Diterangi oleh Kasih

Ilustrasi oleh: Chin

“Dikasihi”, itulah salah satu kebutuhan kita sebagai manusia.

Kita ingin agar orang-orang di sekitar kita mengasihi kita. Kita ingin kehadiran kita dirindukan, kita ingin pekerjaan kita diapresiasi, dan kita pun ingin dikuatkan setiap kali kita merasa lemah.

Tapi, seringkali pencarian kita akan kasih itu malah membuat kita kecewa, sebab kita mencari kasih itu dari sesama manusia yang pada dasarnya berdosa. Kasih yang diberikan oleh manusia tidak dapat mengisi ruangan yang kosong dalam hati kita.

Kita lupa bahwa Allah adalah kasih, dan kasih yang sejati hanya bisa kita dapatkan dari pada-Nya. Allah telah memberikan kita kasih yang agung, melalui pengorbanan Yesus yang menjadi pendamaian bagi dosa-dosa kita (1 Yohanes 4:7-10).

Ketika kita menerima kasih dari Allah, tidak hanya ruangan kosong dalam hati kita akan terisi, tetapi kita pun akan dimampukan-Nya untuk meneruskan kasih itu kepada orang lain.

Berjaga-jagalah!

Kamis, 4 April 2019

Berjaga-jagalah!

Baca: 1 Petrus 5:6-11

5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

5:9 Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

5:10 Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.

5:11 Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. —1 Petrus 5:8

Berjaga-jagalah!

Saya tumbuh besar di kawasan selatan Amerika Serikat yang bersuhu hangat, sehingga ketika saya pindah ke wilayah utara, dibutuhkan waktu cukup lama untuk beradaptasi. Saya perlu membiasakan diri mengemudi dengan aman semasa musim dingin yang panjang dan bersalju. Pengalaman musim dingin pertama saya sangatlah berat, sampai tiga kali mobil saya terjebak dalam gundukan salju! Namun setelah bertahun-tahun latihan, saya akhirnya terbiasa dan merasa nyaman berkendara di jalanan musim dingin yang licin. Adakalanya saya justru terlalu nyaman sehingga tidak lagi waspada. Pada saat itulah, mobil saya tergelincir di jalanan beraspal yang berlapis es tipis hingga menabrak tiang telepon di pinggir jalan!

Syukurlah, tidak ada yang terluka dalam peristiwa itu, tetapi saya mempelajari satu hal penting pada hari itu. Betapa berbahayanya bila kita merasa terlalu nyaman. Alih-alih waspada, saya justru lengah dan membiarkan mobil lepas kendali.

Kita perlu menerapkan kewaspadaan yang sama dalam kehidupan rohani kita. Rasul Petrus memperingatkan orang-orang percaya untuk tidak menjalani hidup ini dengan lengah, melainkan dengan tetap berjaga-jaga (1ptr. 5:8). Iblis bekerja aktif untuk menghancurkan kita, sehingga kita juga perlu aktif melawan godaan dan berdiri teguh dalam iman kita (ay.9). Kita tidak perlu melakukannya seorang diri karena Allah berjanji akan menyertai kita dalam penderitaan, dan pada akhirnya “meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan” kita (ay.10). Dengan kuasa Allah, kita belajar untuk tetap waspada dan berjaga-jaga dalam melawan godaan dan setia mengikut Dia. —Amy Peterson

WAWASAN

Ada pepatah yang berkata, “Pilihan-pilihan bijak didapat dari pengalaman, dan pengalaman didapat dari pilihan-pilihan yang salah.” Barangkali, nasihat bijaksana yang Petrus berikan dalam bacaan hari ini dipelajarinya lewat malam tergelap dalam hidupnya, yaitu ketika ia memilih untuk menyangkal Yesus. Nasihat untuk rendah hati (1 Petrus 5:6) bertolak belakang dengan bualan kesombongan Petrus yang mengaku bersedia mati bersama Yesus (Lukas 22:33). Bukannya berjaga-jaga (1 Petrus 5:8), Petrus malah tidur ketika ia seharusnya berdoa di Getsemani (Lukas 22:54-62). Bukannya berdiri teguh (1 Petrus 5:8-9), Petrus bahkan mengaku tidak mengenal Tuhannya (Lukas 22:54-62). Apakah tanggapan Allah terhadap kegagalan Petrus? Kasih karunia (1 Petrus 5:10). Mungkin, pelajaran terbesar yang Petrus dapatkan berasal dari kegagalan terburuknya. —Bill Crowder

Bagian apa dalam hidup Anda yang menuntut Anda untuk lebih waspada? Dengan cara apa Anda dapat tetap waspada dalam mengikut Yesus?

Tuhan, tolong aku untuk tidak terlena atau terlalu nyaman dalam kehidupan rohaniku. Tolong aku untuk tetap waspada dan bertahan melawan godaan!

Bacaan Alkitab Setahun: Rut 1–4; Lukas 8:1-25

Handlettering oleh Septianto Nugroho