Menolak Apatis

Selasa, 29 Desember 2015

Menolak Apatis

Baca: Nehemia 1:1-10

1:1 Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh, ketika aku ada di puri Susan,

1:2 datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari penawanan dan tentang Yerusalem.

1:3 Kata mereka kepadaku: “Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar.”

1:4 Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,

1:5 kataku: “Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya,

1:6 berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa.

1:7 Kami telah sangat bersalah terhadap-Mu dan tidak mengikuti perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu.

1:8 Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa.

1:9 Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-Ku serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku diam di sana.

1:10 Bukankah mereka ini hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan tangan-Mu yang kuat?

Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara- Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. —Matius 25:40

Menolak Apatis

Ruangan itu sudah dihiasi beragam warna mempesona yang ditata oleh sejumlah wanita berpakaian sari. Mereka sedang bergegas menyelesaikan persiapan untuk suatu acara penggalangan dana. Para wanita asal India yang kini tinggal di Amerika Serikat itu hendak menunjukkan kepedulian mereka terhadap negara asalnya. Ketika mendengar tentang keadaan keuangan sebuah sekolah Kristen untuk anak-anak autis di India, mereka tidak sekadar mengetahui kebutuhan itu, tetapi juga memilih untuk bertindak.

Nehemia tidak membiarkan kenyamanan hidup sebagai juru minum dan orang kepercayaan penguasa tertinggi waktu itu menghapuskan kepeduliannya bagi kaum sebangsanya. Ia menanyakan kabar kota dan penduduk Yerusalem kepada mereka yang baru kembali dari sana (Neh. 1:2). Ia dikabari bahwa “orang-orang . . . yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar” (ay.3).

Hati Nehemia hancur. Ia berkabung, berpuasa, dan berdoa. Ia memohon agar Allah bertindak atas kondisi yang menyedihkan itu (ay.4). Allah pun menolong Nehemia dapat kembali ke Yerusalem untuk memimpin upaya pembangunan kembali kotanya (2:1-8).

Nehemia bisa mengerjakan hal-hal besar bagi kaum sebangsanya karena ia meminta hal-hal besar dari Allah yang Mahabesar dan mengandalkan-Nya. Kiranya Allah membuka mata kita untuk menyadari kebutuhan orang-orang di sekitar kita, dan kiranya Dia menolong kita untuk mempunyai semangat dan kreativitas dalam memberikan solusi yang dapat memberkati sesama. —Poh Fang Chia

Bapa, di sekitar kami ada banyak yang membutuhkan pertolongan. Kami bertekad untuk tak ingin putus asa atau bersikap apatis, melainkan berharap kepada-Mu untuk menolong kami melakukan tugas yang Kau berikan.

Mereka yang berjalan bersama Allah tidak akan melarikan diri dari kebutuhan sesama.

Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 9-12; Wahyu 20

Photo credit: John & Mel Kots / Foter / CC BY-NC-ND

Bagikan Konten Ini
9 replies
  1. Silvia Nugraha
    Silvia Nugraha says:

    terima kasih Tuhan Yesus buat segala yg Kau bri..
    ajar kami selalu berharap dan bersandar padaMu,, sebab kami tidak dapat apa2 tanpa ada kekuatan dan pertolongan drMu..
    GBU

  2. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh indah besar buat kami semua , dapat merasakan damai sejahtera dari-Mu supaya tidak keras kepala dalam melakukan tindakan di kehidupan kami masing – masing , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh besar pada sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  3. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh teguh tentram baik bahagia tinggi luas menang segar terus nyaman sejuk kuat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  4. Juan
    Juan says:

    sangat setuju. Kristen sejati berbicara tentang sesama, bukan ‘hanya’ menguduskan diri dan tak peduli orang lain. Selamat beraktifitas 🙂

  5. Tabitha Kurniawan
    Tabitha Kurniawan says:

    ya Tuhan, mampukan kami agar dapat mengasihi dan peduli dengan sesama, walaupun kami juga sering dihiraukan. Mampukan kami agar dapat mengasihi orang lain tanpa pamrih, seperti Engkau yg telah mengasihi kami yg sudah berbuat banyak dosa dan kekejian di hadapan-Mu Bapa. Ampuni kami yang selama ini kurang peduli pada sesama kami.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *