimana cara mengasihi orang yang sudah melakukan kejahatan berkali-kali kepada kita dan sudah dimaafkan berkali-kali juga? Apa mau didiamkan saja? Jawabannya jangan hanya berdoa, berpuasa, apalagi bertapa.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *