Di Balik Kesulitan Finansial yang Kualami, Tuhan Memeliharaku dengan Cara-Nya yang Tak Terduga

Oleh Junita Romatua, Medan

Aku bergumul dengan permasalahan finansial yang kualami belakangan ini. Seringkali aku bingung dan khawatir dengan hari-hari yang kulalui. Gaji yang kuterima setiap bulannya hanya pas-pasan untuk membayar biaya kos dan juga kehidupanku sehari-hari. Sementara itu, aku pun mencoba menolong kebutuhan finansial kakakku yang akan menikah.

Dalam kondisi yang nyaris kekurangan itu, kadang aku tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa. Aku memang masih memiliki orang tua, namun aku tidak mau meminta bantuan finansial dari mereka karena aku tidak mau merepotkan mereka. Namun, yang aku tahu adalah aku dapat mengadu kepada Tuhan. Kepada-Nya aku menceritakan setiap keluh kesah dan kekhawatiran yang kualami.

Tuhan adalah Tuhan yang baik. Dia mendengarkan setiap kegelisahanku itu. Meski aku sendiri merasa kekurangan, nyatanya aku selalu dicukupi-Nya. Ada saja cara yang Tuhan berikan untuk menolongku. Sesuatu yang seringkali tidak terpikirkan dan terduga olehku.

Terkadang, ada teman yang datang dan mentraktirku. Padahal, mereka tidak tahu kalau saat itu aku memang sedang tidak punya uang. Ada pula teman yang tiba-tiba membayar ongkos perjalananku.

Kejutan-kejutan kecil yang kualami itu membuatku tersenyum. Tapi, ketika kejutan-kejutan kecil itu tak kunjung datang, seringkali aku jadi gelisah dan sedih. Hingga suatu ketika, saat aku berdoa, Tuhan menegurku dalam hatiku.

“Apakah kamu harus melihat dulu baru percaya? Tidakkah kamu tahu bahwa Akulah Tuhan? Diam, tenang, dan percayalah. Uang, teman hidup, ataupun hal lainnya, itu kecil bagi-Ku. Bukankah nyawa-Ku telah kuberikan kepadamu?”

Teguran ini sontak mengingatkanku akan janji-Nya dalam Matius 6:33. “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Sejak saat itu, aku belajar untuk tidak khawatir dan percaya akan pemeliharaan-Nya. Kendati gaji yang kuterima pas-pasan, aku belajar untuk mengucap syukur bahwa setidaknya aku memiliki pekerjaan. Lalu, aku pun belajar untuk menerapkan manajemen keuangan yang efektif dan berhikmat. Meski kecil, aku percaya bahwa inilah yang Tuhan percayakan untukku, dan adalah tanggungjawabku untuk memanfaatkannya sebaik mungkin. Semenjak saat itu, melalui doa, ucapan syukur, dan manajemen keuangan yang baik, puji Tuhan aku pun tidak lagi kekurangan.

Ketika kesulitan melanda, seringkali pandanganku hanya berfokus kepada masalah sehingga aku lupa akan sosok Allah yang jauh lebih besar dari setiap masalah yang kuhadapi. Akibatnya, aku pun menjadi begitu khawatir akan sesuatu yang sebenarnya belum terjadi. Padahal, Yesus dengan jelas mengatakan: “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” (Matius 6:27).

Melalui peristiwa kekurangan yang dulu sempat kualami itu, aku jadi belajar untuk mempercayakan segala sesuatunya kepada Tuhan. Aku belajar untuk hidup dalam iman dan terus berpengharapan bahwa Allah itu begitu baik dan tugasku adalah menikmati setiap perjalanan hidupku bersama-Nya.

“Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?” (Matius 6:25).

Baca Juga:

3 Hadiah yang Bisa Kuberikan kepada Allah

Dari sekian banyak hadiah yang pernah kuterima di masa lalu, hadiah yang terbaik adalah pengorbanan yang Allah lakukan 2000 tahun yang lalu. Aku pun jadi berpikir: bukankah seharusnya aku juga memberi-Nya hadiah?

Bagikan Konten Ini
26 replies
  1. tan setiadi
    tan setiadi says:

    Firman yang memberikan kekuatan dalam kita menjalani kehidupan . dan kita tidak perlu khawatir akan segala kebutuhan kita. karena Tuhan yang akan memenuhi dan memlihara kita semua. Amin

  2. Nikodemus Siregar
    Nikodemus Siregar says:

    Memang benar adanya firman Tuhan. Saya anak pendeta yang sedari kecil sampai sekarang hidup “pas-pasan”. Tapi saya dan sekeluarga tak pernah sampai kelaparan atau terlilit utang. Tuhan mencukupkan semuanya: makanan, pakaian, tempat tinggal, kuliah, dan lainnya.

  3. Nian Pardomuan
    Nian Pardomuan says:

    Amin. Tuhan tolonglah sy juga seperti saudara/i seiman krn sy jg mengalami hal sama kekuatiran cemas berlebihan dlm hidupku krn dlm menghadapi pekerjaan2 yg kuhadapi. Tolonglah kami agar km boleh memperoleh damai dan ketenangan dariMu. Kuatkanlah dan tambahkan iman kami. Amin.

  4. meiyanto
    meiyanto says:

    Saya senang mendengar umat Kristen ketika umat Kristen sedang dalam kesusahan Yesus pasti membantu

  5. meiyanto
    meiyanto says:

    Kadang saya pingin bergaul dengan orang Kristen TPi bingun sama siapa, karna saya bukan orang kristen, karna saya merasa belum pernah di tolong disaat saya susah , malah pernah ketemu ustadz ujung ujung harus bayar dulu baru baru dapat uang, saya heran kok begini ya orang satu agama dengn saya,

  6. Melis
    Melis says:

    Apa yang dialami oleh kesaksian ini sama persis dengan apa yang sedang aku alami tetapi Tuhan Yesus selalu ada buat ku bersama dengan anak2ki,walaupun saat ini kami serba kekurangan tapi kami tetap bersyukur kami masi bisa hidup,Terima kasih Tuhan Yesus

  7. Chris
    Chris says:

    Yaa…..TUHAN YESUS…..smoga Engkau menghapus virus corona yang ada di seluruh negara…agar dapat hidup tentram dan ekonomi pulih lagi khususnya bangsa Indonesia…..amin

  8. Hana
    Hana says:

    Kesaksian yg memberi berkat… Saya juga dalam kondisi terpuruk saat ini dan ada hutang yg hrs saya selesaikan. Semoga Tuhan Yesus sudi campur tangan membantu saya krn Dia lah harapan saya satu-satunya. Amin

  9. Geva22
    Geva22 says:

    Menarik cerita itu memang Tuhan Yesus,korban bagi kita dia rela mati demi kita.Tuhan Yesus tolonglah aku.aku percaya bahwa engkau yang mencipkan saya sampai saya lahir di dunia ini hingga saya lanjut usia.dan saat ini banyak sekali perkara dalam hidup saya di lilit utang kredit rumah,nikah blum kesampaian di tambah lagi corona,tempat kerja tutup,kredit rumah menumpuk tunggakan.bukan saya tidak mau kerja Tuhan Yesus.karna siruasi pandemi.walaupun saya kerja tapi gaji saya,pas2an.orang tua saya ibu saya di kampung sudah tua,sakit2an kalau musibah,apa yang kulakukan Tuhan Yesus ongkos/tiket tidak punya.doa2 saya selama ini apakah masih engkau proses Tuhan Yesus…?
    Iya Tuhan Yesus saya orang berdosa.tapi,saya tetap percaya padamu,bahwa engkaulah Tuhan Saya
    Doa saya ini terserah Tuhan Yesus menurut kehendakmu n

  10. Wahyudi
    Wahyudi says:

    Pengalaman yg sama yg pernah saya alami dan saya rasa kalau masalah ekonomi saya rasa kita semua pernah mengalami dengan pengalaman yang berbeda dan saat kita terjepit, rasa kawatir,takut, putus asa karena doa yg belum terjawab,rasa malu, merasa di rendahkan dll. Bercampur aduk jadi satu.. saya coba ambil sikap doa puasa dan menyembah Tuhan untuk merendahkan diri menekan ego pribadi …dan puji Tuhan ketenangan kekuatan ada mengalir di hati dan pikiran..

  11. Wilhelmus Tharob
    Wilhelmus Tharob says:

    Kesaksian yang memberkati. Mohon dukungan doa bagi saya dan keluarga, smg kemuliaan Tuhan terus dinyatakan di tengah2 segala kekurangan dan kelemahan kita.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *