Pengakuan Seorang Kristen Praktis

Tepat saat suapan pertama mendarat di mulutku, tiba-tiba aku teringat sesuatu. Detik berikutnya sebuah pertanyaan terlontar di kepalaku, “Tadi sudah doa belum ya?”

Aku suka membuka Alkitabku secara acak. Jika firman itu menyenangkan untukku, maka aku membacanya berulang-ulang. Tetapi jika sepertinya bukan untukku, aku lebih sering melewatkannya.

Pergi ke Gereja adalah acara wajibku setiap hari Minggu. Itu adalah hari aku berbakti dan memuji Allahku. Lega rasanya setelah ibadah, seperti telah menyelesaikan kewajibanku.

Hari ini sibuk sekali, banyak yang harus kulakukan. Tiba-tiba jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Badanku capai sekali, segera aku membaringkan diri dan berdoa, “Ya, Tuhanku…”. Aku tidak ingat lagi kata-kataku selanjutnya.

pengakuan-seorang-kristen-praktis-2-01

Tepat saat suapan pertama mendarat di mulutku, tiba-tiba aku teringat sesuatu. Detik berikutnya sebuah pertanyaan terlontar di kepalaku, “Tadi sudah doa belum ya?”

Doa sebelum makan seolah hanya menjadi mantra yang wajib kita ucapkan dan kita akan merasa bersalah jika melewatkannya. Padahal doa sebelum makan juga adalah momen berelasi dengan Allah.

Pernahkah kamu mengalaminya?

pengakuan-seorang-kristen-praktis-2-02

Pagi-pagi aku berlari menuju kampus mengejar kuliah pertama. Selesai kelas, rapat acara jurusan sudah menantiku. Setelah itu dilanjut dengan kelas lagi. Malam ini dihabiskan dengan rapat acara ulang tahun Gereja. Sesampainya di rumah, seorang teman yang baru putus dari pacarnya meneleponku hingga larut. Ah, hari yang luar biasa! Segera aku membersihkan diri dan bersiap untuk beristirahat. Begitu menyentuh kasur, tubuhku langsung rebah, ah nikmatnya kasurku! Oh, aku belum berdoa, segera aku menyapa-Nya, “Ya, Tuhanku,…..”

Aku tidak ingat lagi kata-kataku selanjutnya, tiba-tiba matahari sudah membangunkanku lagi.

Pernahkah kamu mengalaminya?

pengakuan-seorang-kristen-praktis-2-03

Kubuka Alkitabku secara acak, Mazmur 23 (TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku,…) terbentang di hadapanku. Wah, ini ayat yang pas sekali untukku. Selesai membacanya, aku penasaran dengan apa yang akan Tuhan katakan lagi padaku melalui firman-Nya. Kubuka lagi bagian lain secara acak. Kali ini aku mataku membaca Roma 12:20 (Tetapi jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!…..). Ah, ayat ini jelas bukan untukku, ini cocok sekali untuk temanku.

Saat membaca Alkitab, secara otomatis pikiranku menyeleksinya, ada ayat untukku, ada ayat untuk orang lain.

Pernahkah kamu mengalaminya?

pengakuan-seorang-kristen-praktis-2-04

Setiap hari Minggu aku bangun lebih pagi dari biasanya, menyiapkan diri, berpakaian rapi dan berangkat ke Gereja. Aku selalu menikmati waktu bernyanyi memuji Tuhan dalam kebaktian. Aku mengikuti semua liturgi dengan sungguh-sungguh. Selesai ibadah, aku merasa lega seolah telah menyelesaikan kewajibanku memuji Tuhan.

Pernahkah kamu mengalaminya?

Temukan bagaimana seharusnya kita memaknai hidup kita dalam artikel “Pengakuan Seorang Kristen Praktis“.

Bagikan Konten Ini
0 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *