Mengikuti Sang Tuan

Selasa, 19 Agustus 2014

Mengikuti Sang Tuan

Baca: Bilangan 9:15-23

9:15 Pada hari didirikan Kemah Suci, maka awan itu menutupi Kemah Suci, kemah hukum Allah; dan pada waktu malam sampai pagi awan itu ada di atas Kemah Suci, kelihatan seperti api.

9:16 Demikianlah selalu terjadi: awan itu menutupi Kemah, dan pada waktu malam kelihatan seperti api.

9:17 Dan setiap kali awan itu naik dari atas Kemah, maka orang Israelpun berangkatlah, dan di tempat awan itu diam, di sanalah orang Israel berkemah.

9:18 Atas titah TUHAN orang Israel berangkat dan atas titah TUHAN juga mereka berkemah; selama awan itu diam di atas Kemah Suci, mereka tetap berkemah.

9:19 Apabila awan itu lama tinggal di atas Kemah Suci, maka orang Israel memelihara kewajibannya kepada TUHAN, dan tidaklah mereka berangkat.

9:20 Ada kalanya awan itu hanya tinggal beberapa hari di atas Kemah Suci; maka atas titah TUHAN mereka berkemah dan atas titah TUHAN juga mereka berangkat.

9:21 Ada kalanya awan itu tinggal dari petang sampai pagi; ketika awan itu naik pada waktu pagi, merekapun berangkatlah; baik pada waktu siang baik pada waktu malam, apabila awan itu naik, merekapun berangkatlah.

9:22 Berapa lamapun juga awan itu diam di atas Kemah Suci, baik dua hari, baik sebulan atau lebih lama, maka orang Israel tetap berkemah dan tidak berangkat; tetapi apabila awan itu naik, barulah mereka berangkat.

9:23 Atas titah TUHAN mereka berkemah dan atas titah TUHAN juga mereka berangkat; mereka memelihara kewajibannya kepada TUHAN, menurut titah TUHAN dengan perantaraan Musa.

Atas titah TUHAN mereka berkemah dan atas titah TUHAN juga mereka berangkat. —Bilangan 9:23

Mengikuti Sang Tuan

Pada sebuah pertunjukan anjing di dekat rumah saya, saya menyaksikan penampilan seekor anjing jenis corgi Cardigan Welsh bernama Trevor. Sesuai perintah sang tuan, Trevor berlari beberapa meter jauhnya dan kemudian kembali secepatnya, melompati sejumlah rintangan, dan mengenali benda-benda dengan menggunakan indera penciumannya. Setelah menyelesaikan setiap perintah, Trevor pun duduk di dekat kaki sang tuan dan menunggu perintah selanjutnya.

Perhatian Trevor yang cermat pada instruksi tuannya itu mengingatkan saya pada pengabdian yang Allah inginkan dari umat- Nya ketika mereka mengikuti Dia di sepanjang padang gurun. Allah memimpin mereka dengan cara yang unik, yakni hadir sebagai tiang awan. Jika awan naik, berarti Dia menghendaki umat-Nya berangkat dan pindah ke daerah lain. Jika awan turun, di sanalah mereka tinggal dan berkemah. “Atas titah TUHAN mereka berkemah dan atas titah TUHAN juga mereka berangkat” (Bil. 9:23). Bangsa Israel menaati instruksi itu siang dan malam, tanpa tahu berapa lama mereka harus tinggal di suatu tempat.

Allah bukan hanya sekadar menguji bangsa Israel; Dia sedang memimpin mereka menuju Tanah Perjanjian (10:29). Allah ingin membawa mereka menuju ke tempat yang lebih baik. Begitu juga dengan kita, ketika Allah memanggil kita untuk mengikuti-Nya. Dia ingin memimpin kita menuju pada suatu persekutuan yang lebih erat dengan-Nya. Firman Allah memberi kita jaminan bahwa dengan penuh kasih dan kesetiaan, Dia memimpin setiap orang yang rela mengikuti kehendak-Nya. —JBS

O betapa senang hidup dalam terang,
Beserta Tuhan di jalan-Nya,
Jika mau mendengar serta patuh benar;
Dan tetap berpegang pada-Nya. —Sammis
(Nyanyikanlah Kidung Baru, No. 116)

Allah meminta anak-anak-Nya untuk mengikuti Sang Pemimpin.

Bagikan Konten Ini
2 replies
  1. Daniel
    Daniel says:

    Dlm mengikut Tuhan kita harus senantiasa berjaga jaga, dan peka akan perimtah Tuhan kita..amin..makasih renungannya

  2. galih
    galih says:

    mengikuti TUHAN akan membuat hati kita selalu lebih terasa aman, tenang, dan damai sejahtera-Nya selalu menyertai kita semua senantiasa. Gbu us all. Amien

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *