Berjaga-jagalah!

Kamis, 4 April 2019

Berjaga-jagalah!

Baca: 1 Petrus 5:6-11

5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

5:9 Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

5:10 Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.

5:11 Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. —1 Petrus 5:8

Berjaga-jagalah!

Saya tumbuh besar di kawasan selatan Amerika Serikat yang bersuhu hangat, sehingga ketika saya pindah ke wilayah utara, dibutuhkan waktu cukup lama untuk beradaptasi. Saya perlu membiasakan diri mengemudi dengan aman semasa musim dingin yang panjang dan bersalju. Pengalaman musim dingin pertama saya sangatlah berat, sampai tiga kali mobil saya terjebak dalam gundukan salju! Namun setelah bertahun-tahun latihan, saya akhirnya terbiasa dan merasa nyaman berkendara di jalanan musim dingin yang licin. Adakalanya saya justru terlalu nyaman sehingga tidak lagi waspada. Pada saat itulah, mobil saya tergelincir di jalanan beraspal yang berlapis es tipis hingga menabrak tiang telepon di pinggir jalan!

Syukurlah, tidak ada yang terluka dalam peristiwa itu, tetapi saya mempelajari satu hal penting pada hari itu. Betapa berbahayanya bila kita merasa terlalu nyaman. Alih-alih waspada, saya justru lengah dan membiarkan mobil lepas kendali.

Kita perlu menerapkan kewaspadaan yang sama dalam kehidupan rohani kita. Rasul Petrus memperingatkan orang-orang percaya untuk tidak menjalani hidup ini dengan lengah, melainkan dengan tetap berjaga-jaga (1ptr. 5:8). Iblis bekerja aktif untuk menghancurkan kita, sehingga kita juga perlu aktif melawan godaan dan berdiri teguh dalam iman kita (ay.9). Kita tidak perlu melakukannya seorang diri karena Allah berjanji akan menyertai kita dalam penderitaan, dan pada akhirnya “meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan” kita (ay.10). Dengan kuasa Allah, kita belajar untuk tetap waspada dan berjaga-jaga dalam melawan godaan dan setia mengikut Dia. —Amy Peterson

WAWASAN

Ada pepatah yang berkata, “Pilihan-pilihan bijak didapat dari pengalaman, dan pengalaman didapat dari pilihan-pilihan yang salah.” Barangkali, nasihat bijaksana yang Petrus berikan dalam bacaan hari ini dipelajarinya lewat malam tergelap dalam hidupnya, yaitu ketika ia memilih untuk menyangkal Yesus. Nasihat untuk rendah hati (1 Petrus 5:6) bertolak belakang dengan bualan kesombongan Petrus yang mengaku bersedia mati bersama Yesus (Lukas 22:33). Bukannya berjaga-jaga (1 Petrus 5:8), Petrus malah tidur ketika ia seharusnya berdoa di Getsemani (Lukas 22:54-62). Bukannya berdiri teguh (1 Petrus 5:8-9), Petrus bahkan mengaku tidak mengenal Tuhannya (Lukas 22:54-62). Apakah tanggapan Allah terhadap kegagalan Petrus? Kasih karunia (1 Petrus 5:10). Mungkin, pelajaran terbesar yang Petrus dapatkan berasal dari kegagalan terburuknya. —Bill Crowder

Bagian apa dalam hidup Anda yang menuntut Anda untuk lebih waspada? Dengan cara apa Anda dapat tetap waspada dalam mengikut Yesus?

Tuhan, tolong aku untuk tidak terlena atau terlalu nyaman dalam kehidupan rohaniku. Tolong aku untuk tetap waspada dan bertahan melawan godaan!

Bacaan Alkitab Setahun: Rut 1–4; Lukas 8:1-25

Handlettering oleh Septianto Nugroho

Bagikan Konten Ini
26 replies
  1. SinuTukan
    SinuTukan says:

    Aku memilih untuk kembali kepada Tuhan setelah merasakan betapa besar cinta yang telah Ia berikan dalam diri Ayah. Hal ini tak pernah aku sadari sebelumnya dan kepergian Ayah membuka pikiran bahwa “Aku telah menyia nyiakan berkat Tuhan yang telah ku terima dalam diri Ayah yang begitu luar biasa mencintai kami anak anaknya”. Ayah telah menanamkan benih kebaikan dan ayah pergi agar benih itu dirawaat dan dipanen oleh kami anak2nya. Terima kasih ayah.

  2. Aldrin
    Aldrin says:

    Saya jga merasakan Hal yang sama yg dirasakn orang itu,ttapi dari situ sya bljar untuk tidak selalu berada di zona yg nyaman dn sya ttap harus berjaga jaga. Amin

  3. Aren Siahaan
    Aren Siahaan says:

    Amin,, terpujilah Tuhan yg selalu menyertai kita dan menguatkan iman kita,, agar kita tetap bertahan terhadap godaan – godaan yg datang kpd kita dan iman kita tetap teguh kepada Tuhan. God Bless..

  4. Nama
    Nama says:

    ° bagian dalam hidup saya, ketika saya jatuh dalam dosa yang sama terus – menerus sehingga menuntun saya untuk lebih waspada.

    ° Dengan cara selalu bersyukur kepada Tuhan, untuk hal – hal baik Dia berikan seperti makanan, kesehatan, bahkan pertolongan – Nya. Tidak lupa selalu merenungkan firma Tuhan dan berdoa setiap hari.

    Ps : terima kasih kakak – kakak warungsate, yang selalu rutin memberikan artikel/ renungan yang bagus, semoga kakak – kakak selalu sehat dan selalu di berkati 🙂

  5. novie
    novie says:

    yes! terkadang kita terbuai dalam keadaan yang nyaman sehingga membuat kita apa yang kita lakukan ini yang terbaik buat Tuhan tapi nyatanya utk kesenangan kita ????.
    terima kasih utk renungan ya

  6. Yusuf Eppang
    Yusuf Eppang says:

    I Petrus 5 : 8
    Memberikan motivasi dlm menjalani kehidupan ini utk senantiasa waspada.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *