Keindahan Dalam Gereja

Minggu, 11 Maret 2012

Segala orang yang ahli di antara kamu haruslah datang untuk membuat segala yang diperintahkan Tuhan. —Keluaran 35:10

Ketika saya dan suami saya, Jay, memutuskan untuk membangun sebuah rumah baru, kami tidak mempekerjakan teman-teman dan keluarga yang senang bekerja dengan alat-alat pertukangan; melainkan kami menyewa seorang pekerja bangunan yang ahli untuk menciptakan suatu tempat tinggal yang fungsional dan indah.

Namun, keindahan dalam bangunan gereja tidaklah selalu menjadi prioritas utama. Ada orang-orang yang menganggapnya sebagai hal yang tidak praktis, sehingga apa pun yang merupakan hiasan atau dekoratif dianggap sebagai pemborosan semata. Namun, bukan begitu sikap Allah ketika Dia membangun suatu tempat ibadah bagi umat Israel kuno. Dia tidak mempekerjakan sembarang orang untuk mendirikan kemah ibadah yang biasa-biasa saja. Dia menunjuk orang-orang yang ahli, Bezaleel dan Aholiab (Kel. 36:1), untuk menghias kemah itu dengan permadani yang dirajut dengan indah dan perhiasan-perhiasan yang dirancang dengan teliti (37:17-20).

Menurut saya, pada saat itu, keindahan berarti penting karena mengingatkan bangsa Israel pada keindahan Allah dalam ibadah mereka. Di tengah pengembaraan di padang gurun yang kering dan berdebu, mereka memerlukan suatu pengingat akan keagungan Allah.

Keindahan yang diciptakan umat Allah dalam tempat ibadah pada masa kini dapat memiliki tujuan yang sama. Kita memberikan talenta terbaik kita kepada Allah karena Dia memang layak menerima-Nya. Keindahan juga memberikan kepada kita suatu pandangan sekilas tentang surga dan membangkitkan hasrat kita untuk merindukan apa yang sedang dipersiapkan Allah di masa depan. —JAL

Tuhan, baik kami bisa beribadah di tempat yang indah atau tidak,
kami meminta-Mu untuk membentuk hati kami
agar indah di mata-Mu dalam waktu ibadah kami.
Engkau layak menerima segala pujian kami. Amin.

Keindahan mencerminkan Allah.

Bagikan Konten Ini