Malam Kudus bagi Jiwa

Jumat, 22 Desember 2017

Malam Kudus bagi Jiwa

Baca: 2 Korintus 5:14-21

5:14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.

5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

5:16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.

5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. —2 Korintus 5:17

Malam Kudus bagi Jiwa

Lama sebelum Joseph Mohr dan Franz Gruber menciptakan lagu Natal “Silent Night” (Malam Kudus) yang terkenal, Angelus Silesius telah menulis puisi berikut:

Lihatlah! Di malam kudus telah lahir Anak Allah,
yang tersesat dan terabaikan pun selamatlah.
Maukah, hai manusia,
alami malam kudus dalam jiwamu,
Allah lahir di dalammu dan pulihkanmu.

Silesius, seorang biarawan asal Polandia, menerbitkan puisi tersebut pada tahun 1657 dalam buku The Cherubic Pilgrim (Perjalanan Malaikat). Dalam ibadah malam Natal tahunan di gereja kami, dengan indahnya paduan suara melantunkan lagu berjudul “Maukah Alami Malam Kudus dalam Jiwamu” yang terinspirasi dari puisi karya Silesius.

Dua sisi misteri dalam Natal adalah Allah menjadi sama dengan kita supaya kita dapat menjadi satu dengan-Nya. Yesus menderita segala sesuatu yang ternoda supaya kita dapat disucikan. Oleh karena itu, Rasul Paulus menulis, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya” (2Kor. 5:17-18).

Pada saat Natal, baik kita berkumpul bersama keluarga dan teman atau kita jauh dari semua yang kita rindukan, kita tahu pasti bahwa Yesus datang untuk lahir di dalam hati kita.

Maukah engkau jadi palungan sang bayi?
Di dalam hatimu Allah terlahir kembali.

—David C. McCasland

Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah lahir ke dalam dunia yang gelap ini supaya kami dapat lahir kembali ke dalam hidup dan terang-Mu.

Allah menjadi sama dengan kita supaya kita dapat menjadi satu dengan-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Mikha 6-7 dan Wahyu 13

Artikel Terkait:

Mimpi Buruk Menjelang Natal

Bagikan Konten Ini
22 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *