Suasana yang Membangun
Minggu, 17 Februari 2019
Baca: Roma 15:1-7
15:1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
15:2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
15:3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: “Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku.”
15:4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
15:5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus,
15:6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
15:7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. —Roma 15:2
Saya bersemangat setiap kali masuk ke pusat kebugaran dekat rumah kami. Tempat yang ramai itu penuh dengan orang-orang yang berusaha meningkatkan kesehatan dan kekuatan fisik mereka. Tulisan-tulisan yang dipajang di sana mengingatkan kami untuk tidak saling menghakimi, tetapi justru mendorong kami untuk memberikan kata-kata dan sikap yang menyemangati upaya orang lain.
Itu sangat tepat menggambarkan kehidupan rohani yang seharusnya kita jalani! Mungkin ada sebagian dari kita yang sedang berupaya untuk berubah dan bertumbuh dalam iman, tetapi kadangkala merasa tidak termasuk dalam komunitas karena kerohanian yang belum matang dan tidak sedewasa saudara-saudara seiman yang lain.
Paulus memberikan nasihat yang tegas dan singkat ini: “Nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu” (1Tes. 5:11). Kepada orang percaya di Roma, Paulus berkata, “Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya” (Rm. 15:2). Dengan menyadari kemurahan hati Bapa kepada kita, marilah kita meneruskan kemurahan itu kepada orang lain lewat perkataan dan perbuatan kita.
Ketika kita “menerima satu sama lain dengan senang hati” (Rm. 15:7 BIS), marilah kita juga mempercayakan pertumbuhan rohani kita kepada Allah dan karya Roh Kudus-Nya. Selagi kita berusaha mengikut Dia setiap hari, kiranya kita menciptakan suasana yang membangun bagi saudara-saudari seiman kita, karena mereka juga sedang berusaha untuk bertumbuh dalam iman. —Dave Branon
Tuhan, tolong aku untuk menyemangati orang lain yang kutemui hari ini. Bimbinglah aku untuk tidak mengucapkan hal-hal yang mengecilkan hati, melainkan memacu mereka untuk hidup semakin dekat kepada-Mu dalam kasih-Mu.
Kata-kata yang membangun dapat menguatkan orang untuk tetap maju di saat mereka hampir menyerah.
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 21-22; Matius 28
Amin
.AmiN.
amin
Aminnnn
amin
amin
amin hanya Tuhan yg mampu lakukan semuanya.
Amin..
Amin
haleluyah amin
Amin
Selamat hari minggu
God Bless
amin.
amin
Tolong aq Tuhan untuk mampu Engkau pakai..Amin
Amin
Ajar kami ya Tuhan untuk menjadi seturut kehendakMu. amin
ketika kata menjelma sebagai kertas kosong,
tak akan ada arti dan tak ada makna,
tak akan ada penghakiman dan tak ada penopangan.
karna kata adalah kata,
sebuah kertas kosong,
yang menuliskan rasa dan emosi pengucap.
Tuhan Yesus bimbinglah kami agar slalu berjalan dijalan Mu
AMIM
AMIN
Mampukanku ya Bapa untuk menjadi berkat bagi orang lain melalui tutur kata positif yang membangun dan tingkah laku yang menjadi teladan amin.
Tapi tidak dipaksa. Kita boleh mengaku sama-sama pengikut Kristus, tapi pondasi iman kita beda. Dalam Alkitab Tuhan perintahkan bangun rumah di atas batu, tapi kenyataannya Kristen sekarang di bangun di atas pasir. Saya tidak mau menjelaskan masalahnya dimana, biarlah waktu yg jadi guru terbaik. Jika mau berubah, berubahlah, jika masih tetap merasa paling benar, silahkan teruskan. Atau berdoalah, tapi kenyataannya suara Tuhan tidak mampu manusia dengar, apa masalahnya, silahkan renungkan.
Amen
GBu n fam
Amin