Berbuah dalam Pekerjaan

Berkolaborasi dengan ilustrator: Lily Elserisa.

Berbuah dalam Pekerjaan Tempat kerja kita dapat menjadi ladang misi kita. Kita tidak hanya bekerja sepenuh hati untuk Tuhan, tetapi juga menjadi duta Kristus (Kolose 3:23, 2 Korintus 5:20). Satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan menghasilkan buah Roh di tempat kerja. Apa saja buah Roh ini? Galatia 5:22-23 menyebutkan: “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”
Bagaimana kita dapat menunjukkan buah Roh itu?
Bagaimana kita dapat menjadi saksi Kristus dan memuliakan nama-Nya di tempat kerja?

Berbuah dalam Pekerjaan: Menunjukkan KASIH
berbuah-dalam-pekerjaan-01

Berbuah dalam Pekerjaan: Berbagi SUKACITA
berbuah-dalam-pekerjaan-02

Berbuah dalam Pekerjaan: Membawa DAMAI SEJAHTERA
berbuah-dalam-pekerjaan-03

Berbuah dalam Pekerjaan: Menunjukkan KESABARAN
berbuah-dalam-pekerjaan-04

Berbuah dalam Pekerjaan: Melakukan KEBAIKAN
berbuah-dalam-pekerjaan-05

Berbuah dalam Pekerjaan: Menyebarkan KEMURAHAN
berbuah-dalam-pekerjaan-06

Berbuah dalam Pekerjaan: Mempraktikkan KESETIAAN
berbuah-dalam-pekerjaan-07

Berbuah dalam Pekerjaan: Menunjukkan KELEMAHLEMBUTAN
berbuah-dalam-pekerjaan-08

Berbuah dalam Pekerjaan: Melatih PENGENDALIAN DIRI
berbuah-dalam-pekerjaan-09

Menemukan Tuhan dalam Kehidupan Sehari-hari

Berkolaborasi dengan ilustrator Lily Elserisa

Hidup itu keras. Dan penderitaan datang dalam berbagai bentuk—mental, fisik, emosional, dan spiritual. Berikut adalah sebuah cara untuk menolong kita melalui masa-masa yang sulit: Lihatlah Allah di dalam hal-hal yang kecil. Biarlah benda-benda biasa di dalam kehidupan kita sehari-hari mengingatkan kita kepada janji-Nya yang indah. Lihatlah segala hal dari sudut pandang yang berbeda, dan kiranya kita akan bertumbuh di dalam rasa syukur dan cinta akan Dia.

menemukan-tuhan-dalam-kehidupan-sehari-hari-01

menemukan-tuhan-dalam-kehidupan-sehari-hari-02

menemukan-tuhan-dalam-kehidupan-sehari-hari-03

menemukan-tuhan-dalam-kehidupan-sehari-hari-04

menemukan-tuhan-dalam-kehidupan-sehari-hari-05

menemukan-tuhan-dalam-kehidupan-sehari-hari-06

menemukan-tuhan-dalam-kehidupan-sehari-hari-07

menemukan-tuhan-dalam-kehidupan-sehari-hari-08

menemukan-tuhan-dalam-kehidupan-sehari-hari-09

menemukan-tuhan-dalam-kehidupan-sehari-hari-10

Bagaimana Jika Yesus Punya Facebook?

Kalau Yesus hidup di masa kini, apakah kamu akan berteman dengan-Nya di Facebook?

bagaimana-jika-Yesus-punya-facebook

 
*log in*

Hei, lihat!!! Yesus mengirimiku friend request! Dia punya Facebook juga!

Oke, aku akan terima request-nya.

*accept friend request*

Oke, coba lihat apa yang Dia posting. Wah—banyak banget! Sepertinya banyak banget yang Dia mau omongin.

“Kabar baik… Datanglah pada-Ku… Kamu diampuni… Diselamatkan Tuhan.”

Amin! Aku menyukainya.

*like*

Wah ada lagi! Coba kulihat…

Sangkal dirimu…
Ikutlah Aku…

hmm. Aku ingin *like* status-Nya, tapi kenapa Dia menuntut segitu banyak? Maksudku, aku sudah ke gereja setiap Minggu dan berdoa sebelum makan. Apa lagi yang aku perlu lakukan untuk menjadi teman-Nya? Oh, tapi baiklah…

*like*

Oh lihat, apa lagi yang Dia posting. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa, uh… Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Hmm. Ini hanya perasaanku, atau Dia memang penuntut?

Mungkin Dia hanya ingin cari sedikit perhatian. Oke, kurasa mungkin lebih baik aku berikan komentar di salah satu postingnya, supaya Dia merasa sedikit lebih baik.

*comment*

“Bagus, Yesus. Terima kasih sudah mengingatkan!”

Oke, itu akan membuat Dia senang selama beberapa waktu…

*scroll ke bawah*

Banyak banget postingan-Nya…

Wah cepat sekali Dia sudah *like* komentarku untuk-Nya. Sepertinya Dia selalu online setiap saat! Aneh, setiap kali Aku minta tolong Dia, Dia tidak berkata apa-apa. Aku tidak menang lotere, tidak dapat bantuan saat ujian…, tapi sekarang, ketika aku mengatakan bahwa aku mungkin akan mempertimbangkan melakukan apa yang Dia katakan, Dia langsung merespons. Sepertinya Dia ingin sesuatu yang lebih dari permintaan doa—aneh banget!

Ooo, aku dapat balasan! Cepat sekali.

“Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.”

Wah, apakah Dia membaca pikiranku? Ini jadi menyeramkan. Apakah Dia mengirimkan pesan yang sama ini ke semua teman-Nya? Aku jadi penasaran siapa saja teman-Nya, coba kulihat…

*scroll*

Wah! Banyak juga temannya. Keren, Dia populer banget. Coba kulihat siapa saja yang jadi temannya.

Petrus… Paulus… Yohanes… keren! Semua orang suci ada di sini. Ya, tentu saja mereka menjadi teman-teman-Nya. Tapi aku tidak yakin Yesus berteman dengan orang-orang biasa.

Oh, hei! Aku kenal Desmond! Anak yang sangat baik di sekolah. Tidak heran Yesus jadi temannya. Desmond adalah temanku juga. Keren.

Coba kulihat siapa lagi…

*scroll*

Eits, tunggu… Bukankah ini…? Tidak mungkin! Aku tahu orang ini! Dia kan seorang — —. Bagaimana mungkin Yesus berteman dengan dia??? Rasanya cuma Yesus yang berteman dengannya. Oh, aneh banget.

*scroll*

Apa?! Ini kan penjahat yang dipenjara bulan lalu?! Memang koran-koran mengabarkan dia sudah bertobat sejak itu, tapi… yang benar saja?! Yesus, Kamu tahu gak sih kamu bergaul dengan siapa di sini?

Dan, apa ini? Petrus dan Paulus juga jadi temannya kriminal itu juga?

Lihat, aku bukan satu-satunya yang berpikir begitu, lihat komentar-komentar yang ada yang mengatakan Dia harus berhati-hati dalam berteman.

Oh, Dia membalas beberapa komentar tersebut.

“Ampunilah mereka, seperti Aku telah mengampunimu.”

Tidak akan. Bagaimana mungkin kamu mengampuni penjahat seperti dia?

*scroll*

Oh, ada makin banyak postingan tentang pengampunan. Dan mencari kehendak-Nya… oke oke. Oke, cukup. Ini seperti, Dia ingin menjadi temanmu, lalu Dia memberikan semua hal yang Dia ingin kamu lakukan.

Aku akan tetap pergi ke kebaktian Minggu saja.

Mungkin aku perlu kasih dia beberapa *like* lagi supaya Dia senang, sehingga Dia tidak memperhatikanku lagi.

*like* *like* *like*

Hei, Yesus baru saja mengirimiki pesan!

Hmmm, Dia ingin tahu kabarku dan mengajakku bertemu.

Aku sudah punya banyak pertemuan yang lain saat ini. Dan bagaimana kalau nanti Dia bertanya kenapa aku tidak melayani di gereja? Oh…

Lebih baik aku jangan balas cepat-cepat. Biar kupikirkan dulu.

*log out*

Apakah Kamu Berkoneksi Melalui Teknologi?

Berkolaborasi dengan ilustrator Wan Xiang
Material: Ilustrasi Pensil dan Edit Digital

Apakah Kamu Berkoneksi Melalui Teknologi? Kita tidak dapat memungkiri dampak positif dari teknologi. Suka atau tidak, teknologi telah masuk ke dalam banyak aspek dalam hidup kita.
Sekarang inilah pertanyaan besarnya: Bagaimana kamu menggunakan teknologi?

apakah-kamu-berkoneksi-melalui-teknologi-01
Pernahkah kamu kencan tanpa membawa ponselmu? Mungkin percakapanmu akan menjadi sangat berbeda.

Apakah teknologi telah menggantikan interaksi tatap muka yang begitu berharga?

apakah-kamu-berkoneksi-melalui-teknologi-02
Kapan terakhir kali kamu Skype atau Facetime dengan seorang teman atau orang yang kamu kasihi? Tidakkah luar biasa melihat mereka dapat terlihat begitu dekat meskipun terpisah 10.000 mil?

Apakah teknologi membantumu untuk terhubung dengan hidup orang lain?

apakah-kamu-berkoneksi-melalui-teknologi-03
Malas pergi keluar rumah? Telepon saja layanan pesan antar dan tadaaaa – makanan telah siap di depan pintu rumahmu!

Apakah teknologi telah membuat hal-hal menjadi lebih mudah atau membuat kita malas?

apakah-kamu-berkoneksi-melalui-teknologi-04
Apakah hal pertama yang kamu lakukan ketika pulang dari sekolah atau kantor? Bersandar di sofa? Tanpa kamu sadari, satu jam telah berlalu…

Apakah teknologi telah mengambil alih hidup kita?

Bagaimana Seandainya Tidak Ada Gereja?

Bagaimana seandainya tidak ada gereja?
Bagaimana jika bangunan yang kita sebut gereja dirobohkan oleh pemerintah atau hancur karena bencana alam?
Bagaimana jika tidak ada lagi organisasi-organisasi “gereja”?
Bagaimana jika tidak ada lagi para pengurus yang mempersiapkan kebaktian mingguan atau tidak ada lagi pengkhotbah yang mengajar?
Apa yang akan kamu lakukan?

Akankah kamu masih akan bertemu… untuk berdoa dan menyembah Tuhan bersama?
bagaimana-seandainya-tidak-ada-gereja-01

Tuhan menginginkan kita untuk menyembah Dia baik secara pribadi maupun bersama di dalam sebuah komunitas. Mengapa? Karena “kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.” (Roma 12:5). Penggambaran tentang pengikut-pengikut Kristus ini akan menjadi tidak berarti jika kita menyembah Tuhan sendiri-sendiri saja.

Akankah kamu masih akan bertemu… untuk belajar firman Tuhan bersama?
bagaimana-seandainya-tidak-ada-gereja-02

Kamu mungkin dapat membaca banyak tafsiran Alkitab dan bahan pendalaman Alkitab, tapi kemudian kamu akan menyadari bahwa kamu membutuhkan bantuan untuk memahami firman Tuhan dengan lebih baik, dan bimbingan untuk mengaplikasikannya di dalam hidupmu.

Akankah kamu masih akan bertemu… untuk saling membantu, menguatkan, dan membangun satu sama lain?
bagaimana-seandainya-tidak-ada-gereja-03

Perjalanan hidup pengikut Kristus akan melalui berbagai cobaan, kesukaran, dan tantangan, yang berarti itu akan sulit untuk dijalani sendirian. Ada masa-masa di mana kita membutuhkan suara sesama kita, pelukan yang menghibur kita, atau sebuah telinga yang mau mendengarkan kita, untuk menolong kita melalui masa-masa tersulit kita dan mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian.

Akankah kamu masih akan bertemu… untuk bersekutu bersama?bagaimana-seandainya-tidak-ada-gereja-04

Kecuali kamu adalah seorang pertapa atau seorang yang sangat antisosial, kamu akan membutuhkan kebersamaan bersama dengan teman-teman kita. Bukan hanya untuk di masa duka, tapi juga di masa suka.

Akankah kamu masih akan bertemu… untuk menyambut petobat baru ke dalam tubuh Kristus?
bagaimana-seandainya-tidak-ada-gereja-05
Persekutuan akan menyambut petobat baru, memperkenalkannya ke anggota-anggota tubuh Kristus yang lain dan menunjukkan kepadanya bahwa dia juga adalah bagian dari kesatuan dari mereka yang percaya kepada Tuhan yang sama dan yang akan menguatkan dia untuk menjalani hari-hari ke depan.

Apa Gaya Spiritualmu?

Kita semua melayani dan menyembah Tuhan yang sama, tetapi sadarkah kamu bahwa setiap orang berelasi dengan Tuhan dengan cara yang berbeda-beda? Tuhan menciptakan kita semua dengan unik, memungkinkan kita untuk berhubungan atau mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara-cara tertentu.

Manakah dari 9 gaya spiritual ini yang paling mengidentifikasi dirimu? Mari temukan keunikan yang telah Tuhan berikan kepada kita masing-masing dan mendukung saudara dan saudari kita dalam keunikan mereka.

apa-gaya-spiritualmu-01

Kamu mengagumi keindahan ciptaan dan merasa dirimu dekat dengan Tuhan saat ada dalam suasana tenteram.

apa-gaya-spiritualmu-02

Kamu berhubungan dengan Allah melalui suara yang kamu dengar, pandangan yang kamu lihat, bau yang kamu hirup, dan rasa yang kamu kecap.

apa-gaya-spiritualmu-03

Kamu disiplin dengan imanmu dan memaknai kehadiran dalam ibadah gereja, persembahan persepuluhan, dan menjaga hari Sabat sebagai hal yang sangat penting.

apa-gaya-spiritualmu-04

Kamu lebih memilih untuk berdoa sendirian dalam ruangan yang senyap, jauh dari kebisingan dunia.

apa-gaya-spiritualmu-05

Kamu melayani Tuhan melalui kegiatan-kegiatan sosial. Kamu lebih memilih untuk berada dalam komunitas besar dan disegarkan melalui interaksi dengan mereka.

apa-gaya-spiritualmu-06

Kamu senang untuk memperhatikan kebutuhan orang lain. Kamu memaknai pelayanan kepada orang lain sebagai pelayanan kepada Yesus.

apa-gaya-spiritualmu-07

Kamu antusias dengan imanmu dan menunjukkannya dengan sukacita melalui tarian atau gerakan.

apa-gaya-spiritualmu-08

Kamu menganggap bahwa mengasihi Tuhan itu sangat penting, lebih dari tindakan ketaatan.

apa-gaya-spiritualmu-09

Kamu menikmati proses pembelajaran sesuatu yang baru tentang Tuhan. Hal ini membuatmu menghargai Tuhan lebih lagi.

Bagikan apa gaya spiritualmu di kolom komentar di bawah ini!

*Proyek ini didasarkan pada buku “Sacred Pathways” yang ditulis oleh Gary Thomas dalam topik “Temukan gaya spiritual Anda”.

Aneka Rasa dalam Kehidupan

Hidup itu seperti nano-nano dalam iklan permen yang sangat populer di tahun 90-an: manis-asam-asin, ramai rasanya. Adakalanya hidup bahkan bisa terasa pahit seperti obat, atau membuat kita ingin menangis seperti saat kebanyakan makan merica. Rasa apa yang dominan dalam hidupmu saat ini? Mungkin kamu tidak menyukai rasa itu tetapi tidak berarti kamu harus menyerah. Dengan sedikit madu misalnya, obat yang pahit dapat tetap kita minum.

Demikian juga, dengan beberapa kiat kreatif yang disajikan dalam Media Kamu bulan ini, kami berharap kamu bisa tetap semangat menjalani hidup dalam aneka rasanya.

aneka-rasa-dalam-kehidupan-01

aneka-rasa-dalam-kehidupan-02

aneka-rasa-dalam-kehidupan-04

aneka-rasa-dalam-kehidupan-03

Pengakuan Seorang Kristen Praktis

Tepat saat suapan pertama mendarat di mulutku, tiba-tiba aku teringat sesuatu. Detik berikutnya sebuah pertanyaan terlontar di kepalaku, “Tadi sudah doa belum ya?”

Aku suka membuka Alkitabku secara acak. Jika firman itu menyenangkan untukku, maka aku membacanya berulang-ulang. Tetapi jika sepertinya bukan untukku, aku lebih sering melewatkannya.

Pergi ke Gereja adalah acara wajibku setiap hari Minggu. Itu adalah hari aku berbakti dan memuji Allahku. Lega rasanya setelah ibadah, seperti telah menyelesaikan kewajibanku.

Hari ini sibuk sekali, banyak yang harus kulakukan. Tiba-tiba jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Badanku capai sekali, segera aku membaringkan diri dan berdoa, “Ya, Tuhanku…”. Aku tidak ingat lagi kata-kataku selanjutnya.

pengakuan-seorang-kristen-praktis-2-01

Tepat saat suapan pertama mendarat di mulutku, tiba-tiba aku teringat sesuatu. Detik berikutnya sebuah pertanyaan terlontar di kepalaku, “Tadi sudah doa belum ya?”

Doa sebelum makan seolah hanya menjadi mantra yang wajib kita ucapkan dan kita akan merasa bersalah jika melewatkannya. Padahal doa sebelum makan juga adalah momen berelasi dengan Allah.

Pernahkah kamu mengalaminya?

pengakuan-seorang-kristen-praktis-2-02

Pagi-pagi aku berlari menuju kampus mengejar kuliah pertama. Selesai kelas, rapat acara jurusan sudah menantiku. Setelah itu dilanjut dengan kelas lagi. Malam ini dihabiskan dengan rapat acara ulang tahun Gereja. Sesampainya di rumah, seorang teman yang baru putus dari pacarnya meneleponku hingga larut. Ah, hari yang luar biasa! Segera aku membersihkan diri dan bersiap untuk beristirahat. Begitu menyentuh kasur, tubuhku langsung rebah, ah nikmatnya kasurku! Oh, aku belum berdoa, segera aku menyapa-Nya, “Ya, Tuhanku,…..”

Aku tidak ingat lagi kata-kataku selanjutnya, tiba-tiba matahari sudah membangunkanku lagi.

Pernahkah kamu mengalaminya?

pengakuan-seorang-kristen-praktis-2-03

Kubuka Alkitabku secara acak, Mazmur 23 (TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku,…) terbentang di hadapanku. Wah, ini ayat yang pas sekali untukku. Selesai membacanya, aku penasaran dengan apa yang akan Tuhan katakan lagi padaku melalui firman-Nya. Kubuka lagi bagian lain secara acak. Kali ini aku mataku membaca Roma 12:20 (Tetapi jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!…..). Ah, ayat ini jelas bukan untukku, ini cocok sekali untuk temanku.

Saat membaca Alkitab, secara otomatis pikiranku menyeleksinya, ada ayat untukku, ada ayat untuk orang lain.

Pernahkah kamu mengalaminya?

pengakuan-seorang-kristen-praktis-2-04

Setiap hari Minggu aku bangun lebih pagi dari biasanya, menyiapkan diri, berpakaian rapi dan berangkat ke Gereja. Aku selalu menikmati waktu bernyanyi memuji Tuhan dalam kebaktian. Aku mengikuti semua liturgi dengan sungguh-sungguh. Selesai ibadah, aku merasa lega seolah telah menyelesaikan kewajibanku memuji Tuhan.

Pernahkah kamu mengalaminya?

Temukan bagaimana seharusnya kita memaknai hidup kita dalam artikel “Pengakuan Seorang Kristen Praktis“.

Mengapa Hidup Harus Jadi Begini? (Bagian 5)

Surga vs Neraka
Alam yang rusak.
Kematian mengintai semua orang.
Umat manusia tidak pernah lepas dari penderitaan.
Kesusahan dan peperangan tidak ada habisnya.
Kita tidak bisa menutup mata dan berkata semuanya baik-baik saja.
Hari ini kita harus mulai bertanya dan mencari jawabannya.

Heaven-vs-Hell

Serial Kolase Digital
Judul: Mengapa Hidup Harus Jadi Begini?
Deskripsi: Hidup penuh dengan hal-hal yang tidak terduga. Ada hari-hari-hari yang tenang, ada hari-hari penuh badai. Terkadang indah, terkadang membosankan. Sebagian orang memiliki tubuh yang sehat dan umur panjang, sebagian lagi sakit-sakitan dan mati muda. Pernahkah kita berhenti sejenak dan bertanya mengapa hidup harus jadi begini?
Bagian 1: Alam yang indah vs Alam yang rusak
Bagian 2: Kehidupan vs Kematian
Bagian 3: Kesehatan vs Penderitaan
Bagian 4: Kedamaian vs Peperangan
Bagian 5: Surga vs Neraka