Lihatlah Jumbai-Jumbai Itu
Jumat, 19 Juni 2015
Baca: Bilangan 15:37-41
15:37 TUHAN berfirman kepada Musa:
15:38 “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, turun-temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuh benang ungu kebiru-biruan.
15:39 Maka jumbai itu akan mengingatkan kamu, apabila kamu melihatnya, kepada segala perintah TUHAN, sehingga kamu melakukannya dan tidak lagi menuruti hatimu atau matamu sendiri, seperti biasa kamu perbuat dalam ketidaksetiaanmu terhadap TUHAN.
15:40 Maksudnya supaya kamu mengingat dan melakukan segala perintah-Ku dan menjadi kudus bagi Allahmu.
15:41 Akulah TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, supaya Aku menjadi Allah bagimu; Akulah TUHAN, Allahmu.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Jumbai itu akan mengingatkan kamu, apabila kamu melihatnya, kepada segala perintah TUHAN, sehingga kamu melakukannya. —Bilangan 15:39
Chaim Potok, seorang penulis ternama, memulai novelnya yang berjudul The Chosen (Yang Terpilih) dengan menggambarkan sebuah pertandingan bisbol antara dua tim berlatar belakang Yahudi di kota New York. Reuven Malter, tokoh utama dalam novel itu, memperhatikan bahwa pada seragam yang dikenakan para pemain lawan terdapat sebuah aksesori unik, yakni empat utas jumbai-jumbai panjang yang terjulur dari bawah kaos setiap pemain tim itu. Reuven mengenali jumbai-jumbai itu sebagai sebuah tanda ketaatan yang ketat pada hukum Allah di Perjanjian Lama.
Sejarah dari jumbai atau rumbai itu—disebut sebagai tzitzit—dimulai dengan sebuah pesan dari Allah. Melalui Musa, Allah memerintahkan umat-Nya untuk membuat jumbai-jumbai yang terdiri dari sejumlah benang biru pada keempat ujung pakaian mereka (Bil. 15:38). Allah berfirman, “Maka jumbai itu akan mengingatkan kamu, apabila kamu melihatnya, kepada segala perintah TUHAN, sehingga kamu melakukannya” (ay.39).
Sarana pengingat Allah bagi bangsa Israel kuno itu mirip dengan apa yang kita miliki sekarang. Kita bisa memandang Kristus yang dengan tekun menaati seluruh hukum bagi kita dan selalu menaati Bapa-Nya (Yoh. 8:29). Setelah menerima karya yang dilakukan-Nya bagi kita, sekarang kita mengenakan “Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan [tidak] merawat tubuh [kita] untuk memuaskan keinginannya” (Rm. 13:14). Memusatkan perhatian kepada Anak Allah akan menolong kita untuk menghormati Bapa kita di surga. —Jennifer Benson Schuldt
Tuhan Yesus, terima kasih telah menjadi teladan rohaniku. Tolonglah aku agar mengikuti jalan-Mu sehingga aku bisa menghormati dan menaati Allah dengan pertolongan Roh Kudus.
Apabila Kristus menjadi pusat hidupmu, kamu akan selalu memusatkan perhatian kepada-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun: Nehemia 12–13; Kisah Para Rasul 4:23-37
Puji Tuhan Yesus..Terima Kasih Tuhan Yesus..
Tuhan Yesus tuntun dan kuasailah diri kami dengan kuasa rohol kudusmu dalam menjalankan kehidupan ini agar tetap setia bersamamu dan menjalankan kendakmu sesuai firmanmu yg engkau berikan kepada kami, terima kasih bapa disurga, terpujilah namamu, Amin
Jesus is my focus..
Amin… Terima kasih Tuhan…
amin
jesus be the centre!
Amin.
Jika Tuhanku membimbing, dimanapun aq akan tetap tentram.
Ajar setiap kami untuk memfokuskan diri padaMu Tuhan dan mengesampingkan apa yg menjadi keinginan duniawi kita. yang kami butuhkan hanyalah naunganMu dihidup kami,Amin. Semngat 🙂
Lead me lord
amin…
Simbol-simbol fisik memang bagus untuk mengingatkan kita akan sesuatu. Tapi lebih baik lagi aapabila simbol kerohanian seperti Roh Kudus yang berdiam di hati orang yang Percaya. Roh Kudus yang mengingatkan kita akan segala kebenaran Firman Tuhan.
Seseorang punya lambang salib yang digantung di dinding rumah, itu tidak menjamin betapa dalamnya kerohanian orang itu. Kadang, tanda salib dijadikan sebagai mantera untuk mengusir roh jahat itu juga suatu kecerobohan orang kristen.
Jadikanlah Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita, sebagai fokus/pusat hidup kita, karena ketaatan kita hanya diterima di dalam Putra-Nya.
Kiranya Tuhan memberkati kita semua.
Thank YOU my Lord…
YOU’RE my everything…
jumbai itu apa sih??
@Dody: Jumbai-jumbai itu sama dengan rumbai-rumbai (seperti pada tepi kain atau selendang).